Disebuah kedai makanan ada seorang gadis cantik yang memiliki surai pendek sebahu itu sedang membereskan beberapa piring dan gelas kotor disebuah meja, lalu membawa piring dan gelas itu ke belakang dan mencuci piring dan gelas kotor tersebut di washtapel.
Ia sesekali mengelap keringatnya yang mengalir di pelipisnya lalu menoleh ketika ada yang memanggil namanya "Ah iya Bu" ternyata yang memanggil namanya tadi adalah pemilik kedai makan tempat ia bekerja itu.
Wanita paruh baya bernama Yisuh itu mendekati seseorang yang baru saja dipanggilnya tadi "Ada yang mencarimu nak, dia bilang sahabatmu"
"Benarkah, bisa tolong ibu katakan padanya jika aku akan menemuinya setelah mencuci piring ini selesai"
Wanita bernama Yisuh itu berjalan mendekati gadis itu "Sudah kau temui saja dulu sahabatmu itu, siapa tahu ada hal penting yang ingin dia bicarakan denganmu, biar ini ibu yang lanjutkan"
Gadis itu menahan tangan Yisuh untuk mengambil alih piring kotor yang ada ditangannya itu "Tidak usah ibu"
Yisuh menggeleng "Sudah kau temui dia dulu, lagipula ini tinggal sedikit biar ibu yang melanjutkannya" wanita paruh baya itu kekeh mengambil alih piring kotor yang sedang dipegang oleh gadis cantik itu.
Gadis cantik berambut sebahu itu menatap tidak enak pada pemilik kedai tempatnya bekerja itu , namun tidak lama kemudian ia tersenyum karena Bu Yisuh tersenyum sambil mengangguk padanya dan menyuruhnya untuk bergegas menemui sahabatnya yang entah tidak ia ketahui siapa orang itu.
Selama ini ia tidak memiliki teman apalagi sahabat seperti yang orang itu katakan bosnya, daripada memikirkannya dan membuatnya semakin penasaran, gadis itu segera membasuh tangannya yang masih penuh dengan busa sabun cuci piring itu lebih dulu tidak lupa mengeringkannya menggunakan kain kering yang tersampir tidak jauh dari tempatnya, sebelum menemui orang yang mencarinya itu.
"Kalau begitu saya menemui sahabat saya dulu ya, Bu" pamitnya pada ibu bosnya.
Gadis itu melangkahkan kakinya menuju kedepan setelah mendapat anggukan dari bosnya itu.
Ketika membuka tirai pembatas antara kasir dan pantry, langkah gadis itu tiba-tiba saja terhenti ketika melihat siapa yang sedang berdiri sambil menunduk memperhatikan jam yang ada dipergelangan tangan tersebut.
Tidak lama setelahnya orang itu mendongakkan kepalanya dan tatapannya langsung bertemu dengan gadis yang masih mematung dibelakang meja kasir itu.
Orang itu tersenyum miring ketika orang yang dicarinya sekarang sudah berdiri tidak jauh dari hadapannya "Senang bisa bertemu denganmu lagi, Mina"
Yups gadis yang masih berdiri mematung dibelakang meja kasir itu adalah Mina, setelah namanya disebut oleh orang itu Mina melangkahkan kakinya untuk menghampiri orang tersebut.
"Sejung"
Gadis cantik yang rambut panjangnya dikucir kuda itu tersenyum sebentar "Bagaimana, apa kau senang selarang?"
Alis Mina menukik mendengar ucapan Sejung yang baru saja dilontarkan padanya itu " Apa maksudmu?"
Sejung menghela napasnya pelan lalu mengedarkan pandangannya keseluruh kedai makan tempat Mina bekerja itu "Bisa kita berbicara diluar sebentar, sepertinya disini bukan tempat yang tepat untuk membahas hal yang ingin aku katakan padamu, karena ini menyangkut citra burukmu"
Sejung memelankan ucapannya ketika berkata 'citra burukmu' pada Mina.
Mendengar Sejung berkata 'citra buruk' pikiran Mina sudah langsung tertuju pada masalah yang menyebabkan Sejung dikeluarkan dari sekolah, Mina sangat yakin jika Sejung menemuinya untuk membahas hal itu karena semenjak masalah itu selesai ia sama sekali belum bertemu dengan Sejung.
"Apa Sejung akan melaporkan aku pada pihak sekolah agar aku juga dikeluarkan dari sekolah sama sepertinya?" tanya Mina pada dirinya sendiri.
"A-aku harus meminta-"
"Ah jika itu tentang ijin, aku sudah lebih dulu meminta ijin pada wanita tua tadi dan dia mengijinkanku untuk mengobrol sebentar denganmu, kau tidak keberatan bukan"
Perkataan Sejung itu seakan seperti sebuah perintah bagi Mina, jadi mau tidak mau ia harus menuruti Sejung untuk mengobrol sebentar diluar.
Meskipun dengan berat hati Mina menyanggupinya.
Mina melangkahkan kakinya mengikuti Sejung yang sudah berjalan beberapa langkah didepannya.
Langkah Sejung berhenti disebuah gang yang tidak jauh dari kedai tempat Mina bekerja tadi lalu gadis cantik itu memutar tubuhnya dan langsung berhadapan dengan Mina yang sedang berdiri dibelakangnya.
Gadis yang rambutnya dikucir kuda itu melipat tangannya di depan dada lalu tersenyum miring pada Mina yang masih membuang pandangannya kearah lain dan tidak menatap kearahnya "Kau pasti merasa aman sekarang karena Baekyeon sialan itu susah melindungimu"
Mina menoleh pada Sejung "Aku bahkan merasa sangat takut sekarang"
Sejung terkekeh "Karena kau bertemu denganku?" gadis itu menunjuk dirinya sendiri lalu tertawa cantik didepan Mina "Tenang saja, aku tidak akan melaporkanmu pada pihak sekolah jika itu yang kau takutkan" lanjut Sejong.
"Apa aku tidak sbenar adanya jika Sejung tidak akan melaporkan aku pada pihak sekolah? Tapi kenapa" ucap Mina dalam hati lalu di liriknya gadis yang tengah berdiri di depannya itu "Aku pikir Sejung akan balas dendam padaku karena saat itu aku tidak datang diwaktu persidangan sehingga membuat Sejung terbukti bersalah dan berakhir dikeluarkan dari sekolah" batinnya.
"Tapi sebelumnya aku ingin bertanya padamu tentang kau yang tidak datang saat aku suruh ke ruang kesiswaan hari itu, bagaimana kau bisa tidak datang saat aku menyuruhmu untuk keruang kesiswaan"
"Aku berniat untuk datang namun belum sampai di ruang persidangan, Baekyeon lebih dulu menghalangi jalanku dan melarangku untuk datang lalu dia bilang bahwa Baekyeon yang akan mengantikan aku-"
"SEHARUSNYA KAU TIDAK MEMBIARKANNYA PERGI SIALAN!" tunjuk Sejung pada Mina.
Tubuh Mina tersentak ketika Sejung tiba-tiba membentaknya.
Sejung menetralkan napasnya setelah ia berteriak tadi "Kau tahu apa yang terjadi saat Baekyeon yang datang?" gadis cantik itu mendekatkan wajahnya pada wajah Mina "AKU DIKELUARKAN DARI SEKOLAH DAN ITU KARENAMU!" lanjut Sejung sambil menunjuk Mina tepat didepan mata gadis itu.
"Aku tidak tahu jika-"
Sejung memejamkan kedua matanya lalu membukanya "Tidak usah berpura-pura tidak tahu, aku yakin kau pasti sudah tahu jika aku dikeluarkan dari sekolah"
Mina meremat bagian bawah seragam kerjanya itu.
"Kau harus bertanggung jawab karena kau aku dikeluarkan dari sekolah"
"Itu karena kau yang bersalah maka dari itu kau yang seharusnya dikeluarkan dari sekolah, jadi itu bukan salahku Sejung"
Kedua bola mata Mina sontak membulat karena tubuhnya tiba-tiba didorong oleh Sejung sehingga punggungnya menabrak dinding yang berada dibelakangnya.
"Kau berani berkata seperti itu padaku setelah membuatku dikeluarkan dari sekolah hah?!"
Sejung terlihat menggulung lengan sweaternya hingga sikut lalu melangkahkan kakinya untuk mendekati Mina yang masih terkejut dengan tindakannya yang mendorong tubuh kurus gadis itu tadi.
Tangan Sejung terarah untuk mencengkram dagu Mina dengan kasar "Lihatlah, siapa dirimu sebelum kau berkata seperti itu padaku"
Mina menatap khawatir pada Sejung, ternyata gadis yang sedang mencengkram dagunya itu memang memiliki sikap yang kasar, jika tahu akan begini Mina tidak akan mau berurusan dengan Sejung.
"Aku tahu kau sengaja menjebakku menggunakan Baekyeon agar aku bisa dikeluarkan dari sekolah dan kau aman"
Sontak Mina menggelengkan kepalanya atas tuduhan yang Sejung layangkan padanya "Aku tidak berniat untuk menjebakmu seperti apa yang kau katakan itu, Sejung"
"Lalu kenapa aku yang dikeluarkan dari sekolah, aku membayarmu untuk membuat Suyeon dikeluarkan dari sekolah bukan aku!!" Sejung semakin mengeratkan cengkramannya pada dagu Mina membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Aku sudah melakukannya sesuai dengan perintahmu lalu apa salahku"
Benar bukan apa yang diucapkan oleh Mina bahwa ia sudah melakukan apa yang diperintahkan oleh Sejung waktu itu untuk menuduh Suyeon, lalu dimana letak kesalahan Mina sehingga Sejung marah besar padanya?