melodi berdiri di depan papan pengumuman nama-nama siswa yang dijadikan perwakilan olimpiade matematika se Indonesia.
gadis manis tersebut membetulkan posisi kaca matanya sambil mengerutkan keningnya
mata Melodi membulat, melihat angka sembilan
Sofia Melodi
gadis tersebut hampir bersorak kegirangan karena namanya masuk kedalam salah satu siswa yang mewakili Bandung untuk kompetisi di Surabaya
"Lo cukup pinter"
suara bariton milik seorang pria spontan membuat melodi menoleh dan berbalik
Dion memasukkan tangan nya kedalam saku celana dan berdiri menatap papan pengumuman
melodi membetulkan kembali kaca matanya sambil menyunggingkan sudut bibirnya
"nilai gue jelek di pelajaran matematika, ga tau kenapa..gue bete aja sama pelajaran tersebut" ucap Dion
melodi hanya melongo tak menyahut, dia fokus menatap wajah kebule - bulean milik Dion dan memandang bola mata berwarna biru berlian milik nya
pria tinggi semampai itu menoleh kearah melodi
"bisa ga kalo Lo jadi guru privat matematika gue?"
Melodi terngaga bahkan tak percaya mendengar penuturan Dion barusan
"a-aku?" ujar melodi terbata bata
Dion tertawa kecil
"ya iyalah elo..siapa lagi" sahutnya
gadis berkepang tersebut menelan saliva nya dengan tatapan mata tak percaya
"tap-tapi.." rancu Mel
Dion tertawa lebar melihat wajah keragu raguan milik melodi
"kenapa harus aku? kan ada guru yang bisa ngajarin kamu" tutur melodi pelan
Dion mengernyitkan keningnya sambil memanyunkan bibirnya.
"kenapa? ga mau jadi guru privat gue..Lo mau nilai gue jeblok di pelajaran itu? gue tuh udah mau lulus jadi harus fokus ke dalam mata pelajaran yang ga gue kuasai" balas Dion panjang lebar
ini kali pertama Melodi berbicara lama dengan sosok pria yang pernah membully nya..ada sedikit rasa cangggung, bingung juga heran
melodi di buat salah tingkah karena nya
Dion semakin memperdalam tatapan nya
"gimana mau ga ? kalo Lo diem..itu tandanya Lo setuju" ujar nya
melodi membelalakkan matanya sempurna
"tapi aku kan belum jawab" sergah gadis tersebut
Dion tertawa lepas sambil mengibaskan rambutnya ke belakang
sebuah pemandangan luar biasa saat kau melihat pria tinggi dengan kulit putih serta mata kebiruan seperti berlian berada di hadapan mu dengan lesung pipinya dan tatapan matanya yang bulat
melodi menundukkan pandangan nya
tidak bisa di pungkiri jika Dion itu sempurna, namun kembali melodi tersentak akan kenyataan bahwa dia tidak boleh berfikir apapun tentang Dion meski sekedar khayalan nya saja
"oke! mulai sekarang Lo guru privat gue.. yuk kita saling memperkenalkan diri secara formal, " ucap Dion sambil menjulurkan tangannya
melodi tersipu malu, wajah dan pipinya memerah seperti tomat
dengan senyum tipis, gadis tersebut membalas uluran tangan pria di hadapan nya
"Sofia Melodi " ucapnya dengan suara pelan
Dion mengerutkan keningnya dan menekuk sedikit lututnya agar bisa menyamai tinggi melodi
"apa? aku ga denger" goda Dion
melodi memundurkan langkahnya, jantung nya berdetak lebih cepat
"Sofia Melodi " ulang nya lantang
Dion tertawa lepas sambil mengangguk
"oke..kalo nama gue, Lo pasti udah tau kan? soalnya kemaren Lo sempat panggil gue kak Dion"
melodi menatap wajah Dion malu-malu
"oh iya, kapan olimpiade matematika di mulai?" Dion kembali menatap papan pengumuman di depan matanya
melodi ikut menatap papan pengumuman dan menatap nya fokus
"bulan Juli tahun ini kak" jawab Mel
"gue juga mau ikut olimpiade" ujar Dion sambil menyenderkan tubuhnya di tembok dan masih menatap wajah Mel
melodi mengerutkan keningnya tak percaya
"olimpiade apa?"
Dion menghela nafas panjang
"menulis" jawab nya singkat
melodi semakin kencang penasaran, hati nya bertanya tanya,
apakah ada olimpiade menulis? berarti Dion termasuk anak yang berbakat. di balik sikap kasar nya, dia mempunyai bakat menulis dan itu bukankah Sangat luar biasa?
"keren dong ka, olimpiade menulis"
Dion mengangguk dengan mengerucutkan bibirnya
"keren lah, gue tuh pinter dalam hal menulis " sahut Dion
"menulis apa" tanya Mel
Dion menarik nafas dan tersenyum datar
"menulis surat cinta" jawab nya sambil tertawa
Melodi memanyunkan bibirnya sambil merengut
"ih kirain beneran" geram melodi
Dion tertawa terbahak bahak melihat reaksi melodi yang di luar dugaan nya
"lagian ngapain Lo percaya sama gue" racau nya
melodi mau tak mau ikut tertawa melihat tingkah laki-laki di hadapannya, namun saat mata saling bertemu.. melodi langsung menunduk kan wajahnya
"nanti siang, tinggi gue di gerbang sekolah ya.. sepertinya gue akan memulai privat gue hari ini"
melodi membulatkan matanya
apakah secepat ini? melodi bahkan masih tak percaya
"tapi aku belum ijin sama ibu" ucap melodi
"itu gampang, Lo tunggu gue di gerbang sekolah trus gue yang akan anterin Lo ke rumah sekalian ijin sama nyokap Lo, oh iya sebagai guru privat dari gue..cowok populer di sekolah ini..jadi, gue akan membayar Lo mahal" balas Dion dengan manaik turunkan alisnya
Melodi tak menyahut, gadis itu memilih diam menatap wajah Dion sambil menyunggingkan senyuman nya
"ya udah, gue mo ke kantin dulu.. jangan lupa nanti siang, tunggu di depan gerbang sekolah oke" ucap Dion sambil melangkah kan kaki nya
melodi hampir pingsan
gadis tersebut tak percaya bisa berbicara panjang lebar dengan pria yang pernah membully nya dulu
jika tahu kalau Dion bisa semanis ini, mungkin Melodi tidak akan pernah membenci sosok itu saat pertama kali bertemu dulu
melodi cengengesan sendirian, menatap dari jauh punggung Dion sampai hilang dari pandangan
brakk
melodi tersentak kaget dan berbalik
"ada yang senang nih bisa ngobrol bareng Dion" ucap perempuan berambut cokelat tersebut dengan mata memerah karena kesal
melodi menggeleng cepat
"nggak kak" balas Mel
Karleen tersenyum hambar dan mendorong tubuh melodi hingga tersungkur
" cewe cupu kayak lo ga pantes ngobrol lama-lama sama Dion" ucap Karleen sinis sambil bertelak pinggang dan mata membulat melotot
melodi meringis dan mengangkat wajahnya menatap Karleen
"aku nggak.." ucapan nya terhenti saat Karleen menendang lututnya
"diam Lo! Lo itu ga berhak ngomong apapun" sergah Karleen
melodi kembali meringis dan mengusap kedua lututnya
Karleen berjongkok dan menyamakan posisi diri nya dengan melodi kemudian mencengkeram dagu Mel kencang
"awas Lo ya, kalo sampai berani ngedeketin Dion gue..habis Lo" ancam nya dan menoyor kepala gadis tersebut
melodi menangis, namun Karleen seperti nya senang melihat gadis tersebut sesegukan
gadis berambut cokelat panjang tersebut berdiri sambil berdecih dan meninggalkan melodi yang masih menangis sendirian di koridor perpustakaan
Karleen juga teman-teman nya hanya meledek melodi dari jauh dengan tatapan sinis nya.
gadis berkacamata itu segera bangkit dan mengibas kan rok abu-abu miliknya dan mengusap jejak air matanya
"jangan sampai senja melihat ini" batin Mel
gadis tersebut beranjak dan melangkahkan kakinya menuju kelas, sambil menarik nafas panjang, gadis tersebut masuk kedalam kelas sambil menyunggingkan senyum nya kearah Senja yang sudah menunggu nya di bangku
senja mengerutkan keningnya dan memfokuskan tatapannya
"kenapa Mel" tanya senja
melodi menggeleng cepat dan berusaha tersenyum
"enggak apa-apa kok" sahut gadis tersebut berbohong, namun senja tahu benar jika mata bengkak itu di karenakan habis menangis
"jangan bohong" desak Senja
melodi tersenyum palsu
"aku gak bohong" sahutnya mencoba meyakinkan sahabat nya itu
tapi senja tetap pada pendiriannya, dia tahu jika Melodi habis menangis
"mata Lo bengkak, jangan bohong! kali ini siapa yang usulin Lo?" tanya senja penasaran
Melodi tertunduk dan terdiam, tatapan nya pun seolah kosong.
"tadi..." ucapan melodi tersekat sedang kan senja masih berharap mendengar kebenaran dari bibir sahabat nya itu
"tadi kenapa?" ulang senja
melodi mengangkat wajahnya dan menoleh kearah Senja
"aku ketemu Karleen," ucap melodi
"terus, hubungan nya sama Karleen apa?" lagi lagi senja bertanya sambil mengerutkan keningnya
"aku di ancam sama dia supaya ga dekat-dekat sama Dion" tutur Mel
senja semakin heran di buatnya.
"apa hubungannya Lo sama Dion? kenapa Karleen gak suka Lo Deket sama dia? bukan nya Lo emang gak pernah Deket sama Dion kan" tanya senja seperti mengintrogasi
melodi menghela nafas berat
"tadi aku kan ngobrol lama sama Dion, seperti nya dia cemburu"
senja terperanjat berdiri
"ngobrol? sama Dion...gue gak salah denger" senja terbelalak saat mendengar penuturan tersebut
melodi spontan tertawa kecil saat melihat reaksi senja yang di luar dugaan nya
"ia, tadi sempet ngobrol lama...dan ternyata dia gak seburuk yang kita duga" ujar Melodi sambil menatap langit langit kelas
"seriusan dia ngobrol sama lo, kok bisa si arogan itu" senja masih tak habis pikir
melodi terbahak bahak melihat wajah senja yang melongo tak percaya, tapi memang itulah kenyataannya.