"Ckk.. malah ngebacot lagi. Cepetan lo semua mau pesen apa." Ujar Sagam yang merasa kesabaran nya mulai menipis.
"Gue Bakso, minumnya Floridina." Balas Zen.
"Gue samain kayak si Zen. Tapi minumnya teh pucuk aja." Timpal Erik.
"Lo berempat?." Tanya Sagam setelah ia menulis pesanan kedua sahabatnya di dalam Otak pintarnya.
Vano berdiri dari duduknya. Dan menatap Sagam tajam. "Navy biar gue yang pesenin." Dingin Vano. Sagam merotasikan bola matanya seraya berdecih.
"Terserah."
"Gam gue sama si David pesen Batagor kuah. Minumnya es lemon." Ujar Edo. Yang diangguki oleh Sagam.
"Bang Vano jangan lupa beli teh botol sosro dua yang dingin ya. Sama seblak yang pedes banget."
Mendengar pesanan Navy. Vano dan Sagam refleks mendelik tak suka.
"Ga usah aneh-aneh." Kata Sagam pelan.
"Oke. Gue pesenin. Dan jangan salahin gue kalo nanti di rumah bang Gevan atau bang Dami atau mungkin lebih parahnya Appa sama Bunda ngamuk sama lo." Jawab Vano tenang. Tidak tau saja, jika tubuh adiknya langsung menegang.
Seblak itu pantangan bagi Navy. Sebenarnya sih memakan seblak tidak akan membuat ia jatuh sakit. Hanya saja kadang orang tua dan saudara-saudaranya selalu membatasi makanan apa yang bisa dan tidak bisa dimakan Navy. Overprotektif begitulah gambaran nya.
Dengan hela nafas pasrah akhirnya Navy mengalah. "Ya udahlah terserah mau makan apa aja. Asal teh botol sosronya dua." Lesu Navy.
Vano mengangguk singkat. Kemudian ia dan Sagam pun beranjak pergi menuju stand-stand makanan.
Sepeninggal Vano dan Sagam. Suasana Di meja itu menjadi hening. Zen dan Erik sibuk Mabar. Begitupun dengan David dan Edo. Membuat Navy merasa tersisihkan. Saat tengah asyiknya melamun. Sayup-sayup Navy mendengar obrolan para siswi yang duduk di meja belakangnya.
"Aahh.. gila kenapa Taehyung ganteng banget."
"Ehh.. liat Namjoon juga ganteng njay."
"Jin dong. Si world wide handsome."
"Wagelasehh.. Jimin tarian nya."
"J-Hope bagus banget nge-dance nya. Gue kan jadi pengen ngehalalin."
"Jungkook keren anjir. Gila-gila gue klepek-klepek ma dia."
"BTS emang keren. ga usah di raguin lagi."
Navy mendelik kesal ke arah belakang. "Dasar Cabe. Seenak jidat ngegibahin hyung-hyung gue wahh ga bisa dibiarin nih."
"Mau kemana lo?." Tanya Zen ketika melihat Navy hendak pergi.
"Ngeberantas oknum-oknum yang udah ngegibahin sodara-sodara gue."
Zen mengerutkan keningnya bingung. Namun tak lama, ia pun membiarkan Navy pergi. Terserahlah.. bocah itu mau ngapain yang penting tidak menganggu ketenangan nya.
"Heh.. ladies lagi pada ngapain lo pada." Ucap Navy mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi.
Segerombolan siswi-siswi berkisar dua belas orang-an yang tengah menonton sesuatu di layar laptop. Refleks menoleh ke asal suara. Dimana Navy berdiri dengan gaya angkuhnya.
Dua belas siswi-siswi yang merupakan kakak kelasnya itu tersenyum lebar. "Ehh.. Navy. Sini-sini gabung." Ajak seorang perempuan berambut panjang. Navy tau siswi itu. Namanya Mareta kelas XII-IPS-3. Yang di gosipkan tengah dekat dengan Demi.
Dengan tidak melunturkan gaya angkuhnya, Navy berjalan mendekat lalu duduk di tengah-tengah antara Mareta dan perempuan yang tidak di kenalnya. Seketika mata dingin Navy berubah cerah, saat melihat layar laptop. Disana terpampang begitu jelas MV 'ON' yang sudah ia tonton di saat weekend beberapa waktu yang lalu.
"Lah anjirr lo pada lagi nonton MV ini?." Tanya Navy yang di angguki oleh kedua belas kakak kelasnya.
"Wahhh.. kuyy lah kita Nonton lagi." Ucap Navy semangat. Karena video tadi telah usai di tampilkan.
Mareta mengangguk sambil tersenyum. "ayok, kita juga mau nonton ulang MV nya." Lalu usai mengucapkan itu, Mareta pun mulai menyetel kembali MV tadi. Dan seketika jeritan dari kedua belas perempuan plus Navy terdengar bercampur dengan bisingnya kantin tentu seketika mereka menjadi pusat perhatian. ada yang memandang mereka dengan tatapan aneh, jengah maupun merasa terganggu dengan jeritan heboh mereka yang mengalahkan jeritan Tarzan di hutan.
"AAHHH.. GILA GILA MEREKA KEREN BANGET."
"UDAH BERKALI-KALI GUE NONTON INI. TAPI GUE GA PERNAH BOSEN, SAKING KERENNYA MEREKA."
"DEMI APAPUN MEREKA ITU VISUAL BANGET. UDAH MAH PINTER NYANYI, JAGO DANCE, BERBAKAT LAGI. TUH KAN JADI PENGEN NGAJAK MEREKA KE KUA."
"OHH.. JELASLAH MEREKA ITU BERBAKAT SECARA KAN MEREKA HYUNG-HYUNG GUE."
"HUWAA.. GILA-GILA ITU NIPLE NYA JIMIN KELIATAN OYY."
"JUNGKOOK JUGA HUWAA.."
"WAAA.. MUPENG AING OYY."
"ASTAGFIRULLOH MATA POLOS KU TERNODAI."
"SEKETIKA AKU HAMIL ONLINE EUY."
"HUWAA..."
"KYAAA..."
"PENGEN PINGSAN GUE PENGEN PINGSAN INI."
"OKSIGEN OYY OKSIGEN. GUE BUTUH OKSIGEN."
"KIM NAMJOON."
"KIM SEOKJIN."
"MIN YOONGI."
"JUNG HOSEOK."
"PARK JIMIN."
"KIM TAEHYUNG."
"JEON JUNGKOOK."
"BTS."
"HUWAAA..."
Yang paling heboh disana adalah Navy. Bahkan laki-laki itu refleks menjambak rambut Mareta saking gemasnya dia pada MV itu. Mareta pun tak mau kalah, ia bahkan ikut menjambak rambut Navy meskipun tidak sekencang yang dilakukan Navy padanya. Tapi percayalah aksi kedua ekhemm.. calon kakak-adik ipar ini mengundang banyak perhatian semua orang.
Bahkan Vano yang baru kembali dari acara pesan makanannya, langsung bersembunyi di balik punggung Sagam. Merasa malu mengakui jika laki-laki yang tengah di kerubungi oleh siswi-siswi itu adalah adiknya. Kehebohan hakiki mereka membuat seisi kantin terdiam dengan pandangan yang terarah pada meja Itu.
"Gam.. please. Bilang kalo si Navy bukan adek gue." Lirih Vano memelas.
Mendengar ucapan Vano. Sagam yang semula berwajah jutek melebarkan senyumnya. "Emang si Navy bukan Adek lo kok Van. Tenang aja." Balas Sagam dengan seringaian penuh misterinya.
"Anjing ah." Vano langsung menggeplak punggung Sagam kencang. Ia pindah posisi menghadap Sagam yang hanya berekspresi datar.
"Sekali lagi lo ngomong gitu. Gue bakal pastiin lo nyesel seumur hidup." Kecam Vano.
Sagam berdecih. Binar mata yang selalu dingin itu memancarkan kebencian kala menatap Vano. "Dan gue pastiin lo yang akan nyesel duluan sebelum gue. Zevano." Bisik Sagam Tajam.
Ia kemudian melenggang dari hadapan Vano yang sudah mengepalkan kedua tangan nya. "Dasar iblis."
"Den makanan nya diantar kemana?." Sapaan dari seorang bapak-bapak yang membawa makanan pesanannya itu menyadarkan Vano dari segala belenggu emosi yang melingkupi dirinya.
Vano membuang nafasnya kasar. Lalu menunjuk meja yang di tempati Sahabat-sahabatnya.
"Mang Asep bisa anterin ke meja itu. Saya mau ke toilet dulu."
Mang Asep mengangguk. Dan pergi menuju tempat yang di tunjuk Vano. Sedangkan Vano beranjak pergi keluar kantin. Meninggalkan kehebohan yang di perbuat sang adik disana sembari menggerutu, menyumpah serapahi Sagam tak lupa dengan mulutnya yang mulai mengabsen seisi kebun binatang.
"Anjing, dasar iblis lo pikir lo bisa ngerebut Navy dari gue. ga akan pernah, dan ga akan gue biarin lo ngambil Navy dari gue."
****