"Bukankah kau baru saja berangkat lalu kenapa tasmu bisa berada disana?" kini giliran Suyeon yang bertanya sambil menunjuk bangku tempat duduk milik Sean.
"Baekyeon yang membawakan tasku" jawabnya dengan cepat.
Tera memukul lengan Sean "Ehey jangan berbohong, tidak mungkin Baekyeon yang membawakan tasmu"
Suyeon mengangguki ucapan Tera karena ia juga tidak percaya jika Baekyeon yang membawakan tas milik Sean, pasalnya keduanya tidak pernah terlihat dekat hanya sebatas teman satu kelas.
Ditambah lagi tadi malam Sean berkata padanya bahwa ia habis dipukuli oleh Baekyeon tapi paginya Sean berkata bahwa Baekyeon yang membawakan tas sekolahnya.
Apa ini tidak aneh, sebenarnya ada masalah apa antara Baekyeon dan Sean yang Suyeon tidak ketahui?
"Kau juga pasti tidak akan percaya jika Baekyeon menjadi pesuruhku selama satu minggu kedepan"
"APA?" Tera dan Suyeon tidak sengaja mengungkapkan rasa kagetnya secara bersamaan.
Apa-apaan Sean ini, bagaimana bisa ia menjadikan teman sekelasnya sendiri seorang pesuruh, lelaki tampan itu tidak mungkin melakukan bullying seperti kebanyakan film yang sudah Tera dan Suyeon tonton bukan?
"Pesuruh bagaimana maksudmu?"
"Suyeon-a kau tidak perlu tahu kenapa Baekyeon bisa menjadi pesuruhku"
"Tapi aku sama sekali tidak percaya dengan perkataanmu itu Sean"
Sean menghela napasnya ketika ucapannya tidak dipercayai oleh kedua gadis itu "Yasudah jika kalian berdua tidak percaya bahwa Baekyeon menjadi pesuruhku, nanti jam istirahat kita ke kantin dan aku akan membuktikan jika Baekyeon memang menjadi pesuruhku mulai hari ini" ucap lelaki tampan itu lalu melangkahkan kakinya menuju ke tempat duduknya.
Tera dan Suyeon saling bertatapan lalu keduanya mengedikkan bahunya secara bersamaan.
"Baekyeon-a aku tertarik dengan novel yang tadi aku baca saat di perpustakaan, aku berniat meminjamnya tapi buku yang sebelumnya saja belum aku kembalikan bahkan aku belum selesai membaca bukunya, padahal aku ingin sekali meminjam buku yang tadi itu dan membacanya dirumah"
Baekyeon memelankan langkahnya untuk bisa disusul oleh Daejong yang berjalan beberapa langkah dibelakangnya karena kedua lelaki sedang berjalan menuju ke kelasnya selepas dari perpustakaan "Kau bisa meminjamnya setelah buku yang sebelumnya selesai kau baca"
"Kapan-kapan kau mau kan menemaniku ke toko buku, aku akan membeli novel yang sama seperti yang ada di perpustakaan tadi"
"Tadi kau bilang ingin meminjamnya kenapa sekarang kau ingin membelinya"
Daejong menampilkan senyum lima jarinya "Sekalian aku ingin menambah koleksi novelku dirumah, kau mau menemaniku ke toko buku bukan?"
Baekyeon mengangguk lalu merangkul pundak Daejong "Tentu saja"
Saat keduanya masuk kedalam kelasnya Baekyeon merasa sedari tadi Suyeon terus saja memperhatikannya, apa ada yang salah dengannya hari ini?
Bel istirahat berbunyi baru saja dan semua penghuni sekolah berhambur menuju kantin untuk mengisi tenaga mereka yang sudah terkuras habis selama jam pelajaran tadi.
Daejong menghampiri Baekyeon yang sedang mengemasi barang-barangnya kedalam tas milik lelaki itu.
"Ayo kita ke kantin Baek"
"Tidak bisa, dia harus ikut denganku"
Ucapan seseorang itu membuat Baekyeon dan Daejong menoleh kearah dimana pemilik suara itu berada, didepan pintu kelas sudah ada Sean yang sedang berdiri disana dan menatap Baekyeon dengan tatapan angkuhnya.
"Ehmm apa maksudmu"
"Teman cupumu itu harus pergi denganku"
Daejong menoleh pada Baekyeon bermaksud bertanya apa yang sebenarnya terjadi, kenapa tiba-tiba saja Sean ingin mengajak Baekyeon pergi bersamanya.
Ini bahkan baru pertama kali ia melihat Sean mengajak Baekyeon untuk pergi bersama selama hampir bersekolah dan menjadi teman satu kelas selama 2 tahun ini.
Ada masalah apa Sean dengan sahabatnya itu?
Nampaknya Daejong lupa jika tadi pagi Baekyeon sudah bercerita padanya bahwa sahabatnya itu akan menjadi pesuruh Sean seminggu kedepan.
"Ayo cepat"
Ucapan Sean itu berhasil membuat Baekyeon berdiri.
"Baekyeon-a ada urusan apa kau dengan Sean?"
Hanya dijawab gelengan kepala oleh Baekyeon "Kau ke kantin sendiri saja ya, aku ada urusan sebentar dengan Sean" lelaki itu menepuk pundak Daejong sebelum pergi dan mengikuti langkah Sean.
Perasaan Baekyeon benar-benar merasa tidak enak sekarang, ia takut jika akan dipermalukan oleh Sean.
Dirinya memang sudah memilih keputusan yang salah dengan mengiyakan persyaratan Sean untuk menjadi pesuruh lelaki itu.
Bel istirahat sudah berbunyi 1 menit yang lalu, Suyeon dan Tera juga sudah berada dikantin, keduanya sedang menunggu pesanan mereka datang.
Suyeon dan Tera menoleh secara bersamaan ketika kursi didepannya ada yang menduduki.
"Suyeon-a kau tau Sean dimana?" tanya Canyol yang duduk didepan Suyeon sambil menyeruput es jeruknya yang dibawanya tadi.
Gadis cantik itu menggeleng "Tidak"
"Aish kemana bocah itu, aku kira denganmu tadi" lelaki bertelinga lebar itu mengotak-atik ponselnya, mungkin berniat menghubungi Sean.
Suyeon menggeleng "Memangnya tadi dia tidak bilang padamu ingin kemana, karena tadi aku langsung menuju ke kantin dengan Tera dan tidak sempat mengajak Sean"
Kini gantian lelaki bertelinga lebar itu yang menggeleng "Tidak. Oh iya ngomong-ngomong kalian sudah berbaikan ya" ucap Canyol sambil melirik kedua gadis didepannya ini.
Tera merangkul lengan Suyeon yang berada tepat disampingnya "Tentu saja"
"Aku bahkan tidak menganggap kalau aku dan Tera sedang bertengkar" imbuh Suyeon.
"Syukurlah kalau kalian sudah berbaikan dan seperti dulu lagi, tapi aku benar-benar tidak menyangka jika Sejung bisa seperti itu"
Suyeon dan Tera menghela napasnya secara bersamaan "Sungguh aku tidak mau lagi mendengar pembahasan tentang orang licik seperti Sejung" sahabat Suyeon itu melepas rangkulannya pada lengan Suyeon lalu menyeruput teh manis pesanannya dengan perasaan kesal.
"Eleh sekarang saja kau berkata seperti ini, tidak ingatkah kau dulu menam-" ucapan Canyol terpotong karena Suyeon memberi isyarat padanya untuk tidak meneruskan perkartaannya itu.
"Lebih baik kita tidak usah mengungkit masalah itu lagi karena Tera sudah meminta maaf dan aku sudah memaafkannya"
Canyol dan Tera mengangguk.
"Kau darimana Kyle" tanya Canyol pada Kyle yang sedang berjalan menuju kearahnya.
Lelaki berkulit tan itu duduk disamping Canyol tepatnya didepan Suyeon dan Tera "Aku sedang mencari Sean untuk aku ajak ke kantin tapi aku tidak menemukannya, kemana dia?"
Canyeol, Suyeon dan Tera menggeleng secara bersamaan karena ketiganya memang tidak tahu keberadaan Sean.
"Yasudahlah aku ingin memesan makanan dulu" Kyle beranjak dari tempat duduknya untuk memesan makanan namun ketika dirinya baru saja berdiri, sosok yang sedari tadi ia cari sedang berjalan kearahnya.
"Itu Sean" tunjuk Kyle pada seseorang yang sedang menuju kearahnya tepatnya dibelakang punggung Suyeon.
Tidak lama kemudian lelaki tampan itu duduk disamping Suyeon yang sedang menatap kebingungan akan kedatangannya.
"Pesankan aku cofee latte" ucap Sean tiba-tiba.
"Kau menyuruhku?" tunjuk Kyle pada dirinya sendiri, karena hanya dia dan Canyol yang sedang duduk didepan laki-laki albino itu, tidak mungkin jika Sean berani menyuruh Canyol.
Sean mendengus "Mck tidak, Baekyeon cepat!" ucap lelaki itu sambil menoleh ke belakangnya.
Mendengar Sean memanggil nama Baekyeon membuat Suyeon dan ketiga temannya menoleh pada seseorang yang baru saja berdiri disamping Sean itu.
Kenapa Baekyeon bisa ada disini bersama Sean dan lelaki itu dengan mudahnya menuruti perintah Sean.
Apa benar yang dikatakan Sean tadi pagi jika Baekyeon akan menjadi pesuruh lelaki tampan itu, namun Sean semalam berkata padanya jika dia dipukuli oleh Baekyeon tapi apa yang dilihatnya sekarang ini.
Kenapa justru Baekyeon yang terlihat takut pada Sean?
Suyeon mengamati wajah Baekyeon yang juga terlihat babak belur bahkan lebih parah dari Sean, apa benar yang Sean katakan bahwa Baekyeon yang memukulnya bukan malah sebaliknya?