"Sean terima kasih sudah mengobati kakiku dan mengantarku pulang"
Sean mengangguk dan mengelus surai gadis yang duduk disampingnya itu "Nanti dirumah kau kompres lagi agar tidak semakin membengkak, kalau begitu aku pamit ya salam buat tante Sena. Sebenarnya aku ingin mampir tapi aku ada latihan basket untuk olimpiade bulan depan"
Suyeon mengangguk lalu melepas seatbealtnya dan keluar dari mobil Sean.
Suyeon melangkahkan kakinya memasukki pekarangan rumahnya, disana paman Wujin sedang mencuci mobil yang biasa dipakai untuk mengantar jemput dirinya.
Gadis cantik itu berjalan sedikit pincang sebab kaki kanannya itu masih linu karena kejadian tadi.
"Nona sudah pu- kaki nona kenapa?!" paman Wujin menghampiri Suyeon yang sedang berjalan dengan tertatih menuju kedalam rumah.
"Aku tidak apa-apa paman, sudah paman lanjut bekerja lagi saja" Suyeon melanjutkan langkah kakinya masuk kedalam rumah.
Enu yang tadinya asik bermain langsung berlari menuju sang kakak yang baru saja masuk kedalam rumah dan memeluk kaki kakaknya itu begitu melihat sang kakak yang baru saja datang itu "Kakak"
"Aww kaki ku sakit!" pekik Suyeon ketika Enu tiba-tiba saja memeluk kakinya.
Mendengar bentakan dari sang kakak membuat Enu dengan cepat melepas pelukannya pada kaki kakaknya.
"Maafkan Enu kak" Enu menunduk tidak berani menatap wajah kakaknya.
Gadis cantik itu menghela napasnya kasar "Maaf maaf! Kau tidak lihat kaki ku bengkak hah?! Awas minggir!" Suyeon mendorong tubuh adiknya sedikit kasar untuk menyingkir dari jalannya.
"Suyeon-a apa yang terjadi dengan kakimu itu, kenapa sampai membengkak seperti ini?" tanya Taehi yang baru saja keluar dari kamarnya dan melihat anaknya yang berjalan pincang itu.
"Baju seragam, tas dan sepatumu kemana?!" omel wanita itu heboh.
Bagaimana tidak heboh jika seorang ibu melihat anaknya pulang sekolah dalam keadaan pincang, seragam yang sudah berganti dengan baju rumahan serta sendal rumahan.
"Kau habis darimana kenapa kau tidak memakai seragammu?" tanya Taehi lagi ketika anak gadisnya itu hanya diam saja.
"Aku dari rumah Baekyeon" jawab Suyeon sekenanya sebelum berjalan melewati ibunya yang masih kebingungan itu.
Taehi membekap mulutnya menggunakan tangannya "Astaga! Apa yang terjadi selama kau dirumah Baekyeon?"
Merasa tidak mendapat jawaban akhirnya Taehi memutuskan untuk menyusul langkah kaki anaknya menuju ke kamar.
"Suyeon-a jawab ibu, kenapa kau bisa berkunjung kerumah Baekyeon dan meninggalkan semua barang-barangmu termasuk seragam sekolahmu disana? Apa yang baru saja kalian lakukan?" tanya Taehi sambil duduk disamping anak gadisnya itu.
Suyeon menatap heran kearah Taehi, apa yang wanita itu pikirkan?
"Sebenarnya apa yang kau pikirkan?"
Taehi memasang wajah cemberutnya lalu menghela napasnya karena anak gadisnya ini tidak cepat paham dengan perkataannya.
"Kau berkunjung kerumah seorang lelaki dan kau berganti pakaian seperti ini, apa yang baru saja kalian lakukan? Ditambah lagi kenapa kau berjalan pincang?"
Ah sepertinya Suyeon tahu apa yang ada dipikiran wanita dihadapannya ini.
"Kau menuduhku dan Baekyeon melakukan hal yang tidak-tidak?" gadis itu membaringkan tubuhnya dikasur dengan kasar ketika wanita itu mengedikkan bahunya.
Suyeon menghela napasnya kesal "Jauhkan pikiran burukmu itu, aku berkunjung kerumah Baekyeon hanya untuk mengundangnya datang kerumah seperti tawaran ayah tadi waktu disekolah"
Taehi mengangguk paham karena memang benar adanya jika sang suami tadi mengundang Baekyeon untuk makan malam dirumahnya.
"Tapi kenapa kau bisa meninggalkan barang-barangmu disana dan kenapa kau mengganti seragammu dengan pakaian seperti ini?" tanya Taehi lagi.
"Aku tadi membantu ibunya Baekyeon berkebun, karena sudah sejak lama aku ingin sekali berkebun"
Taehi mengangguk lagi "Lalu kenapa kau berjalan pincang?"
Mau tidak mau Suyeon menceritakan pada sang ibu kenapa ia berjalan pincang.
"Lalu apa kau sudah mengompres kakimu?" Taehi mengarahkan tangannya untuk menyentuh kaki Suyeon sebelum anak gadisnya itu menjauhkan kakinya terlebih dahulu.
"Aku sudah mengompresnya sewaktu dirumah Sean tadi, tidak usah banyak bertanya lebih baik kau keluar dari kamarku" Suyeon segera mencegah Taehi yang akan melontarkan pertanyaan lagi padanya.
Taehi lagi-lagi kecewa karena anak gadisnya ini masih saja cuek padanya "Ibu khawatir dengan kakimu yang membengkak ini Suyeon-a, ibu ambilkan air untuk mengompres kakimu ya"
Taehi bersiap untuk berdiri sebelum perkataan Suyeon membuatnya mengurungkan niatnya untuk kedapur mengambil air untuk dipakainya mengompres kaki anak gadisnya.
"Tidak perlu. Aku bisa mengompresnya sendiri, lebih baik kau keluar aku ingin tidur" ucapnya lalu setelah itu Suyeon memejamkan matanya.
"Tentang tujuanmu tadi datang kerumah Baekyeon untuk mengajaknya makan malam bersama kita, apa Baekyeon mau datang kesini?"
Taehi bertanya dengan mata yang berbinar-binar penuh harap.
Suyeon menatap wanita yang dipanggilnya ibu itu dari atas sampai bawah sebelum menjawab pertanyaan dari sang ibu.
"Kenapa kau antusias sekali mendengar tentang Baekyeon, apa kau menyukainya? Ingat bahwa kau sudah tua, Baekyeon tidak mungkin mau dengan wanita tua sepertimu" sarkas Suyeon.
Ucapan Suyeon baru saja itu mengundang gelak tawa Taehi.
Astaga Taehi terkejut mendengar perkataan anak gadisnya itu, bagaimana bisa Suyeon berpikiran bahwa dirinya menyukai Baekyeon?
Taehi memang sangat senang jika Baekyeon benar datang kerumahnya, itu tandanya ia bisa lebih mudah untuk mendekatkan mereka. Suyeon dengan Baekyeon.
"Kenapa kau tertawa? "
Suyeon merasa aneh dengan ibunya itu, atau jangan-jangan memang benar jika ibunya itu menyukai Baekyeon?
Taehi menghentikan acara tertawanya lalu menatap Suyeon yang masih terlihat bingung "Yak kenapa kau bisa berpikir bahwa ibu menyukai Baekyeon, itu tidak mungkin haha. Kau ini lucu sekali sih"
Taehi melanjutkan tawanya dan tidak menyadari bahwa anaknya itu sudah menatap datar kearahnya, sadar dirinya sedang ditatap oleh sang anak Taehi menghentikan acara tertawanya.
"Tapi jika ibu menyukai Baekyeon apa kau setuju Suyeon-a"
Sepertinya sangat asik menggoda anak gadisnya itu.
Gadis cantik itu membuang pandangannya kearah lain dan itu membuat Taehi yakin bahwa Suyeon mungkin sedikit kesal jika dirinya benar-benar menyukai Baekyeon.
Taehi memang menyukai Baekyeon, namun bukan seperti wanita menyukai lelaki tapi lebih tepatnya Taehi menyukai Baekyeon sebagai anak menantunya kelak.
Tolong ingatkan Suyeon untuk tidak merutuki ibunya, kenapa wanita itu genit sekali. Apa tidak cukup hanya ayahnya saja?
"Kau tidak setuju?"
Suyeon mendengus melihat Taehi yang terus saja menggodanya.
Merasa hanya digoda membuat Suyeon semakin kesal, nampaknya wanita itu hanya ingin mengetes seberapa kesalnya ia jika wanita itu benar-benar menyukai Baekyeon.
"Sudah keluar aku ingin tidur jangan menggangguku" usir Suyeon.
Taehi terkekeh melihat Suyeon yang terlihat kesal padanya "Bilang saja jika kau cemburu ibu menyukai Baekyeon" ucap Taehi sebelum dirinya keluar dari kamar Suyeon.
'Apa? Cemburu? Hhh yang benar saja' gumam Suyeon dalam hatinya.
Suyeon memutuskan untuk beristirahat, awalnya ia ingin membuka akun sosial medianya namun mengingat ponselnya itu tertinggal dirumah Baekyeon membuat Suyeon mengurungkan niatnya.
Dilain tempat Baekyeon sedang bersiap-siap untuk pergi kerumah gadis cantik pujaan hatinya dan menerima tawaran dari ayah gadis cantik itu.
Lelaki itu bahkan sama sekali tidak takut pada Sean yang sudah mengancam akan menghabisinya jika ia ketahuan pergi ke rumah Suyeon.
Baekyeon akan berusaha memperjuangkan cintanya, apalagi dirinya sudah sedikit lebih dekat dengan Suyeon saat ini, Baekyeon tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatannya kali ini hanya karena Sean.
Baekyeon menghampiri ibunya yang sedang memasak didapur lalu dikecupnya pipi kanan sang ibu.
"Kau mau pergi kemana Baek?" tanya Sena ketika melihat anaknya itu keluar dari dalam kamarnya dengan memakai setelan yang rapi, seperti ingin pergi keluar.
"Baekyeon diundang untuk makan malam bersama dirumah Suyeon" jawab Baekyeon.
Sena menaruh sendok sayur yang tadi dipegangnya lalu mengarahkan tangannya untuk membekap mulutnya "Omo! Kau sedang tidak bercanda bukan Baek?"
Baekyeon mengangguk "Aku sedang tidak bercanda Bu, aku memang diundang dan sekarang aku akan langsung berangkat untuk makan malam dirumah Suyeon"
Sena nampaknya masih belum percaya dengan apa yang diucapkan oleh anaknya itu "Apa Suyeon yang mengundang makan malam dirumahnya?"
Baekyeon menggeleng "Ayah Suyeon yang mengundangku untuk makan malam bersama"
Bola mata Sena sedikit melebar mendengar penuturan Baekyeon "Wah benarkah itu?!"
Lelaki tampan dan imut itu mengangguk lagi.
Sena mencuci tangannya dan tidak lupa mengeringkannya menggunakan kain kering yang tersampir di dekat washtafel itu.
Wanita cantik itu mengarahkan tangannya untuk merapihkan baju Baekyeon sambil sesekali menepuk pundak anaknya itu.
"Ibu kenapa" Baekyeon merasa aneh dengan ibunya yang tiba-tiba merapikan baju yang sedang dipakainya itu.
"Ibu tidak mau kau terlihat jelek di depan orang tua Suyeon Baek"
Baekyeon tersenyum mendengar ucapan ibunya "Aku hanya makan malam saja Bu, bukannya melamar"
Wanita itu terkekeh lalu mengarahkan tangannya untuk merapikan rambut anaknya yang emang sudah rapi "Aigo anak ibu ini tampan sekali"
"Aih ibu, Baekyeon sudah merapikan rambut dengan susah payah dan ibu dengan mudah merusaknya" Baekyeon menyingkirkan tangan ibunya dari atas kepalanya.
Sena terkekeh lagi melihat anaknya itu kesal "Haha ibu hanya ingin membuatmu terlihat tampan Baek"
"Memangnya aku tidak tampan Bu?" sahut Baekyeon.
Sena tersenyum "Tentu saja tampan anakku"
Setelah merapikan tatanan rambutnya yang sebelumnya dirusak oleh ibunya, Baekyeon menyomot ayam goreng yang baru saja selesai digoreng oleh ibunya itu.
"Aihh kau selalu saja menyomot makanan bagaimana jika nanti minyaknya mengenai bajumu, bajumu yang bagus ini akan kotor" Sena memukul tangan anaknya itu dengan sendok.
"Yasudah sebaiknya kau berangkat sekarang, jangan pulang larut malam ya" lanjut wanita itu ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 6.30 malam.
Baekyeon mengangguk "Kalau begitu aku berangkat ya Bu" Baekyeon tidak lupa mencuci tangannya lebih dulu di washtafel yang ada didekatnya itu lalu mencium tangan sang ibu.
"Hati-hati sampaikan salam ibu pada kedua orang tua Suyeon ya"
Baekyeon mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya lagi sebelum panggilan ibunya menginstruksi langkahnya untuk berhenti.
"Baekyeon-a"
Yang dipanggil menoleh sebelum masuk kedalam kamarnya "Kenapa Bu?"
"Kau bilang ingin berangkat kerumah Suyeon namun kenapa kau masuk kedalam kamar lagi"
Baekyeon menunjuk dalam kamarnya "Ada yang tertinggal didalam Bu"
Sena menggelengkan kepalanya melihat kecerobohan anaknya itu.
'Kenapa sikap cerobohnya sama sepertimu Jumyeonie' ucapnya lalu setelah itu Sena melanjutkan acara memasaknya.
Baekyeon memakai tas sekolah milik Suyeon dan tidak lupa juga memasukkan sepatu milik gadis cantik itu kedalam tas, lalu ia bergegas keluar kamarnya dan berangkat menuju kerumah Suyeon
Diperjalanan menuju ke rumah Suyeon lelaki itu tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian dimana dirinya bersama Suyeon pada saat dikebun milik ibunya tadi siang.
Ia tidak bisa menyangka bisa menatap mata Suyeon dengan jarak yang sangat dekat seperti tadi, Baekyeon sepertinya semakin jatuh kedalam pesona gadis cantik itu.
Jantung Baekyeon berdebar semakin kencang ketika dirinya sudah sampai dipintu gerbang rumah Suyeon yang sangat besar itu, tanpa berpikir panjang Baekyeon segera masuk kedalam pekarangan rumah Suyeon.
Baekyeon semakin gugup karena melihat mobil milik ayah Suyeon sudah terparkir disana itu artinya beliau sudah ada dirumah.
Apa Baekyeon kembali pulang saja? Pasalnya ia tidak mengabari dulu jika ingin datang, Baekyeon takut mengganggu waktu mereka.
Atensi Baekyeon yang semula sedang melihat ke belakang seolah ia ingin kembali pulang kerumahnya sontak mengarah pada pintu yang baru saja dibuka oleh seseorang dari dalam, bola matanya hampir keluar mengetahui siapa yang membuka pintu itu.
Dia adalah orang yang baru saja ia takuti yaitu Choi Siwun.
"Kau.."
"Saya Baekyeon om" sahut Baekyeon dengan cepat sambil membungkukkan setengah badannya.
Siwun berjalan mendekati Baekyeon yang sedang menundukkan wajahnya "Oh kau yang membantu Suyeon waktu diruang kesiswaan tadi bukan?"
Baekyeon mengangguk "Iya om"
"Kau pasti menerima tawaranku untuk makan malam bersama, yasudah ayo masuk kedalam kebetulan istriku sudah memasak banyak malam ini. Sepertinya dia tahu kau akan datang"
Baekyeon hanya tersenyum kikuk ketika tubuhnya dituntun masuk kedalam rumah oleh Siwun.
Siwun berjalan mendahului Baekyeon "Sayang lihat siapa yang datang" ucapnya pada sang istri yang sedang memasak di dapur.
"Siapa yang datang sayang?"
Baekyeon mendengar suara Taehi dari tempatnya berdiri sekarang.
Baekyeon masih berdiri didekat pintu masuk karena Siwun belum mempersilahkan ia untuk duduk, Baekyeon dikejutkan oleh Enu yang tiba-tiba saja memeluk kakinya.
"Kak Baekyeon"
Baekyeon mengarahkan pandangannya kebawah untuk melihat Enu yang sedang memeluk kakinya itu.
"Enu" Baekyeon mengelus kepala Enu lalu Baekyeon berlutut untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh anak kecil itu.
"Kenapa kakak tidak pernah kesini lagi, padahal Enu ingin sekali bermain dengan kakak" Enu sedikit menggembungkan pipinya dan itu membuat Baekyeon gemas.
Baekyeon mengarahkan tangannya untuk mencubit pipi Enu yang menggembung itu "Maaf ya kakak akhir-akhir ini sangat sibuk karena kakak mendapat tugas sekolah banyak sekali"
Enu mengangguk lalu berlari menuju sang ibu yang sedang berjalan kearahnya.
"Kau datang Baek"
Baeyeon menoleh kearah Taehi yang berjalan kearahnya.
Baekyeon mengangguk "Iya tante"
Taehi melihat Baekyeon menggendong tas milik anaknya.
Mengerti dengan arah pandang wanita itu membuat Baekyeon teringat dengan tas yang sedang digendongnya itu "Saya ingin mengantarkan tas milik Suyeon yang tadi tertinggal dirumah saya tante"
Taehi dengan cepat memegang tas milik Suyeon ketika lelaki itu memberikan tas itu padanya.
Jadi Baekyeon kesini bukan untuk makan malam tapi hanya mengantarkan tas milik anaknya?
"Aku pikir kau kesini untuk makan malam bersama ternyata kau hanya ingin mengembalikan tas milik Suyeon saja"
Baekyeon bisa melihat jika ibu Suyeon itu terlihat kecewa karena dirinya salah berbicara tadi.
Namun raut kecewa itu tergantikan dengan senyuman cerah "Tapi mumpung kau sudah berada disini, kau harus mau makan malam bersama kami. Silahkan duduk Baekyeon-a" wanita itu menepuk sofa miliknya untuk diduduki oleh Baekyeon.
Baekyeon mengangguk lalu duduk disofa itu dan disusul oleh Taehi yang duduk disampingnya "Bagaimana bisa Suyeon sampai kerumahmu Baek?" tanya Taehi.
"Emm sebelumnya saya ingin meminta maaf jika saya tidak meminta ijin lebih dulu pada tante-"
"Ah tidak apa-apa justru tante sangat senang kalian bisa dekat emmm maksud tante ah sudahlah lupakan, lalu bagaimana ceritanya Suyeon bisa berkunjung kerumahmu"
Taehi nampaknya kelepasan jika ia teramat senang melihat anak gadisnya dan lelaki disampingnya ini dekat, Taehi tidak ingin jika satu diantara keduanya mengetahui niatnya karena jika mereka mengetahuinya maka Baekyeon dan Suyeon akan saling menjauh dan niatnya ingin mendekatkan mereka jadi gagal sebelum mulai.
"Em.. "
"Sayang kau tadi sedang menggoreng ikan, aku takut gosong jika kau tinggal mengobrol lama disini" ucap Siwun berjalan kearah istrinya sambil membawa kotak berwarna hitam dan putih yang ditentengnya dari kamarnya.
Taehi menepuk dahinya sendiri "Ah aku lupa sayang... Tante tinggal kedapur sebentar ya Baekyeon-a " Taehi menepuk paha Baekyeon sebelum dirinya berjalan menuju dapur.