Sebelum menuju kerumah, Suyeon sengaja menelpon Sean untuk mengajaknya bertemu dan mengobrol sebentar.
Gadis cantik itu hanya ingin memastikan bahwa apa yang dikatakan Baekyeon itu benar dan Sean yang berbohong padanya ataukah sebaliknya?
Tidak butuh waktu lama untuk menelpon sahabat kecilnya itu, Sean mengangkat telpon dari Suyeon setelah nada sambung pertama terdengar.
Sekarang Suyeon tengah menunggu Sean di kafe yang biasa mereka kunjungi, gadis cantik itu sedang memainkan ponselnya sesekali menyedot minuman pesanannya. Ice americano.
Ketika sedang asik bermain dengan ponselnya tiba-tiba ada seseorang yang duduk di samping tempat duduknya.
Gadis cantik itu menoleh saat bau parfum yang sangat familier itu dengan sengaja menyapa indera penciumannya.
"Kau sudah lama menunggu disini?"tanya seseorang itu pada Suyeon.
Gadis cantik itu mengangguk lalu menyedot minumannya lagi tanpa berniat mengeluarkan suaranya.
Seseorang yang tadi ditunggu kedatangannya oleh Suyeon itu menggeret kursi didepan Suyeon lalu mendudukkan dirinya disana "Aku mencarimu tadi, kenapa meninggalkan kelas begitu saja tanpa mengatakan sesuatu padaku lebih dulu" tatapan Sean mengintimidasi Suyeon yang tadi menghilang dari sekolah tanpa mengatakan apapun padanya lebih dulu.
Sebelumnya Suyeon tidak pernah kabur-kaburan seperti ini, Sean menyadari jika akhir-akhir ini sahabat kecilnya itu memang sedikit aneh.
"Aku hanya ingin membolos sehari saja lalu apa itu salah" jawab Suyeon sekenanya.
"Ini sama sekali bukan gayamu, Suyeon-a. Apa kau sedang ada masalah sehingga kau kabur-kaburan seperti ini?" tanya Sean.
Suyeon menggelengkan kepalanya membuat poninya ikut bergerak ke kanan dan ke kiri "Tidak dan lagi aku tidak kabur-kaburan seperti apa yang kau katakan itu"
"Jika tidak kabur-kaburan lalu kenapa kau tidak memberi tahu aku kemana kau akan pergi. Kau darimana, jangan bilang kau sedari tadi belum pulang karena aku melihatmu yang masih memakai seragam sekolah" mata Sean menelisik seragam yang dipakai oleh Suyeon.
Suyeon menurunkan pandangannya tertuju pada seragam yang masih ia pakai.
Sial! Kenapa ia ceroboh sekali menemui Sean begitu saja tanpa memperhatikan penampilannya.
Pasti sahabatnya itu akan banyak bertanya mengenai kepergiannya hari ini karena ia sudah membolos sekolah.
"Kau darimana?" tanya Sean lagi.
Suyeon melirik Sean yang sedang menatapnya curiga "Aku hanya berjalan-jalan saja tadi"
"Wah kau... Kau benar-benar aneh, Suyeon-a" Sean menghela napasnya "Hhhh yasudah lupakan mungkin kau belum mau menceritakan masalahmu padaku. Kau sudah makan siang?"
"Sudah"
Lelaki itu mengangguk "Lalu kau ingin berbicara apa denganku, tidak biasanya kau mengajakku untuk bertemu diluar seperti ini"
Gadis cantik itu masih terdiam dan nampaknya belum ingin menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Sean.
"Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku?"
Suyeon menggeleng lagi "Tidak"
Sean merasa sedikit heran karena tidak biasanya Suyeon bersikap cuek seperti ini padanya, memang sikap Suyeon sangat cuek dan dingin namun tidak seperti sekarang ini yang bisa dikatakan acuh.
Apa dirinya membuat salah terhadap gadis mungilnya itu sehingga ia diabaikan oleh Suyeon?
Suyeon mengetuk-ketuk meja menggunakan jari-jemarinya "Kau tidak merasa telah membohongiku tentang suatu hal?" tanyanya sambil melirik lelaki yang duduk di depannya itu.
Sean mengerutkan dahi lebarnya setelah mendengar pertanyaan dari sang sahabat.
Lelaki itu mengernyitkan dahinya lebih dalam lagi "Berbohong? Berbohong bagaimana maksudmu?" tanya Sean.
Suyeon menghela napasnya malas, apa sahabat kecilnya ini sedang berpura-pura tidak tahu apa maksud dari pertanyaannya? "Tanya saja pada dirimu sendiri, apa kau tidak merasa telah membohongiku tentang sesuatu hal" tanya Suyeon lagi sambil menatap wajah tampan milik sahabatnya itu.
"Pasal Baekyeon yang memukulimu" lanjut Suyeon yang nampaknya tidak sabar karena Sean seperti orang bodoh yang tidak tahu apapun.
"Kau sudah membohongiku. Bukan Baekyeon yang memukulimu tapi kau yang memukuli dia" tuding Suyeon.
Sean menggebrak meja pelan sehingga tidak terlalu menghasilkan bunyi yang keras "Ya! Bagaimana bisa kau berkata seperti itu padaku, aku tidak membohongimu, Suyeon-a karena memang benar dia yang memukul aku" ucap Sean tidak mau kalah.
"Aku sudah menanyakan hal itu pada Baekyeon, dan Baekyeon bilang bahwa bukan dia yang memukulimu tapi kau yang memukulinya-"
"Apa kau tidak lihat bahwa wajahku memar saat aku menemuimu tadi malam?" sahut Sean sambil menunjuk wajah tampannya.
Suyeon mengangguk "Aku memang melihat wajahmu memar tadi malam, namun bukan Baekyeon yang memukulmu"
Lelaki tampan itu melipat kedua tangannya di dada "Lalu siapa yang memukuli wajahku jika bukan dia" Sean mendecih "Apa kau pikir aku sudah gila sehingga aku memukuli wajahku sendiri"
"Baekyeon bilang bahwa kau yang memulainya lebih dulu sehingga Baekyeon memukulmu" sahut Suyeon.
Tanpa sepengetahuan gadis cantik itu, Sean kini menggertakkan giginya dan sangat terlihat bahwa rahang tegasnya itu sedikit mengeras karena Suyeon mengetahui kebohongannya.
"Apa Baekyeon yang sudah mempengaruhimu agar kau tidak percaya lagi dengan perkataanku?" Sean menunjuk dirinya sendiri.
Suyeon melipat kedua tangannya di depan dada "Mempengaruhi bagaimana maksudmu?"
Kenapa Sean selalu berprasangka yang tidak-tidak pada Baekyeon, padahal Baekyeon adalah orang yang baik menurut Suyeon.
"Dia sudah berkata yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya Suyeon-a, ia berkata padamu seolah aku yang bersalah sehingga kau tidak akan percaya lagi padaku. Padahal dengan jelas Baekyeon yang bersalah disini" ucap Sean.
Suyeon menggeleng tidak setuju dengan ucapan sahabat kecilnya itu "Baekyeon bukan orang yang seperti itu Sean-a, setahuku dia orang yang jujur dan lugu. Jadi tidak mungkin dia membohongiku untuk hal ini"
Sean menghela napasnya kasar karena ia sedang manahan amarahnya agar tidak kelepasan di depan gadis mungilnya itu "Sebenarnya sudah berapa lama kau dekat dengannya sehingga kau bisa menilai bahwa Baekyeon adalah orang yang jujur lalu kau dengan mudahnya mempercayai perkataannya yang kau sendiri tidak tahu kebenarannya?!" entah kenapa secara tiba-tiba saja Sean menaikkan nada bicaranya.
Gadis cantik itu menatap heran pada Sean "Kenapa kau terlihat kesal sekali"
"Jelas aku kesal, karena Baekyeon sudah mempengaruhimu agar tidak percaya lagi padaku" sahut Sean dengan cepat.
Suyeon menghela napasnya sedikit kesal karena Sean terus saja mengelak jika dirinya tidak berbohong padanya "Dia tidak mempengaruhiku yang tidak-tidak seperti apa yang kau bilang tadi Sean-a, jika kau seperti ini justru sangat terlihat jika kau yang berbohong disini"
Sean menghela napasnya juga, meskipun dia mencoba menyembunyikannya dari Suyeon maka suatu saat nanti Suyeon akan dengan mudah mengetahuinya.
"Kenapa kau membohongiku, kau tahu tidak karena perkataanmu itu aku jadi berpikiran bahwa Baekyeon adalah orang yang jahat" ujar Suyeon ketika melihat Sean terduduk lesu tidak menimpali perkataannya seperti sebelumnya.
"Karena aku ingin membuatmu jauh dengan Baekyeon, aku tidak suka melihatmu berdekatan dengannya" ungkap Sean.
Suyeon mengernyitkan dahinya "Kenapa kau tidak menyukainya, lagipula aku dekat dengan Baekyeon hanya sebatas teman"
"Sejak kau dekat dengannya, kau jadi jauh denganku dan kau lebih memilih untuk pergi bersama Baekyeon dan mengabaikan ajakanku"
Suyeon memang tidak habis pikir dengan sahabatnya itu, hanya karena hal itu Sean rela membohonginya memang tidak bisa jika dibicarakan lebih dulu.
Yang menjadi pertanyaan dibenak Suyeon kenapa Sean tidak suka melihat kedekatannya dengan Baekyeon.
"Kapan aku mengabaikan ajakanmu?"
Sean menatap remeh sahabat kecilnya itu, apa Suyeon berpura-pura tidak ingat atau bahkan sengaja melupakannya? "Kemarin waktu aku memergokimu berada dirumah Baekyeon, kau lebih dulu mengabaikan ajakanku untuk pulang bersama ternyata kau lebih memilih pergi dengan Baekyeon"
"Itu juga karenamu"
"Bagaimana bisa itu karena aku?"
"Waktu aku berada dirumah Baekyeon bukankah saat itu adalah hari dimana kau memukulinya di taman belakang sekolah"
Lelaki tampan itu nampak mengingat-ingat.
"Aku ke rumah Baekyeon untuk meminta maaf atas dirimu, kau memukulnya sampai masuk UKS. Aku memang tidak tahu ada masalah apa diantara kalian berdua, tapi yang jelas aku tidak suka dengan sikap kabarmu yang akhir-akhir ini kau lampiaskan pada orang lain" ungkap Suyeon.
Seperti biasa Sean selalu diam ketika Suyeon mulai menghakiminya, ini juga salahnya karena berani membohongi gadis mungilnya itu.
"Kenapa kau akhir-akhir ini hobi sekali memukuli Baekyeon"
"Hobi katamu? Maksudmu aku senang memukulinya?" tanya Sean pada Suyeon sambil menunjuk dirinya sendiri.
Suyeon mengangguk "Iya"
"Apa kau ingin tahu alasan yang menyebabkan aku tidak suka dengan Baekyeon sehingga aku memukulinya?"
Petanyaan itu membuat Suyeon kebingungan tentang alasan apa yang akan dilontarkan oleh Sean, apa ini akan menyangkut dirinya?