"Maaf tadi kau harus melihat pertengkaranku dengan Sejung"
Mina yang sedang duduk disamping Suyeon disebuah kursi panjang yang sudah usang itu menoleh saat Suyeon mengajaknya berbicara "Kau tidak perlu meminta maaf padaku" ucap Mina sambil tersenyum pada Suyeon, namun gadis itu malah membuang pandangannya.
"Terima kasih juga kau sudah menolongku dan membawaku menjauh dari Sejung, jika tadi kau tidak segera mengajakku pergi mungkin rambutku sudah rontok dan aku sudah botak sekarang. Dasar gadis gila" maki Suyeon pada Sejung yang sekarang entah dimana keberadaannya setelah bertengkar dengannya tadi.
Mina terkekeh mendengar makian yang Suyeon tujukan pada Sejung "Kenapa tadi kau menolongku, bukankah seharusnya kau menolong Sejung" Mina langsung menghentikan kekehannya ketika Suyeon kembali berbicara.
Mina mengedikkan bahunya tidak tahu "Hanya ingin saja, lagipula sudah ada teman lelakimu itu yang membawa Sejung pergi"
Suyeon mengangguk paham "Ah iya"
Mina menggigit bibirnya karena canggung hanya duduk berdua seperti ini dengan Suyeon.
"Apa aku harus meminta maaf pada Suyeon? Bukankah Suyeon sudah tahu siapa aku sebenarnya" pikir Mina.
"Em, maaf sebelumnya. Aku merasa canggung karena duduk berdua seperti ini denganmu. Bagaimana jika kita berkenalan terlebih dulu meskipun aku sudah tahu jika namamu adalah Suyeon"
Suyeon yang sedari tadi memandang kedepan kini menoleh pada Mina "Aku rasa kita tidak perlu berkenalan lagi, lagipula aku juga sudah tahu namamu adalah Mina"
Mina tersenyum kikuk mendengar penuturan Suyeon yang terdengar seperti menolak ajakannya untuk berkenalan.
"Aku sudah tahu jika kau adalah orang suruhan Sejung yang menuduhku dikafe waktu itu dan kau pasti sudah tahu siapa aku, jadi aku rasa kita tidak perlu berkenalan lagi" perkataan Suyeon membuat senyuman dibibir Mina luntur begitu saja tergantikan dengan raut wajah gugupnya.
Mina sangat ingat kejadian dimana dia menuduh Suyeon sebagai orang yang sudah menyuruhnya untuk memukuli Sejung, padahal apa yang terjadi justru sebaliknya.
Melihat Mina yang sepertinya tengah gugup Suyeon mengulas senyumnya "Kau tidak ingin meminta maaf padaku?"
Mina dengan cepat menyahuti perkataan Suyeon "Tentu saja aku ingin meminta maaf padamu, Suyeon" gadis itu beranjak dari tempat duduknya lalu mengambil posisi berlutut didepan Suyeon.
Suyeon yang melihat Mina berlutut didepannya itu segera memegang bahu gadis itu untuk menyuruh Mina agar tidak berlutut didepannya "Kau tidak perlu seperti ini"
Mina tetap kekeh untuk berlutut didepan Suyeon lalu Mina menundukkan kepalanya dan tidak lama kemudian Suyeon dapat melihat jika punggung gadis itu bergetar.
"Apa Mina sedang menangis sekarang?" tanya Suyeon dalam hatinya.
"Apa kau menangis?" tanya Suyeon sambil mengusap punggung Mina berniat menenangkan agar gadis itu agar segera berhenti menangis.
Mendapat usapan dipunggungnya oleh Suyeon membuat Mina semakin terisak sampai napasnya tersegal karena sesegukan "Sudahlah tidak usah menangis"
"Hiks maafkan aku Suyeon, entah apa yang harus aku lakukan untuk bisa mendapatkan maaf darimu"
Mina masih menangis tersedu dan Suyeon juga masih setia mengusap punggung bergetar itu hingga berhenti Mina berhenti menangis.
Hingga beberapa menit kemudian akhirnya tangisan Mina tidak lagi terdengar namun Mina masih sesegukan. Apa tandanya Mina sudah berhenti menangis?
"Aku sudah memaafkanmu" ungkap Suyeon.
Gadis cantik itu memang sengaja menunggu Mina berhenti menangis lebih dulu sebelum menjawab permintaan maaf dari Mina.
Mina mendongakkan kepalanya untuk melihat Suyeon yang tengah tersenyum padanya, entah kenapa senyuman itu justru membuat Mina semakin merasa bersalah.
"Aku rasa kau sudah puas menangis, jadi sekarang duduklah karena sedari tadi orang-orang melihat aneh kearah kita"
Mina melihat sekelilingnya dan benar jika beberapa orang yang berada tidak jauh darinya itu melihat aneh kearah dirinya dan Suyeon.
Bagaimana tidak aneh jika melihat seorang gadis yang tengah menangis kencang dengan ditemani gadis satunya yang setia mengusap dan menepuk-nepuk punggung gadis yang sedang menangis tadi ditempat yang tidak bisa dikatakan sepi itu?
Mina yang menyadarinya langsung mengusap jejak airmata dipipinya lalu duduk disamping Suyeon.
Suyeon terkekeh "Apa sekarang kau malu"
Mina yang masih sesegukan itu tersenyum lalu mengangguk "Aku sama sekali tidak memikirkan jika orang-orang akan menatap aneh kearah kita"
"Kearahmu lebih tepatnya" ralat Suyeon.
Karena apa yang dikatakan gadis cantik itu memang benar, orang-orang itu memperhatikan Mina yang sedang menangis tadi bukan dirinya.
"Tapi Suyeon, apa benar kau mau memaafkan aku" tanya Mina sekali lagi guna memastikan bahwa Suyeon memang benar-benar mau memaafkannya.
"Aku sangat tidak suka jika harus mengulangi perkataanku"
Mina menundukkan kepalanya kembali "Aku benar-benar menyesal sudah menuruti permintaan Sejung untuk berbuat jahat padamu"
Suyeon mengangguk paham "Iya aku tahu, kau melakukannya karena saat itu kau sedang membutuhkan uang bukan"
Gadis itu mengangguk "Iya. Aku benar-benar sangat membutuhkan uang saat itu, maka dari itu aku benar-benar minta maaf padamu, Suyeon. Saat itu aku percaya pada cerita yang aku dengar dari Sejung jika kau adalah gadis jahat yang merebut kekasihnya, karena itu juga aku mau saja melakukannya disamping karena uang"
Sempat terbesit rasa bingung didalam hati Mina, sebenarnya Suyeon mengetahui semua tentangnya dari siapa?
Padahal ia tidak membeberkan pada siapapun perihal alasannya kenapa mau menerima tawaran yang Sejung berikan padanya karena uang.
Seingat Mina, ia hanya memberi tahukannya pada Baekyeon, atau mungkin Baekyeon yang sudah memberi tahukan semuanya pada Suyeon?
Lamunan Mina buyar ketika Suyeon kembali berucap "Itu karena kau tidak tahu cerita yang sebenarnya terjadi"
"Aku memang bodoh" Mina memaki dirinya sendiri sambil memberi pukulan kecil pada kepalanya.
"Aku dengar kau bekerja paruh waktu sepulang sekolah?"
Mina menghentikan kegiatannya memukuli kepalanya sendiri lalu gadis itu mengangguk "Iya. Aku harus bekerja dan menghasilkan uang sendiri karena kedua orang tuaku harus menghidupi kedua adikku. Aku tidak mau menambahi beban mereka lagipula aku sudah besar dan aku harus bisa menghasilkan uang sendiri"
Suyeon terdiam setelah mendengar cerita betapa susahnya hidup Mina yang mengakibatkan dia harus bekerja untuk menghidupi kebutuhan keluarganya serta membayar biaya sekolahnya sendiri.
Suyeon menyesali perbuatannya yang sudah ia lakukan selama ini, ia sangat tidak tahu berterima kasih atas apa yang dimilikinya saat ini, berkat kerja keras ayah dan ibu-ralat wanita perebut suami ibunya itu ia bisa hidup lebih baik dibandingkan dengan orang-orang diluaran sana yang hidup serba kekurangan, contoh saja Mina.
Bukan berterima kasih pada ayah dan ibu sambungnya itu, Suyeon justru memberi perlakuan yang tidak baik terhadap keduanya.
Nampaknya gadis cantik itu harus lebih bersyukur lagi dengan kondisi keuangan keluarganya yang bisa dikatakan lebih dari kata cukup itu, nyatanya diluaran sana banyak sekali orang yang rela banting tulang hingga rasanya hampir mati demi mendapatkan uang, lihat saja Mina.
Padahal gadis seumuran Mina akan banyak menghabiskan waktunya dengan berbelanja ataupun pergi ke salon untuk mempercantik diri dan menghabiskan uang orang tuanya, namun berbeda dengan Mina yang harus bekerja banting tulang untuk menunjang kebutuhan hidupnya sendiri.
"Oh iya tentang kau yang kenal dengan Baekyeon, apa benar kau berkenalan dengannya ditempatmu bekerja?"
Mina menoleh "Tapi sebelumnya apa aku boleh bertanya padamu?"
Tanpa berpikir lama gadis cantik itu mengangguk "Sebenarnya kau dan Baekyeon ada hubungan apa? Setahuku kau tidak terlalu dekat dengan Baekyeon sebelumnya" tanya Mina pada Suyeon.
Sebelah alis Suyeon terangkat keatas mendengar pertanyaan Mina "Kenapa dia bertanya seperti itu, apa kedekatan ku dengan Baekyeon terlihat aneh?" tanyanya dalam hati.
Diliriknya Mina yang tengah menunggu jawabannya itu "Apa dia menaruh hati pada Baekyeon sehingga dia menanyakannya padaku?" tanyanya lagi dalam hati.