Chereads / Zennavy / Chapter 11 - 10. Kejahilan Navy

Chapter 11 - 10. Kejahilan Navy

Mendengar penuturan Dokter Vizan membuat tubuh sepasang suami istri itu menegang seketika. Bahkan Mona hanya bisa menahan tangisnya agar tidak pecah. Sungguh ia tidak ingin kembali dihadapkan pada sesuatu yang menyakitkan tentang bungsunya lagi. Cukup dua tahun yang lalu ia melihat sang bungsu kepayahan melawan penyakitnya. Dan sekarang ia tidak ingin kembali berhadapan dengan situasi kemelut itu.

Satu hal yang selalu Mona inginkan. Navy nya selalu bahagia. Tanpa adanya rasa sakit yang menghujam. Namun, sekarang apakah keinginan itu tidak akan terealisasikan?

Tidak. Mona menggeleng pelan. Ia tidak boleh pesimis. Bungsunya pasti baik-baik saja dan Akan selalu baik-baik saja.

"Besok gue dan Mona akan membawa Navy Check up lagi." Kata Jiwoon membuyarkan lamunan Mona.

Dokter Vizan tersenyum tipis. Tangan nya terangkat menepuk pundak kokoh sang sahabat. Memberi afeksi jika ia akan selalu menyemangati sahabatnya itu. "Besok, Gue tunggu kalian di rumah sakit. Semoga hasilnya baik-baik saja."

Jiwoon dan Mona mengangguk pelan.

"Kalau gitu gue pergi dulu." Pamit Dokter Vizan kemudian melenggang pergi meninggalkan Sepasang suami istri itu.

Sepeninggalnya Dokter Vizan, Mona menatap sang Suami dengan mata yang berkaca-kaca.

"Mas." Menyadari raut murung Mona. Jiwoon mengelus punggung istrinya dengan lembut.

"Anak kita pasti baik-baik aja." Ucap Jiwoon.

Berbeda dengan keadaan Jiwoon dan Mona yang seketika di hinggapi rasa takut tak karuan. Di kamar Navy, telah terjadi keributan. Dimana yang paling muda, berteriak kegirangan dengan mata yang fokus pada layar ponsel milik Dami, tak lupa matanya terbuka lebar dengan diiringi lengkingan suaranya.

"ASTAGAAAA... BABI... SETAN.. KUTU AIR.. GAJAH CACINGAN.. BADAK KURUS.. KELINCI BENGKAK.. AYAM TERBANG... HIU CENTIL.. BUAYA AIR. DEMI APAAA? KENAPA HYUNG-HYUNG GUE CAKEP-CAKEP YA GUSTII.. TUBUH GUE LUM--."

"NAVY BANGSAT BERISIK." Vano berteriak kencang menghentikan teriakan melengking Navy yang membahana. Posisinya Vano sekarang tengah duduk di samping ranjang Navy, karena sang adik yang menginginkan. Katanya sih, ia tidak mau di tinggal sendirian. Padahal saudara-saudaranya yang lain ada di kamar itu, dengan posisi duduk di atas sofa. Pengecualian untuk Demi yang sudah jatuh tertidur di karpet berbulu lembut depan televisi.

Navy refleks mendelik kala suara Vano mengusik indra pendengarannya. Mata onyx itu berkilat marah, karena dengan seenak dengkul kakak paling bontotnya itu malah mengacaukan acara mari menonton MV BTS. Iya ceritanya Navy sedang menonton MV 'Idol' tak ada rasa bosan bagi Navy menonton MV itu terhitung sudah ke-204 kali MV itu ia putar saking bucinnya. Dan pastinya setiap menonton MV 'Idol' sudah dipastikan dia akan berakhir dengan berteriak kencang, kelewat gemas tentunya.

"Nyambar-nyambar ae lo bolot. Ganggu." Ketus Navy. Arah pandang anak itu kembali tertuju pada layar ponsel Dami. Lalu memutar kembali MV 'idol' yang sempat ia jeda karena ingin menyahuti teriakan Vano.

Tak berselang lama, kamar yang baru beberapa sekon mendapatkan ketenangan. Kembali gaduh dengan Navy yang kembali mengeluarkan suara yang katanya mirip Jungkook itu.

"ASTOLEEE... CIPTAAN MU YA ALLAH KENAPA INDAH DI PANDANG GINI. DUH.. DUH.. DUH.. TARIANNYA GILA-GILA. HUHUHU.. PENGEN NANGIS GUE SAKING GA BISANYA NIRUIN TARIAN MEREKA.. HUWAAA.. ANJIR GUE BAPER SAMA MEREKA. KENAPA MEREKA CAKEP-CAKEP YA AMPUN.. GUE NGIRI SETAN."

Hah..

Vano menghembuskan nafasnya kasar kala teriakan Navy kembali menjadi gaduh diantara mereka. Vano menatap ke empat saudaranya yang tampak anteng dengan dunia mereka tanpa memperdulikan dirinya yang mungkin bisa saja menjadi budeg gara-gara suara kaleng rombeng Navy.

"Sabar Van sabar.. orang sabar gantengnya nambah." Ucap Vano dalam hati.

Ia merogoh saku celananya, dan mengambil earphone berwarna hitam lalu menyumpalkannya ke telinga tak lupa ia pun memasang kabel earphone itu ke handphone dan menyalakan musik dengan volume keras. Ya setidaknya mendengarkan musik Rock lebih enak dibanding mendengar teriakan Navy yang kapan saja bisa merusak gendang telinganya.

Tak berselang lama MV yang di tonton Navy sudah mencapai akhir. Anak itu langsung mematikan ponsel Dami, kemudian menoleh ke samping dimana Vano berbaring dengan mata yang terpejam. Navy mengedikkan bahunya acuh, lalu atensinya tertuju pada saudaranya yang lain. Yang duduk di sofa, juga tengah memejamkan matanya. Mungkin mereka kelelahan hingga akhirnya jatuh tertidur. Lagi Navy tidak peduli.

Tapi setelah hening melanda cukup lama. Seringaian setan muncul di bibir tipis Navy, seolah ada rencana jahat yang tengah otak anak itu rangkai.

Dengan langkah perlahan, Navy turun dari ranjangnya. Kemudian berjalan dengan kaki yang berjinjit berharap tidak menimbulkan suara apapun.

Ia berjalan ke arah lemarinya, dan mulai membuka sebuah laci kecil yang terletak paling bawah dengan hati-hati. Lagi bibirnya terangkat ke atas ketika menemukan sebuah benda yang sangat ia butuhkan. Sebuah lipstik berwarna merah menyala, bedak bayi yang memiliki harum strawberry, dan yang terakhir blush on.

Navy terkekeh kala ketiga benda itu sudah berada dalam genggamannya. Tak ia pedulikan tubuhnya yang masih terasa lemah, karena serangan dadakan yang baru saja ia rasakan. Navy melangkahkan tungkainya mendekati sofa yang terletak di ujung ruangan.

Kikikan geli terdengar di tengah-tengah keheningan. Namun meskipun kikikan Navy terdengar cukup kencang, rupanya tidak dapat membangunkan ke tiga pemuda yang tertidur di sofa dan satu pemuda yang tertidur diatas karpet.

Perlahan Navy mulai membuka lipstik merah menyala yang ia curi di kamar Bundanya tempo lalu, kemudian mulai mendekati Gavin yang tertidur dengan kepalanya yang berada di paha Gevan. Navy dengan semangat empat lima, langsung mengoleskan lipstik itu ke bibir merah alami Gavin dengan membentuk 'love', setelah itu ia membaluri seluruh wajah tampan Gavin dengan bedaknya dan yang terakhir mengoleskan Blush on berwarna ungu ke pipi sang kakak. Menyedihkan. Satu kata untuk wajah Gavin sekarang. Di tangan Navy Wajah tampan dan Manly Gavin berubah menjadi seorang bencong di terminal.

Setelah melakukan itu kepada Gavin, Navy pun berlanjut kepada Gevan, Dami dan Demi dengan penampilan yang tak kalah kacau dari Tampilan Gavin. Tenang mereka itu tidurnya kayak orang mati, jadi Navy aman. Dia tidak akan kepergok tengah melakukan tindakan 'asusila' terhadap wajah tampan ke empat saudaranya.

Usai memperhatikan karya 'indah' nya. Selanjutnya anak itu, mendengkus keras. "Andai aja Gue pakein mereka baju bunda. Udah cocok tuh jadi bencong kalengan." Gerutu Navy dengan menghentak-hentakan kakinya plus mengerucutkan bibirnya kesal.

Ia berbalik arah dan mendekati Vano yang tampak lelap di alam bawah sadarnya.

"Hmm.. kalau buat abang laknat ini apa ya?." Navy mengetuk-ngetukan jarinya di dagu memikirkan cara apa untuk menjahili sang kakak yang paling dekat dengan nya namun paling banyak bertengkar.

****