Chereads / Zennavy / Chapter 17 - 16. Si heboh dan Si rusuh (2)

Chapter 17 - 16. Si heboh dan Si rusuh (2)

Navy yang merasa di abaikan dan di kacangi langsung mendengkus kesal. Ia pun tanpa pikir panjang langsung merampas handphone Gavin membuat Gavin membelalakkan matanya tidak terima.

"Balikin Nav." Pinta Gavin tegas. Tapi Navy Menggeleng keras.

"Nggak. Kalo Hp Nya di balikin abang pasti bakalan fokus sama Hp abang,  ga sama gue. Lagian apa serunya sih di dalam Hp bang. Mending liatin muka ganteng gue aja lebih berfaedah dan yang pastinya bakal bikin lo iri sampe ke tulang-tulang liat betapa gantengnya wajah gue." Kenarsisan Navy kembali muncul ia dengan pongah menaikkan dagunya, serta mengedipkan sebelah mata ke hadapan Gavin.

Gavin yang semula melotot garang kini tengah mati-matian menahan tawanya agar tidak membuncah. Malu kan kalo sampe dia tertawa keras di tempat umum. Gavin masih punya urat malu omong-omong. Beda lagi dengan Navy, si Bontot di keluarga Rayannaka itu tidak tau malu, dan kerjaan nya cuma malu-maluin orang saja.

"Pptt.. geli anjay. Lo sama gue masih gantengan gue dek. Muka lo itu imut, bukan Ganteng, jangan terlalu ke pedean entar lo sakit hati." Timpal Gavin menggelengkan kepalanya tidak mengerti sembari memberikan nasihat kepada sang adik.

Navy yang di sebut imut oleh Gavin tentu saja tidak terima. Demi semvaknya yang bergambar Boboiboy Api, di lihat dari ujung sedotan pun muka dia ga ada imut-imutnya tapi ganteng. Catat Ganteng. Mata Abang sulungnya mungkin katarak kali ya, masa Cowok seganteng dia di bilang imut. Kurang garam dasar.

"Ga usah ke pedean. Muka abang tuh buluk kayak mukanya bang Vano. Beda lagi sama aku, aku tuh ganteng ga imut. Bahkan ganteng nya nyaingin ke gantengan nya V hyung."

Oke, kalo sudah mulai bawa-bawa boyband asal negeri gingseng. Gavin lebih memilih diam. Bukan apa-apa, Navy kalo sudah di hadapkan dengan dunia KPOP tuh anak pasti akan terus nyerocos sana sini mana dengan hujan lokal lagi. Maka dari itu, setelah Navy merampungkan ucapannya Gavin lebih memilih mengedarkan pandangan nya ke sekitar dengan mulut yang mengeluarkan siulan dan mengetuk-ngetuk meja menggunakan jari telunjuknya. Mengabaikan Navy yang masih saja berbicara panjang lebar.

Sedikit yang bisa Gavin tangkap tentang apa yang adiknya itu katakan bahwa ketampanan nya sekarang sudah di setarakan dengan Kim Seokjin, si Worldwide Handsome. Begitulah sekiranya yang Gavin pahami.

"Abang ngerti ga?."

"Hah?." Gavin mengerjapkan matanya polos dengan raut penuh tanya. Ngerti apa? Mendengarkan saja tidak.

Melihat Ekspresi kakak sulungnya yang terlihat Blank, Navy pun memajukan bibirnya beberapa Centi lantas mendengkus kesal.

"Selain mata Abang yang katarak ternyata telinga Abang juga budeg. Periksa gih ke dokter, takutnya abang kena komplikasi." Ucap Navy enteng seraya mengedikan bahunya acuh.

Ia tidak memperdulikan tatapan deathglare Gavin kepadanya.

"Enak aja lo kalo ngomong. Mana ada orang ganteng katarak sama budeg." Elak Gavin mengibaskan tangannya ke udara.

"Ada." Sewot Navy. Yang hampir saja membuat Jantung Gavin copot dari tempat yang seharusnya.

"Abang." Sambung Navy menunjuk Gavin.

Gavin yang tengah mengelus-ngelus dadanya langsung terhenti. Ia kembali melotot, lalu dengan tak kalah sewotnya Gavin pun menyahuti perkataan Navy. "Mana ada. Elo kali."

"Abang."

"Lo."

"Abang."

"Lo."

"Abang Setan."

"Lo monyet."

"Abang Bangke."

"Lo Mencit."

"Abang Gila."

"Lo stress."

"Abang sinting."

"Lo miring."

"Abang bau."

"Lo tai."

"Abang kerdus."

"Lo lemesh."

"Abang Buluk."

"Lo buruk rupa."

Beginilah akhirnya jika Gavin si rusuh di persatukan dengan Navy si Heboh. Perdebatan unfaedah mereka kini menjadi tontonan pengunjung warung mang Firlan. Tak banyak diantara mereka ada yang mengabadikan nya lewat ponsel. Aji mumpung katanya, kapan lagi ya kan liat cogan makan di warung pinggir jalan sambil adu mulut yang bukannya bikin rusuh malah bikin gemes. mana sekarang mereka lagi adu pelototan tak lupa mulut mereka yang belum berhenti mengeluarkan hinaan satu sama lain.

Mang Firlan yang hendak mengantarkan pesanan Gavin dan Navy-langganan nya pun membuang nafas kasar. Prediksi mang Firlan benar, Navy dan Gavin kalo pergi berdua pasti berakhir seperti ini. Mang Firlan pun menyerahkan dua piring ketoprak ke keponakannya, sementara ia mengambil dua timun di gerobaknya, mengabaikan perdebatan Gavin dan Navy yang kini berlanjut membanding-bandingkan ketampanan mereka.

"Aku yang paling ganteng di Keluarga Rayannaka. Jadi abang ga usah iri, muka-muka pas-pasan aja bangga."

"Dihh.. ga kebalik tuh. Muka lo bahkan di bawah rata-rata tapi songongnya minta ampun. Ngaca woyy.. muka lo tuh ga ada ganteng-gantengnya so nyadar diri dong gosah kepedean entar sakit hati."

"Abang aja yang kepedean, denger ya bang semua perempuan di sekolah aku pun mengakui kalo aku itu ganteng, ganteng, ganteng."

"Lo itu imut."

"KATA SIAPA HAH? GOSAH NGADI-NGADI."

"Gua ga ngadi-ngadi gue bicara fak mmmpph.." Ucapan Gavin terpenggal saat Sebuah timun masuk ke dalam mulutnya, tak jauh berbeda dengan Gavin. Mulut Navy pun di bungkam paksa dengan sebuah timun.

Kedua anak beda usia itu menoleh pada mang Firlan, Si pelaku yang memasukan timun ke dalam mulut mereka.

"Kalo kalian berisik lagi, selesai makan harus cuci piring mau?."

Gavin dan Navy sontak menggeleng cepat. Mana mau mereka dijadikan babu dadakan.

Di tempatnya Mang Firlan tersenyum puas. "Makanya jangan berisik. Ini ketoprak kalian jangan lupa dimakan." Mang Firlan menyodorkan kedua piring ketoprak ke hadapan langganan nya.

Gavin dan Navy refleks melepas timun yang menyumpal mulut mereka. Kemudian berseru dengan kompak.

"Makasih mang Firlan kesayangan Istrinya."

Mang Firlan terkekeh ia mengacungkan jempolnya lalu kembali ke gerobaknya untuk meladangi pembeli lainnya.

Dan bersyukurlah atas tindakan mang Firlan. Karena si Heboh dan si Rusuh kini tampak anteng memakan ketoprak mereka tanpa adanya yang bersuara.

"euuu..." sendawaan itu keluar dari mulut Navy yang baru saja menghabiskan ketoprak nya. perut kenyang membuat ia merasa senang tentunya. buktinya sekarang ia sedang senyum-senyum sendiri membayangkan Drakor mana yang akan ia pilih untuk di jadikan sebagai teman menghabiskan weekend nya.

"kenapa Lo? gila?" tanya Gavin setelah selesai minum lalu bibirnya ia usap menggunakan tisu. tampak elegan dan high class gaya Gavin tuh, mana setiap gerakannya terlihat wibawa di depan para pembeli mang Firman yang masih setia di tempat memperhatikan dua kakak beradik yang belum beranjak. mengabaikan Fakta bahwa laki-laki yang tengah para pembeli kagumi sempat beradu mulut dan melakukan kerusuhan disini.

Navy membulatkan matanya dengan sudut bibir kanannya yang terangkat ke atas. ga terima Navy tuh di sebut gila oleh Abang sulungnya.

"aku Gila? Abang kali Sinting."

Gavin hendak menimpali ucapan Navy, namun urung ketika mengingat tugas kuliahnya yang menumpuk di rumah. mengalihkan pembicaraan, Gavin pun mengeluarkan uang di saku celananya lalu menyerahkannya ke hadapan Navy.

"bayar gih, gue tunggu disini. jangan lama, tugas gue numpuk di rumah." ujar Gavin setelah Navy menerima uangnya dengan ogah-ogahan.

"hmm.."

lalu setelah Navy selesai membayar makanan mereka, kakak beradik itu pun langsung pergi. meninggalkan desah kecewa para pengunjung yang belum puas menikmati paras tampan mereka.

****