"Kenapa kau akhir-akhir ini hobi sekali memukuli Baekyeon"
"Apa kau ingin tahu alasan yang menyebabkan aku tidak suka dengan Baekyeon sehingga aku memukulinya?"
Petanyaan itu membuat Suyeon kebingungan tentang alasan apa yang akan dilontarkan oleh Sean, apa ini akan menyangkut dirinya?
Sean melirik Suyeon yang nampaknya sedang kebingungan itu lalu dirinya tersenyum "Alasan kenapa aku tidak menyukai Baekyeon adalah karena belakangan ini aku sering melihatmu dekat sekali dengan lelaki itu dan kedekatanmu dengan dia membuatku marah dan berakhir aku memukulinya kemarin" ucap Sean lirih.
"Itu hanya perasaanmu saja Sean-a, aku dan Baekyeon tidak dekat seperti apa yang ada dipikiranmu itu. Aku dan Baekyeon bahkan tidak sedekat itu kenapa kau sampai memukulinya seperti itu?"
Suyeon merasa heran karena akhir-akhir ini sahabat kecilnya itu sering beradu pukul dengan Baekyeon, jika Sean berkelahi dengan preman sekolah wajar tapi ini dengan Baekyeon.
Semua orang bahkan tahu siapa Baekyeon, murid pintar dan murid teladan disekolahnya yang jarang sekali berkelahi atau bahkan tidak pernah berkelahi sama sekali, jadi kemungkinan kecil untuk Baekyeon membuat masalah dengan seseorang kecuali orang lain yang mencari masalah dengannya lebih dulu.
"Aku tidak suka ada lelaki lain yang mendekatimu selain aku"
Suyeon sepertinya tahu maksud dari alasan yang baru saja dilontarkan oleh Sean, kenapa lelaki tampan itu tidak suka melihat kedekatannya dengan lelaki lain selain dirinya, apa Sean cemburu? "Memangnya aku tidak boleh memiliki pasangan?"
"Dan perlu kau ketahui jika pasanganmu kelak adalah aku"
Suyeon terkejut dengan perkataan Sean, jujur saja gadis cantik itu tidak pernah berpikir sampai sejauh itu mengenai hubungannya dengan Sean karena ia sudah nyaman dengan hubungan persahabatan keduanya selama ini.
Di dalam pikiran Suyeon, gadis cantik itu menginginkan dirinya dan Sean akan bahagia dengan keluarga masing-masing dengan arti lain tanpa keduanya harus hidup bersama.
"Sean, apa maksud dari perkataanmu baru saja itu?"
Lelaki tampan itu tersenyum miring sebelum menjawab pertanyaan gadis mungilnya "Aku yang akan menjadi suamimu kelak, apa kau tidak mau jika aku yang akan menjadi suamimu?" tanya Sean.
"Kenapa kau hal membahas itu" ucap Suyeon seperti tidak nyaman.
Wajar saja jika Suyeon merasa tidak nyaman dengan perkataan Sean yang mengatakan bahwa lelaki itu yang kelak akan menjadi pasangan Suyeon.
Bukankah dari awal Suyeon membahas tentang Sean yang sudah membohonginya, namun kenapa pembahasan ini sampai pada pasangan hidup keduanya kelak.
Yang mereka saja tidak ketahui jawabannya.
"Memangnya kenapa jika aku membahas hal itu, ini juga ada kaitannya dengan pembahasan kita sebelumnya. Jujur aku tidak suka melihatmu dekat dengan lelaki lain, selain aku."
Sean menghela napasnya lalu menggenggam tangan Suyeon "Aku mencintaimu, Suyeon-a" dielusnya punggung tangan milik Suyeon itu.
Suyeon menjadi terdiam mendengar pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh sahabat kecilnya itu, meskipun ia sudah beberapa kali mendengar Sean mengatakan bahwa lelaki itu mencintainya, namun kali ini terdengar berbeda.
Terlihat dari wajah tampan sang sahabat jika perkataan yang baru saja dia lontarkan itu adalah ungkapan yang serius dan tidak ada niat untuk bercanda sedikitpun.
"Kita bersahabat Sean-a, jadi tidak seharusnya kau mencintaiku" ujar Suyeon.
Sean menggeleng "Memangnya kau tidak pernah mendengar jika persahabatan di antara lelaki dan wanita tidak ada yang murni, pasti ada salah satu diantara mereka yang memiliki perasaan lebih. Entah itu aku ataupun kau, perasaan itu wajar ada didalam persahabatan kita, Suyeon-a" ucap Sean lagi.
"Kau pasti sedang bercanda bukan?"
Sean menggeleng lagi "Aku tidak sedang bercanda, Suyeon-a. Apa yang aku katakan ini tulus dari dalam hatiku bahwa aku sangat mencintaimu. Perasaan ini bukan rasa cinta sebagai sahabat namun aku mencintaimu sebagai laki-laki yang mencintai wanitanya" Sean mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Suyeon.
Gadis cantik itu tertegun mendengar penuturan lelaki yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri itu "S-sejak kapan perasaan itu tumbuh didalam hatimu"
Lelaki tampan itu menggeleng "Aku pun tidak mengetahuinya sejak kapan perasaan ini tumbuh dalam hatiku, Suyeon-a. Namun yang pasti aku selalu merasa nyaman saat berada didekatmu dan seiring berjalannya waktu rasa nyaman itu semakin menjadi hingga sampai dimana rasa ini tumbuh menjadi rasa ingin memilikimu seutuhnya"
Suyeon membenarkan duduknya sehingga punggungnya menempel pada punggung kursi yang sama sedang di dudukinya itu, entah kenapa semenjak Sean mengungkapkan perasaannya pada Suyeon membuat keduanya merasa canggung sekarang.
"Apa kau tidak memiliki perasaan yang sama denganku?"
Suyeon yang sedari tadi hanya diam saja menjadi menoleh ketika Sean mengajaknya untuk berbicara.
Gadis cantik itu kebingungan sekarang harus menjawab apa, selama ini ia hanya menganggap Sean sebagai sahabat yang sangat baik padanya, perasaan sayang ataupun cinta sebagai wanita pada lelakinya justru sama sekali tidak dirasakan oleh Suyeon pada Sean.
Sean masih menunggu gadis mungilnya itu untuk menjawab pertanyaannya "Kenapa kau hanya diam saja, apa kau tidak memiliki perasaan yang sama denganku?" tanya Sean lagi ketika Suyeon hanya diam saja setelah ia menunggu gadis cantik itu untuk berbicara cukup lama.
Tiba-tiba saja Suyeon beranjak dari tempat duduknya lalu melangkahkan kakinya keluar dari kafe tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Sean.
Merasa ada yang aneh dengan gadis mungilnya itu Sean langsung menyusul langkah kaki Suyeon.
"Suyeon-a" Sean menahan lengan Suyeon untuk tidak berjalan semakin jauh darinya.
Gadis cantik itu menoleh kebelakang ketika merasa tangannya ditahan oleh seseorang "Lepaskan tanganku, Sean" pintanya saat ia tahu bahwa orang yang menahannya itu adalah Sean.
Lelaki tampan yang semula dibelakang Suyeon kini sudah berdiri di depan gadis cantik itu "Kenapa kau pergi begitu saja dan tidak menjawab pertanyaanku lebih dulu"
"Pertanyaan apa" sahut gadis cantik itu pura-pura tidak mengingatnya.
"Tentang perasaanmu padaku, apa kau tidak memiliki perasaan yang sama denganku"
Suyeon memperhatikan sorot mata Sean yang terlihat sangat menunggu jawabannya itu, apa ini akhir dari persahabatannya dengan lelaki didepannya ini jika Suyeon tidak memiliki perasaan yang sama dengan Sean.
"Suyeon-a jawab aku atau-"
"Aku tidak memiliki perasaan yang sama denganmu, Sean-a. Aku bahkan sudah menganggapmu sebagai kakakku ssendiri selama ini Jadi aku tidak mungkin menaruh perasaan yang lebih padamu melebihi hubungan persahabatan kita"
Lelaki tampan itu menghela napasnya pelan karena ia sudah mengetahui apa jawaban yang akan dilontarkan oleh gadis mungilnya itu, dan ternyata benar jika Suyeon akan mengatakan jika dia tidak memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.
Sean bahkan sudah dari jauh hari menyiapkan hatinya untuk merasakan sakit jika suatu saat nanti Suyeon berkata bahwa tidak memiliki perasaan apapun padanya dan hanya menganggapnya sebagai sahabat saja.
"Sean" panggil Suyeon karena lelaki di depannya ini terdiam setelah mendengar jawaban darinya, apa jawaban Suyeon ada yang salah?
"Aku tidak melarangmu untuk mencintaiku, namun jangan menjauhiku setelah kau tahu perasaanku padamu hanya sebatas sahabat tidak lebih" lanjut Suyeon.
Sean mengangguk paham "Iya aku mengerti Suyeon-a, namun itu tidak menutup kemungkinan untuk kau membalas cintaku bukan?"
Suyeon menoleh "Apa maksudmu?"
"Mungkin untuk sekarang ini kau memang belum mencintaiku karena aku baru menyatakan perasaanku padamu, namun seiring berjalannya waktu aku yakin kau bisa mencintaiku, Suyeon-a"
Suyeon menggelengkan kepalanya lalu melepas genggaman tangan Sean padanya "Aku tidak bisa, Sean-a. Aku hanya menganggapmu sebagai ka-"
Perkataan Suyeon terpotong karena tubuh gadis itu sudah lebih dulu ditarik ke dalam dekapan Sean.
"Tolong jangan katakan itu lagi, Suyeon-a" dikecupnya puncak kepala gadis mungilnya itu "Hiks, aku mohon jangan katakan bahwa kau tidak akan bisa mencintaiku lagi"
Hati Suyeon tertegun mendengar isak tangis lelaki yang tiba-tiba menyekapnya itu, ia baru pertama kali melihat Sean menangis seperti ini.
"Apa aku sudah melukai hatimu, Sean-a. Maafkan aku" ucap Suyeon dalam hatinya sambil memeluk erat tubuh lelaki tampan itu.