Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Tak Terima

🇮🇩oceanbehindme
--
chs / week
--
NOT RATINGS
22.7k
Views
Synopsis
Ya.. demikianlah manusia, demikianlah aku, demikianlah kamu, kita; yang sudah jadi sebuah kebiasaan untuk selalu lapang dada, memaafkan kesalahan yang hanya itu-itu saja. Namun pada pertemuan kita yang terkesan menenggelamkan ini, aku tak lagi terima jika harus berlapang dada, sampai waktu benar-benar mengizinkan. 。 ⎙ Ranu dan Andra sudah menyandang status sebagai sahabat karib selama lebih dari empat belas tahun. Sosok Andra yang cenderung berbeda dari lelaki kebanyakan membuat Ranu merasakan perasaan cinta yang belum pernah di rasakan olehnya; cinta pertama. Ia selalu lari dan sebisa mungkin mengelak dari rasa itu sendiri, meski Ia tahu hal itu tidak sepenuhnya dibenarkan. Tapi, Ia terlalu takut untuk patah hati dengan perasaan Andra yang masih sama; hanya menganggapnya sebatas 'sahabat karib.' Lalu ditengah semua kepura-puraan yang Ranu ciptakan agar perasaannya tidak terbongkar, ada sosok Ayu, si primadona sekolah yang berhasil membuat Andra jatuh hati pada pribadinya. Sepanjang hidupnya, Ranu selalu berada dalam pelarian dan mimpi-mimpi buruk atas rasa itu sendiri. Sampai akhirnya Ia memberanikan diri untuk menerima kenyataan, meninggalkan Jogja, dan mulai mencintai Braga. Ceritanya di tanah Jogja masih Ia simpan baik-baik dalam kenangan, hanya perasaannya saja yang berbeda. Bagi Ranu, kisahnya di tanah Jogja bukan hanya persoalan cinta remaja semata, meski tidak ada salahnya juga jika kau ingin beranggapan seperti itu. Kisahnya tentang Jogja, Andra, dan Ayu adalah sebaik-baiknya penghantar yang membawanya pada dunia serta hal-hal baru didalamnya. Dan menemu Naru. Jogja, 2010. Temui Ranu, Andra, Ayu, dan Naru di IG: @oceanbehindme
VIEW MORE

Chapter 1 - PROLOG

Aku pernah berada di sebuah ruang waktu, dimana sunyi memaksaku untuk terus memikirkan Ia yang menenggelamkan, dan riuh sibuk mengolokku yang terjebak pada kapal yang dilayarkan.

Aku pernah berada di titik paling ego dalam diriku, merasa hilang dari masa muda, merasa hilang dari pegelaran rasa.

Aku pernah berada di titik setunduk-tunduknya pada cinta, menjadikan sembunyi sebagai cara paling mutakhir agar peristiwa tenggelamnya hatiku tak perlu lain orang tahu.

Karena,

Sejatinya manusia tak akan pernah lupa pada luka-luka yang Ia terima. Dan sebaik-buruknya luka itu, sepatutnya di sembuhkan, kemudian kita rayakan.

Juga,

Tentang Tuhan yang maha bergurau dengan segala romantisme-Nya; yang membawaku pada sebuah titik yang tak pernah aku semogakan, yang tak pernah aku aminkan.

Selamat membaca.