Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

MENJEMPUT IMPIAN [18+]

🇮🇩KimNia
322
Completed
--
NOT RATINGS
617.1k
Views
Synopsis
Bukankah Bullying itu melanggar hukum? Melodi gadis berkacamata pindahan dari Jakarta menjadi bulan-bulanan bully dari kakak kelasnya sekaligus pemilik sekolah tersebut. Dion atmadisastra pria blasteran Bandung Jerman adalah pembuat onar yang membuat semua siswa ketakutan saat menatap dirinya. hingga suatu hari, Melodi harus menerima pelecehan dari kakak kelasnya tersebut dan membuat nya depresi hingga kehilangan kedua orang tuanya saat mendengar pelecehan terhadap putri tunggalnya. sedangkan Dion..pria pembuat onar itu seolah menutup mata pada kesalahannya dan memilih pergi meninggalkan Melodi yang hamil di usia belia. sebuah kehidupan pahit yang harus dia jalani menjadi seorang ibu di usia yang masih sangat muda.. hingga beberapa tahun kemudian, saat melodi mulai bisa menatap masa depan bersama putra nya, tiba-tiba. sosok Dion kembali datang menghantui kehidupan ibu dan anak tersebut. 18+ bacaan dewasa dan bijak dalam memilih bacaan, banyak adegan dewasa dan kata-kata kasar.
VIEW MORE

Chapter 1 - Anak pindahan

Melodi menatap sekolah barunya dengan perasaan cemas.

bagaimana jika dia tidak bisa membaur di sekolah barunya ini?

gadis berkacamata dan kuncir kuda tersebut menggenggam jemarinya sambil melangkahkan kaki kanannya melewati gerbang sekolah.

sepanjang perjalanan koridor kelas, hati melodi dirasakan berkecamuk. kelas baru, sahabat baru, lingkungan baru, akankah melodi bisa menyesuaikan diri seperti di sekolah nya dulu?

dia termasuk siswi yang sangat berprestasi, namun karena PHK besar-besaran di pabrik ayahnya, akhirnya melodi dan keluarga memutuskan untuk pindah ke Bandung, kota kelahiran ayah melodi.

mencoba meneruskan perkebunan apel milik nenek juga sawah, ayah akhirnya memilih menjadi petani.

namun melodi bangga pada ayahnya, di saat seperti ini..jiwa tanggung jawab sang ayah tidak berubah. itulah sebabnya dia begitu dekat dengan sang ayah.

bugh..

melodi terhempas jatuh saat seseorang menabraknya di koridor

"lu punya mata ga sih? bengong aja! jalan tuh yang bener" teriak pria bertubuh tinggi dan berkulit putih

melodi mengangkat wajahnya menatap pria tersebut

"maaf" ucapnya pelan

pria tersebut menghela nafas berat

"lu anak baru ya? gue baru liat lu" tanyanya lagi

melodi berdiri dan membersihkan rok abu-abu miliknya

"iya, aku anak baru.. nama ku Melodi" sahutnya sambil tersenyum

pria tersebut berdecih dan tertawa

"siapa yang nanya nama lu" balas nya

"lu tuh ga penting, dasar cewe kacamata" tambahnya

Melodi tertunduk diam, apakah ini sambutan bagi siswi baru di sekolah ini? menyedihkan..

pria itu melengos dan berjalan melewati melodi dan di ikuti empat kawannya yang setia mengekornya di belakang.sedangkan melodi.. memilih kembali menyusuri koridor mencari kelas baru nya.

terlihat dari kejauhan pria paruh baya bertubuh gempal menghampiri melodi yang sedari tadi celingak-celinguk mencari kelas

"kamu Melodi?" tanyanya

melodi tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya

"iya pak saya Melodi"

pria paruh baya tersebut membalas senyuman melodi

"saya pak Khairuddin, saya adalah wali kelas mu..ayo ikut saya" ajaknya

melodi mengekori pak Khairuddin menuju kelas, sambil sedikit bercengkrama

"kau siswi berprestasi ternyata, bapak lihat nilaimu bagus semua dan kau pernah mengikuti lomba matematika antar daerah..wah bapak bangga" ujarnya membuka percakapan

melodi hanya nyengir kuda mendengar penuturan wali murid nya tersebut

"semoga kau akan betah berada di sekolah ini, sekolah ini termasuk sekolah bergengsi dan bersyarat internasional, kamu bisa mengikuti banyak ekstrakurikuler disini, mulai dari Renang, Berkuda, Memanah dan banyak lagi"

"lengkap sekali ya pak" sahut melodi serius

pak Khairuddin mengangguk sambil tersenyum

"nah, ini kelas kamu..ayo masuk dan perkenalkan teman-teman baru kamu" ajaknya

seketika melodi merasa gemetar, dia bingung bagaimana caranya membaur. melodi termasuk anak yang mempunyai sifat introvert, dia lebih suka menyendiri.. apakah akan terlihat aneh di sekolah barunya ini?

melodi melangkahkan kakinya pelan dan menatap kelas mengedarkan pandangannya ke arah siswa lainnya

"perkenalkan murid baru pindahan dari Jakarta" ucap pak Khairuddin dan menoleh sesaat kearah melodi

melodi yang terlihat canggung hanya tersenyum tipis

"hai.. perkenalkan nama saya Sofia Melodi " ucap nya pelan

tak ada suara, hanya hening yang tercipta

"ya sudah silahkan kamu duduk di sebelah Senja" ujar wali kelas nya sopan

melodi mengangguk dan berjalan kearah bangku kosong, dengan senyuman tipis.. gadis itu menaruh tas nya dan mendudukkan pantatnya pada bangku kayu

"hai, aku Senja"

melodi menoleh dan mengulurkan tangannya

"melodi" sahutnya singkat

"kamu dari Jakarta? kukira anak-anak di Jakarta kekinian, tapi kamu berbeda" bisik senja

melodi tertawa kecil

"aku berbeda, aku itu anak yang tidak terlalu gaul"

"keliatan dari kacamata kamu, kamu itu kutu buku" balas senja

melodi tersenyum dan memfokuskan perhatian pada wali kelas nya yang sudah memulai pelajaran

"jangan tersinggung ucapan ku ya, aku tuh orangnya gini, suka ceplas-ceplos" lagi-lagi senja berbisik pelan di samping telinga melodi

melodi menoleh sekilas

"iya, ga apa kok Nja'" sahut nya

"kalo gitu, kita berteman" ucap senja

melodi tersenyum dan mengangguk pertanda setuju.

"karena kau anak baru, maka ku beritahu. kau harus berhati-hati dengan anak pemilik sekolah ini, nama nya Dion. dia arogan juga suka membully siswa disini, tak perduli laki-laki atau perempuan, pokoknya tuh jangan cari masalah sama tuh orang"

"tapi kan aku ga kenal sama yang namanya Dion"___melodi

"lebih baik ga usah kenal dan jangan kenal" ucap senja

"bisakah kita memulai pelajaran ini Senja!" suara bariton milik pak Khairuddin membuat senja seketika menoleh kedepan

"dari tadi bapak lihat kamu itu ngoceh mulu, sekarang waktunya belajar. jika ingin mengobrol tunggu waktu istirahat" tambahnya

senja menelan Saliva nya gugup

"iya pak, maaf" gumam senja pelan

pelajaran berjalan di dua jam pertama, sejam kemudian pelajaran di gantikan oleh guru muda yang usianya sekitar 27 tahunan

"itu ibu siapa?" bisik melodi

senja mengerutkan keningnya

"oh, Bu Puspita..sepupu dari ibu pemilik sekolah ini"

"cantik ya"__ melodi

"tentu saja, blasteran Korea Jerman"

melodi mengangguk mendengar penjelasan dari sahabat barunya

"tapi rada judes" ujar senja terkekeh

melodi mengerutkan dahinya dan tersenyum

"hus ga boleh gitu" decih melodi

senja tertawa kecil sambil mencubit lengan melodi gemas, begitupun melodi yang tertawa pelan sambil menutup mulutnya dengan tangan.

"mereka tuh salah satu keluarga terkaya di kota ini Mel, jadi jangan heran kalau mereka sedikit angkuh " bisik senja lagi

melodi melongo heran

"angkuh?" tanya nya penasaran

senja mengernyit, menoleh dan menatap lekat wajah melodi

"Lo tuh masih baru, belum tau apa-apa tentang keluarga mereka, standar pergaulan mereka tuh tinggi...apa lagi pemilik sekolah ini. tampang nya tuh...gimana ya ngomong nya" ujar senja sambil menggaruk kepalanya yang sesungguhnya tidak terasa gatal

"gue saranin, jangan interaksi sama mereka apalagi Dion,"

lagi-lagi melodi melongo heran sembari menyimak ucapan teman baru nya itu

"Dion itu trouble maker di sekolah ini, Lo liat kan kelakuan nya tadi. dia tuh ibarat pembully yang di bungkus dengan wajah ganteng"

"dia jahat gitu?" tanya Mel

senja menghela nafas berat

"gue ga bilang dia jahat cuma kelakuan dia itu terkadang di atas batas kewajaran Manusia," sahut senja setengah berbisik

tanpa mereka berdua sadari, sosok wanita cantik berdiri di depan kelas menatap kesal kearah senja juga melodi

"senja!" bentak nya

senja sontak melonjat kaget dan langsung menatap ke depan sambil menelan Saliva nya

perempuan cantik tersebut menatap tajam wajah kedua siswa nya sambil berjalan mendekat

"disini, guru nya aku atau kalian?" tanya nya tajam dan melipat kedua tangannya di dada

senja lagi-lagi menelan saliva nya gugup

"maaf Bu" lirih senja takut

perempuan cantik bernama Puspita itu melengos dan kembali ke depan kelas dengan perasaan kesal, mata nya tak henti menoleh ke arah senja.

jantung senja berdetak kencang karena takut, dengan memegang pena nya...gadis berumur tujuh belas tahun itu mulai membuka buku tulis nya dan menyalin tulisan di papan

Melodi pun sama, ini kali pertama dia merasakan Omelan di hari pertama nya sekolah.

sungguh menyebalkan.