Chereads / Destiny a Love / Chapter 35 - BAB 35 : Memperistri Suyeon

Chapter 35 - BAB 35 : Memperistri Suyeon

Apa Baekyeon tidak salah dengar? Apa salah Sean sehingga dirinya memukuli lelaki tampan itu?

Dirinya saja yang merasa dituduh tidak mengetahui dimana letak kesalahannya.

Baekyeon mencoba mengingat-ingat pertemuannya lagi dengan Sean, bahkan pertemuannya dengan lelaki itu dapat dihitung dengan jari.

Namun ketika tengah mengingat-ingat tiba-tiba saja Baekyeon itu teringat pertemuannya dengan Sean baru-baru ini, tepat dimana setelah dirinya pulang dari rumah Suyeon malam itu dan tidak sengaja bertemu dengan Sean.

Entah tidak sengaja atau mungkin Sean sengaja mengikutinya, karena lelaki itu tahu bahwa ia mendapat undangan makan malam dari ayah Suyeon.

Dirinya dan Sean memang sempat beradu pukul namun bukan Baekyeon yang memulainya lebih dulu justru Seanlah yang memulainya lebih dahulu.

Kenapa semua yang dikatakan oleh Suyeon itu semuanya tidak benar?

Sebenarnya siapa yang mengatakannya pada Suyeon tentang semua kebohongan ini.

"Baek" panggil Suyeon pada Baekyeon yang sedari tadi hanya diam saja tidak muncul tanda-tanda dimana lelaki itu akan menjawab pertanyaannya.

"I-iya"

"Apa benar kau yang sudah memukuli Sean agar dia tidak mengatakan apa yang baru saja aku ketahui ini padaku?"

Apa sekarang Baekyeon harus mengatakan yang sebenarnya pada Suyeon?

Namun jika Baekyeon mengatakannya pada Suyeon, bagaimana jika Mina dilaporkan pada pihak sekolah dan berakhir dikeluarkan dari sekolah.

Jika itu benar maka perjuangannya untuk melindungi Mina akan sia-sia begitu saja.

Baekyeon baru saja teringat perkataan Suyeon.

"Meskipun permasalahan ini tidak sepenuhnya salah Mina bukan berarti kau bisa melindunginya seperti ini, jika saja saat itu Mina yang datang dan mengakui kesalahannya padaku maka aku akan memaafkannya"

perkataan Suyeon itu tiba-tiba saja melintas dikepalanya.

'Kau bisa mempercayai perkataan Suyeon baek bahwa dia akan memaafkan Mina dan tidak melaporkan Mina pada pihak sekolah' batin Baekyeon meyakinkan dirinya sendiri.

"Aku tidak memukuli Sean Suyeon-a, justru Sean yang memukuliku" jawab Baekyeon setelah sekian lama diam.

Suyeon mengernyitkan dahinya "Jika Sean yang memukulimu tidak mungkin ada memar di wajah Sean"

"Kita memang sempat beradu pukul tapi bukan aku yang memulainya lebih dulu" sahut Baekyeon guna membela dirinya.

Baekyeon berniat ingin berterus terang agar Sean tidak terus mengatakan hal yang tidak-tidak pada Suyeon.

Nampaknya Baekyeon sudah mengetahui siapa yang mengatakan kebohongan ini pada Suyeon.

Baekyeon sangat yakin jika Seanlah yang sudah mengatakan semuanya pada Suyeon.

Jika bukan Sean yang mengatakannya pada Suyeon lalu gadis cantik itu tahu darimana tentang semua ini?

"Atas dasar apa Sean memukulimu, tidak mungkin jika dia memukulimu tanpa sebab"

Suyeon terus saja memberikan tatapan mengintimidasi pada Baekyeon.

Apa Baekyeon juga harus mengatakan penyebab sebenarnya mereka beradu pukul karena Sean melarangnya untuk mendekati gadis cantik yang berdiri didepannya ini dan dengan cepat Baekyeon menolaknya berakhir dengan dirinya dipukuli oleh Sean.

"Apa kalian mempunyai masalah selain masalah Mina?" tanya Suyeon lagi.

Baekyeon kembali diam, jujur saja lelaki itu tengah bimbang sekarang.

Jika ia mengatakan yang sebenarnya pada gadis cantik itu maka Suyeon akan mengetahui bahwa sebenarnya dirinya menyukai gadis cantik itu.

Tidak! Baekyeon tidak mau jika Suyeon mengetahui bahwa dirinya menyukai gadis cantik itu.

Baekyeon tidak mau kemungkinan terburuk setelah Suyeon mengetahui perasaannya itu.

Ia tidak mau setelah mengungkapkan perasaannya pada Suyeon maka detik itu juga Suyeon akan menjauhinya.

karena Baekyeon tahu bahwa Suyeon tidak mungkin memiliki perasaan yang sama dengannya.

Ia tidak mau hubungan pertemanan mereka yang mulai dekat ini harus renggang lagi hanya karena sebuah rasa yang ia pendam selama ini.

Jujur saja Baekyeon mengakui bahwa dirinya bisa dekat dengan Suyeon adalah mimpi terbesar dalam hidup seorang Koo Baekyeon.

"Baek" entah ini sudah berapa kali Suyeon memanggil nama Baekyeon karena lelaki itu hanya diam saja setelah ia bertanya.

"Hanya permasalahan diantara lelaki saja dan sepertinya ini tidak terlalu penting untuk kau dengar" jawab Baekyeon bohong pada Suyeon.

"Aku hanya ingin tahu saja mengapa kalian sampai bertengkar seperti itu, karena ini bukan pertama kalinya kalian beradu pukul. Pasti ada alasan kenapa kalian bisa bertengkar"

Suyeon membuang pandangannya untuk tidak menatap Baekyeon.

Sebenarnya Baekyeon merasa tidak enak menyembunyikan perasaannya namun tidak mungkin jika dirinya mengatakan yang sebenarnya pada Suyeon, ini belum saat yang tepat untuk Suyeon mengetahui tentang perasaannya.

"Emmm... apa kau sudah makan siang?" tanya Baekyeon tiba-tiba entah mendapat keberanian darimana ia atas pertayaannya itu.

Atau Baekyeon hanya ingin mengalihkan topik pembicaraan agar Suyeon tidak lagi membahas tentang pertengkarannya dengan Sean?

Entahlah!

Suyeon menatap Baekyeon lagi setelah sekian lama membuang pandangannya "Sudah dan sepertinya kau lupa jika ini sudah menjelang sore"

Baekyeon mendongakkan kepalanya melihat kearah langit yang sudah mulai menunjukkan warna senjanya yang sangat cantik sama persis seperti paras cantik yang dimiliki gadis yang sedang ada didekatnya ini.

"Ah iya, apa ibuku yang mengajakmu makan siang tadi?"

Suyeon mengangguk tanpa mengeluarkan suaranya untuk menjawab pertanyaan Baekyeon.

Baekyeon mengangguk paham dan tiba-tiba saja ia terpikirkan untuk menanya perihal Mina yang mempunyai niat ingin meminta maaf pada Suyeon.

"Jika Mina ingin meminta maaf langsung padamu, apa kau mau memaafkannya"

Suyeon mengerutkan dahinya mendengar perkataan Baekyeon, apa lelaki itu akan menyeret Mina kehadapannya untuk meminta maaf?

Jujur saja untuk saat ini Suyeon tidak mau melihat wajah gadis itu dulu, entah karena apa namun Suyeon sedikit kesal dengan Mina.

Bukan karena ia adalah pelaku dari kesalahpahaman beberapa hari yang lalu itu, jika menyangkut masalah itu maka Suyeon dengan lapang dada sudah memaafkan Mina.

"Sebenarnya Mina tadi berkata padaku bahwa dia merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi dan ingin meminta maaf padamu-"

"Bukankah tadi aku sudah mengatakan bahwa aku akan memaafkannya, jadi dia tidak perlu meminta maaf padaku lagi" sahut  Suyeon.

Baekyeon menggeleng "Tidak bisa begitu Suyeon-a, dia harus meminta maaf padamu secara langsung meskipun kau sudah memaafkannya namun tetap saja itu harus, kalau begitu kau tunggu disini sebentar ya biar aku memanggil Mina dan mengajaknya kesini agar dia bisa langsung meminta maaf padamu"

Tanpa menunggu jawaban dari Suyeon, Baekyeon sudah lebih dulu berlari menuju kios ibunya untuk mengajak Mina bertemu dengan Suyeon.

'Apa mereka sedekat itu?' pertanyaan itu tiba-tiba saja terbesit dihati Suyeon, namun dengan cepat Suyeon menghilangkan pertanyaan itu dari kepalanya.

Untuk apa juga ia mempertanyakan hal itu.

Sampai di kios buah milik ibunya, Baekyeon menajamkan penglihatannya untuk mencari keberadaan Mina, namun netranya tidak menangkap keberadaan Mina.

Seingatnya sewaktu ia pergi bersama Suyeon tadi gadis itu masih berada disini tapi kemana gadis itu sekarang?

Sena yang sedang menghitung uang hasil jualannya hari ini menoleh ketika anaknya itu hanya berdiri didepan pintu kiosnya sambil celingukan seperti mencari seseorang "Kau mencari siapa Baek?" tanyanya pada sang anak.

Baekyeon menoleh ketika ibunya itu bertanya padanya lalu ia melangkahkan kakinya untuk berjalan mendekat ke ibunya.

"Apa ibu tahu dimana Mina?"

Sena menaruh uangnya kembali pada kotak yang biasa ia gunakan untuk menyimpang uang hasil jualannya itu  setelah ia selesai menghitungnya "Oh teman perempuan yang datang bersamamu tadi"

Baekyeon mengangguk "Iya"

"Dia sudah pergi tidak lama saat kau pergi bersama Suyeon tadi, dia bilang ingin segera berangkat bekerja"

Ah Baekyeon baru ingat jika Mina juga harus bekerja di kedai makan, maka dari itu Mina tidak bisa berlama-lama ditempatnya apalagi sampai menunggunya selesai mengobrol dengan Suyeon.

Sena mengalihkan pandangannya menuju keluar kiosnya untuk mencari Suyeon, namun nihil karena gadis cantik itu tidak kembali ke kiosnya lagi.

Apa gadis cantik itu sudah pulang tanpa berpamitan dulu padanya?

Sena melirik tas sekolah berwarna merah yang ia yakini itu adalah tas milik Suyeon "Suyeon kemana Baek, kenapa dia tidak ikut kesini bersamamu?"

"Ah Suyeon ada di luar Bu" jawab Baekyeon sekenanya.

"Kenapa dia tidak ikut masuk?"

"Aku akan mengantarnya pulang Bu karena hari sudah petang maka aku ingin meminta ijin pada ibu untuk mengantar Suyeon pulang"

Sena menatap penuh selidik pada anaknya itu "Apa kau yang menyuruh Suyeon untuk segera pulang dan melarang dia untuk kembali kesini lagi dengan beralasan ingin segera mengantar Suyeon pulang, pasti dia sudah pulang karena kau suruh dia untuk pergi" begitulah asumsi Sena.

"Kenapa ibu berkata seperti itu, aku benar-benar ingin mengantar Suyeon pulang, lagipula aku tidak mungkin melarang Suyeon untuk datang ke kios milik ibu. Justru aku sangat senang jika Suyeon sering datang kemari, bukankah itu tandanya Baekyeon tidak perlu lagi bersusah payah untuk mendekatkan ibu dengan Suyeon saat nanti dia akan menjadi mantu ibu"

Ucapan yang baru saja Baekyeon lontarkan itu mendapat jitakan didahinya yang berasal dari sang ibu "Aigo kau ini. Apa yang kau bicarakan tadi masih terlalu jauh Baek, kau masih harus sekolah di perguruan tinggi lalu bekerja setelah itu kau baru bisa menikah dengan Suyeon"

Baekyeon menggelengkan kepalanya sambil terkekeh menertawakan ucapan ibunya "Ibu aku hanya bercanda-"

"Jadi kau hanya bercanda untuk menjadikan Suyeon sebagai istrimu?" potong Sena dengan cepat.