Baekyeon terlihat menghela napasnya terlebih dahulu sebelum mengeluarkan suaranya "Kakimu ini harus dikompres lagi agar besok tidak tambah membengkak"
Baekyeon menurunkan kaki Suyeon yang tadi berada dipahanya, lelaki itu menyenderkan punggungnya dikursi yang di dudukinya.
"Iya, terimabkasih Baekyeon-a aku akan mengompresnya setelah ini"
Baekyeon memperhatikan Suyeon yang masih sibuk memijit kakinya sendiri seperti yang Baekyeon lakukan tadi, Baekyeon tersenyum melihat Suyeon yang terlihat nyaman memakai baju setelan miliknya itu.
Apa gadis cantik itu tidak sadar jika dirinya masih memakai baju milik Baekyeon?
Kenapa baju sederhana seperti milik Baekyeon itu bisa terlihat pantas untuk Suyeon, bahkan dimata Baekyeon gadis cantik itu terlihat tambah cantik.
Tapi senyumannya itu luntur ketika ingatannya kembali mengingat ucapan yang baru saja terlontar dari bibir gadis cantik yang sedang memijit kakinya itu.
'Tadi aku sudah mengompresnya sewaktu dirumah Sean'
Lagi-lagi ia kalah satu langkah dengan Sean, lelaki itu memang sulit dikalahkan. Mau bagaimanapun Sean akan selalu menang darinya.
Baekyeon tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya setelah netranya tidak sengaja melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan Suyeon "Suyeon-a, sepertinya aku harus segera pulang karena ini sudah malam dan juga ibuku pasti sudah menunggu dirumah"
Suyeon menoleh lalu mengangguk "Baiklah, aku akan mengantarmu sampai depan" gadis itu hendak berdiri sebelum Baekyeon menahannya untuk berdiri.
"Ah tidak perlu Suyeon-a, kakimu sedang sakit sebaiknya kau segera istirahat" Baekyeon menuntun Suyeon untuk kembali duduk.
Baekyeon memutar langkahnya dan berjalan meninggalkan Suyeon yang sedang duduk sambil melihat kearahnya.
"Baekyeon-a"
Baekyeon yang mendengar namanya kembali dipanggil oleh Suyeon menoleh.
"Sekali lagi terima kasih kau sudah mau membantuku untuk membuktikan jika bukan aku yang bersalah, kalau tidak ada kau pasti aku sudah dikeluarkan dari sekolah"
Baekyeon tersenyum "Sama-sama Suyeon-a itu sudah menjadi kewajiban kita untuk membela kebenaran, aku pamit pulang dulu ya, kau harus segera istirahat dan semoga kakimu segera sembuh agar kau bisa berjalan dengan baik seperti sebelumnya" ucapan Baekyeon.
Suyeon mengangguk "Kau berhati-hatilah dijalan, maaf aku tidak bisa mengantarmu sampai depan"
Baekyeon mengangguk lalu melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti karena Suyeon memanggilnya dan lelaki itu melangkahkan kakinya untuk meninggalkan kediaman rumah Suyeon.
Baekyeon keluar dari pekarangan rumah Suyeon dengan berjalan kaki, lelaki itu berjalan menyusuri jalanan yang sepi mengingat ini sudah jam 9 malam.
Baekyeon sesekali melihat ke belakang karena merasa ada yang mengikuti langkahnya, namun ketika ia melihat ke belakang Baekyeon tidak menemukan siapa-siapa.
Lelaki itu dikejutkan dengan suara yang berasal dari belakangnya karena ia mendengar suara seperti seseorang yang sedang menabrak tong atau apapun itu, sehingga bunyinya terdengar sangat nyaring sehingga tubuh Baekyeon sempat terjengkit karena kaget tadi.
Sepertinya memang ada yang mengikutinya, namun lagi-lagi saat Baekyeon menoleh ke belakang ia tidak menemukan siapapun disana.
Baekyeon menoleh ke depan lagi dan tidak lama kemudian bola matanya itu sedikit melebar ketika melihat seseorang tengah berdiri di depannya.
Seseorang yang berdiri didepan Baekyeon itu menatap lurus pada Baekyeon dan tatapannya itu sangat tajam seakan-akan tatapan tajam itu bisa membunuh Baekyeon kapan saja.
Sean langsung mencengkram kerah seseorang yang sudah berani melawannya tanpa mengibarkan bendera perang "Ternyata kau berani datang kerumah Suyeon, itu tandanya kau menyerahkan nyawamu padaku" cengkraman Sean semakin menguat.
"Memangnya apa yang harus aku takuti darimu" seseorang yang kerah bajunya dicengkram oleh Sean itu meronta untuk mencoba melepas cengkraman Sean pada kerah bajunya.
"Aku ingatkan sekali lagi padamu Baekyeon, HAHA sebenarnya aku sangat tidak sudi hanya sekedar memanggil namamu"
Baekyeon? Ya memang benar jika seseorang yang diajak bicara oleh Sean adalah Baekyeon.
Bagaimana Sean bisa mengetahui jika Baekyeon baru saja dari rumah Suyeon?
Tentu saja Sean menguntit Baekyeon dan mengawasi segala pergerakan Baekyeon setelah ia mengantar Suyeon pulang kerumah tadi sore.
kenapa Sean mengawasi Baekyeon? Karena Sean sangat tahu jika Baekyeon pasti akan datang ke rumah Suyeon untuk menerima tawaran Siwun untuk makan malam bersama.
Tidak mungkin jika lelaki macam Baekyeon tidak mau ketika dirinya diajak oleh seorang Choi Siwun makan malam bersama, meskipun sebelumnya Sean sudah mengancam Baekyeon untuk tidak datang?
Sean merasa sangat kasar ketika melihat betapa mudahnya Siwun menawari Baekyeon untuk makan malam bersama, bahkan mereka baru saja berkenalan selama kurang lebih dua jam, sedangkan Sean yang notabenenya adalah sahabat kecil dari anak gadisnya saja tidak pernah diajak makan malam bersama oleh pria paruh baya itu.
Dan ternyata dugaan Sean mengenai Baekyeon yang datang ke rumah Suyeon memang benar, buktinya lelaki itu ada di hadapan Sean sekarang.
Sean melepas cengkramannya pada kerah baju Baekyeon, karena Sean melepas cengkraman itu dengan sedikit dorongan dan itu membuat Baekyeon tersungkur dijalanan, keduanya sedang berada di gang sempit yang tak jauh dari rumah Suyeon.
BUGH
Sean memukul wajah Baekyeon yang ada sudah terkapar dibawahnya tanpa aba-aba.
"Aku sudah memperingatimu tadi! Kenapa kau berani sekali mendekati milikku!" bentak Sean sebelum melayangkan tinjunya lagi.
BUGH
Luka Baekyeon yang tadi saja masih basah dan masih terasa sakit, sekarang malah bertambah sakit karena dipukul lagi oleh orang yang sama pula.
Baekyeon mengusap sudut bibirnya yang terdapat bercak darah, sepertinya lukanya yang belum mengering itu kembali mengeluarkan darah karena dipukul oleh Sean tadi.
Mengesampingkan rasa perih dibibirnya Baekyeon malah tertawa remeh, sepertinya Baekyeon harus menyadarkan Sean bahwa Suyeon bukan miliknya "Siapa yang kau maksud milikmu itu?"
Entah kenapa amarah Sean semakin memuncak mendengar perkataan Baekyeon yang terkesan meremehkannya, nampaknya lelaki yang menurutnya lemah itu ingin bermain-main dengannya "Jangan pura-pura tidak tahu brengsek!"
BUGH
Sean kembali memukul Baekyeon.
Sean menunjuk Baekyeon tepat pada kedua mata lelaki itu "Jauhi Suyeon atau aku akan membunuhmu sekarang juga!"
Baekyeon mencoba bangkit dan membalas pukulan yang Sean berikan padanya "Aku tidak takut denganmu!"
Sungguh tidak terduga jika Baekyeon dengan ringan tangan berani meninju wajah Sean.
Sean yang merasa tidak terima mendapat pukulan dari Baekyeon, dirinya kembali menghimpit tubuh Baekyeon ditembok dan mencengkram kerah baju lelaki itu dengan kuat sampai-sampai napas Baekyeon tersengal.
"Aku peringatkan padamu sekali lagi jangan berani mendekati Suyeon!" Sean melepas cengkramannya dan meludah pada tembok disamping Baekyeon.
"Jika kau masih berani mendekati Suyeon, kau akan habis ditanganku brengsek!" ancam Sean lagi.
"Kau tidak berhak untuk melarangku untuk mendekati Suyeon" sahut Baekyeon tanpa rasa takut sedikitpun.
Memang apa yang ia takuti dari Sean, jika ia berani melawan perkataan Sean mungkin ia hanya akan dipukul habis-habisan oleh Sean.
Baekyeon sudah siap jika sewaktu-waktu ia mendapat bogeman dari Sean, itu sebabnya ia tidak takut menyahuti perkataan Sean.
Tanpa disangka Baekyeon berani menangkis bogeman Sean yang ingin dilayangkan untuknya.
BUGH
Tidak kehabisan akal Sean kembali memukul Baekyeon karena posisinya yang sangat gampang memberi lelaki itu pukulan.
Baekyeon kembali tersungkur dijalanan, ketika Sean ingin kembali memukul wajah Baekyeon namun pergerakan tangannya mengambang diudara karena ada seseorang yang menahan tangannya.
"Lepaskan tanganmu!" berontak Sean tanpa melihat siapa yang menahan tangannya itu.
"Aku tidak akan melepaskan tanganmu sebelum kau berhenti memukuli Baekyeon"
Suara gadis yanh terdengar asing ditelinganya membuat Sean memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang berani menahan tangannya tadi.
Sean menatap gadis itu malas "Kau kenal dengan lelaki brengsek ini?!"
Gadis yang tidak diketahui namanya itu mengangguk dan melepas tangan Sean yang sebelumnya ia tahan.
Sean justru menarik tangan gadis itu kembali ketika pegangan tangannya akan terlepas "Tunggu, sepertinya aku pernah melihat wajahmu tapi dimana ya"
Sean masih mencoba mengingat wajah gadis didepannya itu sambil mengamati gadis yang sedang membantu Baekyeon untuk berdiri itu.
Baekyeon berhasil berdiri namun tubuhnya masih sedikit terhuyung dan jatuh jika tidak ditahan oleh gadis itu "Baekyeon kau tidak apa-apa?" tanya gadis itu.
Baekyeon mengangguk lalu tersenyum "Aku tidak apa-apa, Mina terima kasih"
Ya gadis itu adalah Mina, ingat kan siapa Mina? Dia orang suruhan Sejung untuk menjebak Suyeon beberapa hari yang lalu dan membuat keributan dikafe.
Sekian lama bergelut dengan pikirannya, Sean akhirnya ingat siapa gadis yang menahan tangannya tadi "Kau gadis suruhan Sejung untuk menjebak Suyeon itu kan?" Sean menunjuk Mina yang sedang berbicara dengan Baekyeon itu.
"Bukan Sean dia temanku" sahut Baekyeon.
"Diam kau!" Sean menunjuk Baekyeon untuk diam.
"Aku tanya sekali lagi padamu, apa kau gadis suruhan Sejung untuk menjebak Suyeon beberapa hari yang lalu itu?!" pertanyaan Sean seakan menuntut agar Mina mau tidak mau harus menjawabnya.
"Ehm... Aku saja tidak kenal siapa itu Sejung" bohong Mina pada Sean.
Mina dan Baekyeon gugup sekarang ketika melihat Sean sepertinya mengingat wajah Mina.
"Dia temanku dan tidak mungkin ia melakukan hal yang membuat seseorang terluka" imbuh Baekyeon.
Mina dan Baekyeon bertatapan untuk beberapa saat sebelum Sean kembali berucap.
"Tidak! Aku sangat yakin jika gadis suruhan Sejung adalah kau" Sean menunjuk Mina lagi.
"D-darimana kau bisa menyimpulkan jika aku gadis suruhan siapa tadi? Se-sejung ya?"
Mina memang sengaja berpura-pura untuk tidak mengenali Sejung, dengan begitu maka Sean tidak akan berpikir bahwa dirinya memang gadis suruhan tersebut.
Sean tersenyum miring lalu melipat kedua tangannya di depan dada "Kau yakin tidak mau mengaku? Atau..." Sean memang sengaja menggantungkan perkataannya sambil melirik Mina dan Baekyeon secara bergantian.
"Aku bisa saja melaporkanmu pada pihak sekolah"
Senyuman Sean semakin merekah ketika melihat Mina hanya diam saja tanpa membantah sepatah katapun perkataan Sean.
"Aku sangat yakin jika gadis suruhan Sejung itu kau" tuding Sean lagi.
Mina menggeleng "Su-sungguh bukan aku"
"Sudahlah tidak usah mengelak, kau lihat luka yang ada dipergelangan tanganmu?"
Sontak netra Mina mengarah pada luka yang ada dipergelangan tangannya, luka yang sudah mengering dan masih terlihat bekas luka disana.
"Aku masih ingat saat seorang gadis suruhan Sejung itu menyerahkan ponselnya untuk memberikan bukti jika Suyeon yang menyuruhnya waktu itu padaku, saat itu aku memperhatikan luka dipergelangan tangan gadis itu dan..." Sean kembali menggantungkan kata-katanya sambil melirik Mina yang terlihat gugup.
"Luka dipergelangan tangan gadis suruhan Sejung itu sama persis dengan luka yang ada dipergelangan tanganmu saat ini"
Perkataan Sean itu sukses membuat dada Mina seperti dijatuhi sesuatu yang berat sehingga mengakibatkan napasnya sedikit sesak.
Tamat riwayatnya jika Sean mengetahui bahwa dirinyalah gadis suruhan Sejung itu, Mina sangat yakin jika Sean pasti tidak segan untuk melaporkannya pada pihak sekolah.
"Sean, tidak mungkin jika Mina adalah gadis suruhan Sejung itu" kali ini Baekyeon yang berbicara.
Sean mendecih "Aku tidak menyangka kau bahkan mengenal gadis berandal ini atau jangan-jangan kalian bekerja sama untuk menjebak Suyeon!" amarah Sean kembali membuncah karena pemikirannya itu sendiri.
"Tidak" sahut keduanya secara bersamaan.
"Sudahlah mengaku saja! Aku akan melaporkan mu pada pihak sekolah" Sean menunjuk Mina lagi.
"Dan kau" kini giliran Sean menunjuk Baekyeon "Aku akan mengatakan pada Suyeon jika kau sudah bersekongkol dengan Sejung dan Mina untuk membuat itu sebagai alasan seakan kau membantu Suyeon lalu mendapat maaf dari Suyeon karena beberapa hari sebelumnya kau sempat membuatnya menangis histeris" imbuh Sean sambil tangan itu masih saja menunjuk kearah wajah Baekyeon.
Melihat Baekyeon dan Mina hanya diam saja, Sean bertepuk tangan "Wah kau jenius sekali Sean" ucapnya memuji dirinya sediri.
"Sean ini tidak seperti apa yang ada dipikiranmu, aku kenal dengan Mina saat dia ingin menuju ruang kesiswaan sebagai saksi Sejung" nampaknya Baekyeon tidak menyadari jika perkataannya baru saja itu mengatakan bahwa Minalah gadis suruhan itu secara tidak langsung.
Baekyeon mengatakan seperti itu karena ingin mencoba membuat Sean tidak berpikiran seperti apa yang baru saja lelaki itu katakan.
Memang benar jika Mina adalah gadis suruhan Sejung itu, namun soal dirinya yang menjadikan alasan untuk membantu Suyeon adalah salah besar!
Namun sepertinya dirinya sangat ceroboh dengan perkataannya sendiri.
"Oh jadi memang benar jika gadis ini adalah orang suruhan Sejung lalu kenapa waktu itu dia tidak datang dan kenapa malah kau yang datang?! Bukankah seharusnya gadis licik ini yang datang" sepertinya hobi Sean sekarang adalah menunjuk orang, buktinya lelaki tampan itu menunjuk Mina sekarang.
"I-itu" ucapan Mina terpotong oleh ucapan Sean.
"Diam kau gadis licik!" tuding Sean saat Mina ingin berbicara.
Mina menundukkan kepalanya ketika Sean menudingnya, dia memang pantas dijuluki gadis sebagai licik.
Namun ini juga tidak atas kemauannya sendiri melainkan karena ia harus mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari, kebetulan saat itu Sejung datang menawarinya pekerjaan dan dengan bayaran yang lumayan besar.
"Aku datang karna tidak ingin Mina terlibat-"
"Jelas-jelas dia terlibat!" potong Sean dengan cepat.
"Dia yang sudah memfitnah Suyeon sehingga Suyeon terancam dikeluarkan dari sekolah, seharusnya saat itu gadis ini yang datang karena memang harusnya dia juga dikeluarkan dari sekolah!" lanjut Sean sambil menunjuk Mina.
Sean ingin sekali meninju wajah Mina dengan tangannya, namun Sean masih ingat jika Mina adalah seorang gadis, jika Sean memukul seorang gadis itu akan membuat reputasinya sebagai ketua tim basket yang sangat keren akan hancur.
"Aku tidak akan membiarkanmu bebas begitu saja atas apa yang sudah kau perbuat pada Suyeon, kau harus tanggung jawab! Aku akan melaporkanmu pada pihak sekolah" ancam Sean pada Mina.
Mina dengan cepat meraih tangan Sean dan sedetik kemudian ditangkis oleh lelaki tersebut "Jangan aku mohon, saat itu aku hanya sedang terdesak lalu Sejung datang dan berjanji akan memberiku uang jika aku mau melakukan apa yang dia katakan"
Baekyeon menoleh pada gadis yang berdiri disampingnya itu, pasalnya Mina belum menceritakan bagian penting itu padanya. Tentu saja ini adalah sesuatu hal yang baru saja Baekyeon dengarkan.
"Meskipun dengan cara apapun kau mencoba untuk merayuku agar tidak melaporkanmu pada pihak sekolah, aku akan tetap melaporkanmu pada pihak sekolah, dan kau Baekyeon jangan berharap Suyeon masih mau berdekatan dengamu setelah mengetahui ini semua"
"Sean, aku sungguh tidak terlibat dengan masalah Sejung yang menjebak Suyeon" sanggah Baekyeon karena memang ia sama sekali tidak terlibat dengan itu.
Sean kembali mendecih mendengar Baekyeon yang membela dirinya sendiri "Baiklah aku tidak akan melaporkan Mina pada pihak sekolah, tapi Baekyeon harus menjadi pesuruhku selama 1 minggu, bagaimana apa kalian setuju" Sean menatap kedua orang yang ada didepannya itu.
Sean menang kali ini karena rahasia diantara keduanya berada di tangannya, jika keduanya tidak mau menuruti kemauan Sean maka dengan mudah lelaki itu akan melaporkan Mina pada pihak sekolah dan Sean juga akan berkata yang sejujurnya pada Suyeon jika Baekyeon juga terlibat dalam masalah yang baru saja selesai tadi pagi itu.
Meskipun kenyataannya Baekyeon sama sekali tidak terlibat dengan rencana Sejung untuk menjebak Suyeon.