"Aku tidak mengganggumu kan?" ujar Sean begitu Suyeon berjalan menuju kearahnya.
Suyeon menggeleng lalu menutup kembali pintu pagar rumahnya dan berjalan mendekat ke Sean.
Suyeon memukul pelan lengan Sean "Kenapa kau tidak masuk saja, disini dingin"
Sean menggeleng "Ini sudah malam dan aku tidak mau mengganggu om dan tante" lelaki tampan itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Apa yang membuatmu malam-malam begini datang kerumahku, apa ada hal penting yang ingin kau bicarakan?"
Sean mengangguk "Iya"
Suyeon memperhatikan Sean yang terlihat gelisah dan sikapnya sedikit aneh, gadis itu mengamati Sean mulai dari bawah hingga sampai atas.
Netranya menangkap sesuatu yang janggal diwajah Sean, apa sahabatnya ini baru saja dipukuli oleh seseorang?
Kenapa wajah Sean terlihat sedikit lebam dan membiru, bahkan luka diwajah Sean tadi siang tidak membiru seperti sekarang ini.
"Apa yang terjadi dengan wajahmu? Apa ada yang memukulimu? Jika aku perhatikan ini bukan luka yang tadi siang" Suyeon mengarahkan tangannya untuk menyentuh wajah Sean dengan berhati-hati.
Gadis cantik itu bahkan memegangnya dengan sangat hati-hati, takut jika nanti Sean kesakitan.
Takut-takut itu akan sakit jika Suyeon salah memegang.
"Ini yang ingin aku bicarakan padamu Suyeon-a"
Sean memegang tangan Suyeon yang ada di wajahnya itu lalu mengelusnya dengan pelan sebelum mengatakan niatnya menemui gadis didepannya itu "Aku dipukuli Baekyeon"
Suyeon terkejut dengan ucapan sahabatnya itu, apa yang baru saja ia dengar?
Apa benar Baekyeon yang memukuli Sean? Tapi atas dasar apa Baekyeon memukuli Sean? Setahunya Baekyeon dan Sean tidak saling kenal ataupun sampai bisa berkelahi seperti ini.
Cukup tadi siang saja disekolah mereka berkelahi tanpa Suyeon ketahui penyebabnya kedua lelaki itu saling beradu pukul.
"Bagaimana bisa. Apa kau tidak salah jika Baekyeon yang memukulimu?" tanya Suyeon meyakinkan, karena ia belum percaya jika Baekyeon yang memukuli Suyeon.
Kalaupun iya, pasti Baekyeon mempunyai alasan kenapa dirinya memukul Sean, meskipun Suyeon tidak terlalu mengenal Baekyeon namun Suyeon yakin jika Baekyeon bukan tipe lelaki yang bertindak tanpa sebab, apalagi sampai berkelahi seperti tadi pagi saat disekolah.
"Kau tidak percaya jika Baekyeon yang memukuliku? Apa sekarang kau sudah mulai meragukan aku Suyeon-a?"
Sungguh Sean tidak menyangka jika Suyeon akan meragukan ucapannya itu, karena biasanya gadis mungilnya itu akan mempercayai semua perkataannya.
"Maksudku atas dasar apa Baekyeon bisa memukulimu, aku yakin pasti Baekyeon memukulmu karena suatu hal tidak mungkin Baekyeon memukulmu tanpa sebab"
"Jadi maksudmu aku yang mencari gara-gara dengan Baekyeon brengsek itu?"
Suyeon mengerutkan dahinya "Kenapa kau mengumpat"
Lelaki tampan itu menggeleng lalu menghela napasnya sedikit kasar karena Suyeon meragukan perkataannya "Dia memukulku waktu aku memergokinya sedang bertemu dengan Mina"
Suyeon mengerutkan dahinya lagi lalu melepas tangannya dari wajah Sean "Siapa Mina?"
"Gadis suruhan Sejung" jawab Sean dengan cepat.
"Gadis suruhan Sejung, apa maksudmu?"
"Kau ingat gadis yang mengaku-ngaku suruhanmu itu kan?"
Suyeon mengangguk.
"Gadis itu bernama Mina"
Suyeon kembali mengangguk "Kau bilang tadi jika Baekyeon memukulmu karena kau memergokinya bertemu dengan Mina, apa maksudmu Baekyeon dan Mina saling mengenal?"
Sean mengangguk, ternyata gadis mungilnya itu memang sangat cepat untuk mengerti dengan apa yang dimaksud dari perkataannya tersebut.
"Kau percaya kan dengan apa yang aku katakan jika Baekyeon yang memukuliku"
Suyeon masih belum bisa mengerti apa yang dikatakan oleh Sean, lalu apa hubungannya dengan Sean yang memergoki Baekyeon sedang bertemu dengan Mina sehingga lelaki itu memukuli Sean?
"Kau pasti tidak percaya ini, ternyata Baekyeon juga terlibat dengan rencana Sejung untuk menjebakmu" ucapan Sehun membuat Suyeon mengerutkan dahinya.
Apa Sean tidak salah? Bahkan waktu kejadian dikafe itu saja Baekyeon tidak ada lalu bagaimana sahabatnya itu bisa menyimpulkan hal itu.
"Apa maksudmu Sean-a"
Sean menggenggam tangan Suyeon lagi "Aku mohon percaya padaku Suyeon-a, Baekyeon tidak sebaik seperti apa yang kau kira. Dia itu brengsek, Baekyeon memanfaatkan momen tadi hanya untuk mendapat maaf darimu dan bukan karena dia benar-benar tulus membantumu. Ia melakukan itu agar kau percaya bahwa dia orang yang baik dan dengan begitu kau akan dengan mudahnya memaafkannya setelah waktu itu dia membuatmu menangis. Kau ingat ?"
Suyeon mengangguk dan terdiam beberapa saat untuk mencerna perkataan Sean.
Sean semakin bersemangat untuk meyakinkan Suyeon bahwa Baekyeon adalah laki-laki brengsek.
"Suyeon-a dan kau harus tahu bahwa sebenarnya Mina berniat ingin memberikan kesaksianya waktu persidangan tadi siang, tapi Baekyeon dengan sengaja mengajukan diri untuk seakan membantumu dan menyuruh Mina untuk tetap diam"
"Tapi Sean, kalau Baekyeon bekerja sama dengan Sejung untuk menjebakku tidak mungkin dia akan membantuku waktu itu" Suyeon menyela perkataan Sean.
Sean menghela nafasnya sebentar "Dia memanfaatkan momen itu agar mendapatkan maaf darimu dan juga agar dia bisa dekat denganmu Suyeon-a, apa kau tidak sadar? Dan Baekyeon juga tidak ingin gadis bernama Mina itu dikeluarkan dari sekolah. Mereka sudah bersekongkol Suyeon-a"
Suyeon membekap mulutnya karena tidak menyangka dengan apa yang di dengarnya baru saja itu, apa Baekyeon sebrengsek itu hingga tega bersekongkol dengan Sejung hanya untuk mendapat maaf darinya dan bisa dekat dengannya?
Itu artinya lelaki itu tidak benar-benar membantunya dengan tulus tapi karena dia ingin mendapat maaf darinya setelah membuatnya menangis histeris beberapa hari yang lalu.
"Itu sebabnya dia memukuli aku, agar aku tidak memberi tahukannya padamu"
Sean memegang wajahnya yang lebam itu dan sedikit berakting seolah-olah lukanya itu sangat sakit sehingga Suyeon akan dengan mudah mempercayai perkataannya.
Suyeon memeluk tubuh sahabatnya itu "Maafkan aku Sean-a karena aku kau dipukuli seperti ini oleh Baekyeon"
Lelaki tampan itu terseyum miring karena Suyeon dengan mudahnya mempercayai perkataannya.
Sean menggeleng "Tidak apa-apa Suyeon-a mulai sekarang kau harus selalu bersamaku, kau harus lebih berhati-hati dengan Baekyeon. Mengerti?"
Suyeon mengangguk "Aku tidak menyangka jika Baekyeon adalah lelaki yang seperti itu, maafkan aku Sean-a karena tadi aku sempat meragukanmu"
Sean tersenyum lalu melesakkan kepalanya pada perpotongan leher sahabatnya itu, dihirupnya aroma sampo yang digunakan oleh gadis mungilnya itu.
'Kau tidak akan bisa mendekati Suyeon lagi brengsek' ucap Sean dalam hati.
"Bawakan tasku!" Sean melempar tas sekolahnya pada Baekyeon yang berjalan beberapa langkah dibelakangnya.
Merasa tidak ada jawaban dari Baekyeon, lelaki tampan itu menoleh kebelakang sebentar lalu melangkahkan kakinya mundur untuk menyamakan langkahnya dengan Baekyeon lalu dirangkulnya pundak lelaki itu dan mengajaknya untuk berjalan bersama.
"Kau tidak lupa dengan perjanjian kita semalam bukan" Sean menaikkan salah satu alisnya ketika bertanya pada Baekyeon.
Baekyeon dengan berat hati menggelengkan kepalanya "Tidak. Asalkan kau tidak melaporkan Mina pada pihak sekolah dan tidak membicarakan hal yang tidak benar itu pada Suyeon" Baekyeon menyingkirkan tangan Sean yang berada dipundaknya.
Ditatapnya tajam lelaki tinggi berkulit putih itu, rasa tidak sukanya pada Sean semakin bertambah karena dia berani mengancam Baekyeon menggunakan Suyeon.
"Tenang saja aku tidak akan melaporkan gadismu itu pada pihak sekolah" ucap Sean sambil menepuk pundak Baekyeon sebelum berjalan meninggalkan Baekyeon yang tadi diajaknya untuk berjalan bersama, tidak lupa tas Suyeon yang sudah ditenteng malas oleh Baekyeon.
Sean merasa bangga karena Baekyeon sangat mudah sekali untuk ia bodohi, bahkan tanpa sepengetahuan Baekyeon dirinya sudah lebih dulu memberi tahu Suyeon.