Chereads / Secret 18+ / Chapter 3 - Sangat Dekat

Chapter 3 - Sangat Dekat

Budayakan vote sebelum membaca

Karena satu vote dari kalian sangat berarti untuk penulis.

Selamat membaca :

Menarik napas panjang. Raya meletakan pipinya keatas meja kecil di kamarnya, ia mengerjap kan mata pikiran nya berkelana ke beberapa hari belakangan. Bayangan itu semakin banyak dan semakin dekat tidak seperti biasanya.

"Apa yang membuat mereka terus mengikuti ku?" Gumamnya dengan lirih. Jari-jarinya sibuk memutar-mutar sebuah koin kuno pemberian ayahnya.

Tanpa mengetahui seseorang mengintai rumahnya dari dalam sebuah mobil mewah. Semirk tipis tersungging di bibir orang itu.

"Sudah banyak ternyata". Matanya menatap tajam ke arah seseorang yang berdiri tak jauh dari mobil miliknya.

Dengan sengaja ia nyalah kan lampu mobil mewahnya yang mengakibatkan cahaya menyorot langsung kearah orang misterius tersebut. Selanjutnya dia keluar dari mobil mewah tersebut diikuti dengan tatapan tajamnya. Aren. ya dia adalah Aren agen secret yang di tugaskan untuk melindungi koin rahasia yang ada di tangan Raya.

"Huh. Sangat menggelikan kita bisa bertemu disini" ujar Aren dengan santai bersandar di mobilnya.

"Pengganggu akan terus menjadi pengganggu" balas orang itu pongah tertawa dan berjalan mendekat. Gerakan mereka tampak normal seperti rekan yang baru saja bertemu.

Tepukan ringan pada bahunya membuat Aren mendengus pelan. Dan melangkah masuk ke dalam mobil nya, melewati lawan bicaranya begitu saja dan menginjak pedal gas dengan kencang meninggalkan temapat itu.

Di dalam mobil nya Aren menyalahkan layar handphone nya dengan sudut bibir yang terus terangkat melihat sebuah titik merah yang mulai berjalan.

Tak lupa dia membasuh bahu kanannya dan mendapatkan sebuah benda yang sangat kecil lalu mendengus dan membuka kaca mobil untuk membuang barang yang adalah alat pelacak tersebut.

Memutar balik mobilnya Aren menyalahkan musik di dalam mobil nya. Mobil terus melaju di jalan ibu kota yang masih ramai. Sampai tibalah ia di sebuah club malam ternama di kota itu.

Hal pertama yang menyambutnya adalah suara musik yang terdengar bising dan seruan-seruan untuk sang Dj yang sedang mengolah musik nya. Tatapan lapar dari wanita berpakaian sexy membuat sudut bibir Aren makin merekah. Matanya menatap ke arah satu wanita yang menggunakan baju dengan punggung terbuka yang meliriknya dengan nakal.

"Untuk malam ini. Tidak buruk" kakinya melangkah dengan penuh pesona. Di anugrahi tubuh tinggi dan badan yang terpahat sempurna membuat aren sangat dominan di manapun dia berada.

"Kau baru disini? Aku baru melihat mu nama ku Bianka" ujar wanita bernama Bianka itu dengan tangan terulur menyentuh kerah kemeja milik Aren dengan jarinya.

Dengan senyum memikat Aren terus menatap dalam mata Bianka. "Ya aku baru disini dan tidak menyesal" bisik Aren di depan telinga Bianka.

Bianka tertawa. "Apa mau mu?" Bisiknya dengan pelan.

Aren yang mendengar itu tersenyum lebar dan menarik gadis itu mendekat padanya "arah jam 10. Ini" tangan nya memberikan sebuah benda kecil kepada gadis itu dan memberikan sebuah kecupan di sudut bibir Bianka.

"Telpon aku jika kau butuh teman bersenang-senang" seru Bianka saat Aren pergi menjauhinya sambil melambaikan tangan tanpa menoleh.

######

'Razia di sebuah hotel, menemukan sepasang tak terduga. Ceo dari nick group yang mencalonkan diri menjadi calon mentri kita kedapatan bersama wanita malam'.

Dengan santai Aren meminum teh dari sebuah cangkir cantik sambil menatap layar tv. "Manusia yang serakah, walau kaya akan tetap terlihat miskin".

Mematikan tv Aren berjalan menuju pintu rumah sementara nya. Dan menaiki mobilnya untuk berangkat sekolah dan menjalankan tugas nya.

Setibanya di sekolah. Aren memilih memutar jalan melewati lorong belakang sekolah yang jarang dilalui oleh murid sekolahnya. Namun tanpa sengaja Aren menabrak Raya yang baru saja keluar dari gudang sekolah dengan membawa peralatan kebersihan.

"Dimana matamu?" Desis Aren di depan wajah Raya yang sudah ketakutan.

Entah kenapa jika di depan Aren Raya selalu merasa ketakutan yang berlebihan.

Dengan mengumpulkan keberanian Raya balik menatap Aren. "Ini mataku. Kamu yang jalan gak hati-hati awas aku mau lewat"

Namun Aren tetap bergeming. Justru berjalan maju membuat Raya gelagapan dan berjalan mundur untuk menjauh dari Aren. Namun sial bukan menjauh justru Raya malah terkurung di dalam gudang buntu.

Semirk tipis menghiasi bibir Aren. Aren terus mengikis jarak dengan Raya, semakin dekat Aren semakin jelas menatap wajah Raya yang ketakutan.

Namun satu yang baru Aren sadar. Raya memiliki wajah yang sangat cantik dan bibir yang sangat menggoda dengan warna merah alaminya.

Tanpa sadar Aren terus mendekat mengikis jarak yang ada di antara mereka. Sedangkan Raya merasakan seluruh bagian tubuh nya seperti balok es, susah untuk di gerakan.

Deru napasnya nya semakin memberat karena ketakutan yang mendera hebat, ia hanya bisa memejamkan mata nya. Hingga suara kekehan Aren membuat nya sadar bahwa dirinya sedang di permainkan.

Tangan Raya terkepal kuat menahan rasa malu yang sampai ke ubun-ubun. "Awas" serunya sambil mendorong Aren menjauh dan melangkah pergi meninggalkan Aren yang masih terus tersenyum menahan tawa.

Namun tawanya meredup digantikan kerutan di dahinya. "Apa yang hampir saja kau lakukan Aren, ini pasti karena aku menahan nya seminggu ini" gumamnya sambil menyandarkan punggungnya ke pintu gudang.

Sekarang ia merasa ragu dengan tugasnya kali ini.

Budayakan vote setelah membaca

Karena satu vote dari kalian sangat berarti untuk penulis.