Terlihat seorang lelaki sangat tampan sedang duduk di kursi kebesarannya yang sedang serius melihat sebuah dokumen di atas mejanya. Seketika waktuku terhenti beberapa detik karena terpesona oleh lelaki itu. Dan tiba-tiba aku di kagetkan oleh tepukan di bahu oleh Miss Tania.
"Apa yang kau lakukan? Tuan sedang bertanya padamu," ucap Miss Tania seraya menatapku dengan kesal.
"Ma-maafkan aku. Aku masih belum paham dengan apa yang di tanyakan Tuan," jawabku sekenanya.
"Astaga, Zoe. Apa yang kau pikirkan, ini akan menjadi kesan yang tidak baik. Dasar bodoh, kau!" umpatnya dalam hati.
"Kau tidak membawa orang yang salah bukan, Miss Tania?" tanya Hazi dengan suara datar.
"Maaf, Tuan. Dia benar orangnya," jawab Miss Tania.
"Baiklah, kau bisa kembali ke ruanganmu! Aku akan melihat seperti apa orang yang kalian recomendasikan," ucap Hazi singkat.
Miss Tania menepuk bahuku dan berbisik untuk menyemangatiku, tapi tetap dengan nada sinisnya.
GLEK,
"Apa ini, lelaki tampan ini kenapa begitu dingin dan seperti tidak mempunyai perasaan sama sekali?" batin Zoe.
"Duduklah, Nona Demares!" perintah Hazi sambil melihat kembali dokumen itu.
"Di datamu, sepertinya kau menjadi mahasiswa lulusan dengan predikat terbaik. Berarti kau ini wanita pintar, namun kenyataannya kenapa kau seperti wanita bodoh yang tidak bisa menjawab pertanyaan muda dariku?" tanya Hazi dengan muka datar.
"Astaga, dia bilang apa? Aku bodoh, dasar lelaki ini sangat kurang ajar. Bagaimana aku bisa menjawabnya, jika pertanyaannya saja aku tidak tahu!" batin Zoe sangat kesal.
"Maaf, Tuan. Sebenarnya, aku bukannya tidak bisa menjawabnya hanya saja aku tidak mendengar apa yang kau ucapkan," jawab Zoe dengan menunduk.
"Huh, ternyata kau gadis yang jujur dengan apa yang kau lakukan. Baiklah, jika kau berhasil menjelaskan apa yang aku tunjukkan padamu, aku akan menerimamu sebagai sekretarisku!" seru Hazi.
"Ah, baiklah. Aku akan melakukannya dengan baik," balas Zoe.
Hazi berdiri dan langsung beranjak keluar begitu saja, Zoe yang melihat itu pun segera mengikutinya. Terlihat Miss Tania terkejut melihat keduanya keluar dan menatap ke arah Zoe, namun gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.
Miss Tania pun mengikuti mereka dari jauh, sampai Hazi dan Zoe masuk ke dalam lift khusus Ceo. Mereka turun ke lantai 10. Miss Tania merasa penasaran pun sampai ikut turun dengan lift lainnya.
Terlihat para karyawan di sana merasa heran karena Zoe terus mengikuti Hazi di belakangnya, terdengat bisik-bisik di antara para karyawan. Namun tidak Hazi hiraukan, lelaki itu berjalan begitu saja seperti tidak ada manusia selain dirinya dan Zoe.
"Sebenarnya mau di bawa kemana diriku? Sunggguh apa yang ingin di lakukan oleh lelaki itu?" batin Zoe begitu kesal pada Hazi.
Hazi berjalan ke arah ruang rapat yang sedang di gunakan oleh Shoni yang sedang meeting dengan perusahaan LA Company. Hazi begitu saja membuka pintu itu, membuat Shoni dan yang lainnya terkejut begitu juga Zoe yang berada di belakangnya.
"Tuan Haziel, Anda di sini?" tanya Shoni seraya menatap Haziel dengan aneh.
"Maafkan aku, apa meeting-nya baru saja di mulai?" tanya Hazi santai seraya duduk di kursi.
Shoni yang melihat itu tercengang dengan sikap Haziel, begitu juga merasa aneh karena dia membawa seorang gadis cantik di belakangnya.
"Ahh, Nona Damares silakan masuk dan coba kau pelajari sebentar dokumen ini!" perintah Hazi seraya memberikan dokumen pada Zoe.
"Astaga, dia itu gila yah? Apa dia sedang mengetes kepintaranku. Kau akan menyesal telah berbuat seperti ini pada putri Leandro yang sangat pintar ini!" batin Zoe menyombongkan dirinya karena kesal dengan Hazi.
Zoe pun maju dan menerima dokumen itu, telihat client dan Shoni juga terkejut. Begitu pula dengan Hazi yang menatap tidak percaya dengan Zoe.
"Duduklah, aku akan sedikit menerangkan meeting kita siang ini," ucap Shoni.
Zoe hanya mengangguk dan duduk di sebelah Shoni dan Hazi. Zoe terlihat serius dengan semua penjelasan dari Shoni dengan terus membaca semua dokumen itu.
"Bagaimana, Nona ... ?" terhenti karena tidak mengetahui nama lengkap Zoe. Dan hanya menatap Hazi.
"Damares," potong Hazi.
"Maaf, nama saya Zoe Damares. Anda bisa memanggilku, Zoe saja!" pinta Zoe denga tersenyum menatap Shoni dengan client tersebut.
"Baiklah, kamu bisa menjelaskan semuanya. Bagaimana pendapatmu dengan sistem ini?" tanya Shoni.
"Baiklah, saya akan menjelaskan dari skala kecil dan besarnya," jawab Zoe.
Shoni pun menyalakan monitornya, Zoe berjalan ke arah depan menatap monitor itu dengan lekat dan menarik napas panjangnya. Sebelum membalikkan tubuhnya dan melakukan presentasi pertamanya.
Dengan santai santai dan tutur bahasa yang baik, client begitu senang dengan penjelasan dari Zoe. Shoni yang melihat itu begitu terkejut dengan pemikiran dari Zoe tentang pemasaran skala kecil dan besar. Hazi terlihat puas dengan apa yang dia lihat dan dengar, seorang gadis muda yang memang sangat pintar dan berbakat seperti Zoe.
"Kau memang sangat pintar, aku tidak salah memilihmu!" batin Hazi dengan bangga.
Setelah setengan jam berlalu dengan semua presentasi dari Zoe pun, akhirnya perusahaan dari Hazi kembali mendapatkan inverstor dari perusahaan LA Company yang sanagt terkenal itu.
"Baiklah, Tuan Hazi. Kami sangat puas dengan presentasi dari Nona Zoe, kami akan segera mengirimkan surat kontraknya," ucap client.
"Terima kasih, senang berbisnis dengan Anda," balas Hazi dengan meyalami mereka.
Zoe yang baru saja selesai presentasi hanya bisa tersenyum tipis karen atenaganya serasa terkuras habis. Setelah mereka keluar, barulah Shoni begitu ribut menanyakan siapa Zoe yag sebenarnya.
"Siapa kau, apa kau sekretaris baru dari Hazi?" tanya Shoni dengan menatap Zoe.
"Hazi, maksud Anda itu Tuan Haziel Maximiliano, Ceo dari perusahaan ini?" tanya Zoe balik dengan penasaran.
Shoni yang mendengar itu pun merasa aneh dan menatap Hazi dengan raut wajah yang penasaran.
"Apa kau belum bertemu dengan Haziel Maximiliano?" tanya Shoni pada Zoe yang masih menatap Hazi.
"Belum, Tuan. Karena Miss Tania membawakku ke ruangan wakil Coe perusahaan saja, yang bernama Shoni Evanders," jawab Zoe polos.
Shoni menutup matanya, sedangkan Hazi tetap bersikap santai dan seperti tidak ada masalah apa pun. Zoe yang melihat itu bingung dengan sikap kedua lelaki itu.
"Baiklah, kau bisa segera keruangan Ceo saja sekarang!" perintah Shoni menatap Zoe.
"Ba-baik, Tuan. Saya akan segara pergi!" seru Zoe seraya berdiri dari duduknya.
BRAKK,
Pintu ruang meeting terbuka dan melihatkan seorang gadis cantik dengan penampilan seksi tersenyum melihat ke arah mereka. Shoni menajamkan tatapannya sedanngkan Hazi terlihat semakin datar seakan ingin membunuh orang saja.
"Astaga, ada apa dengan kedua lelaki ini? Mereka bisa berubah dengan hanya beberapa detik saja," batin Zoe yang masih terkejut dengan semuanya.
"Hallo semuanya, kita bertemu kembali Haziel, Shoni," sapa wanita itu seraya berjalan menghampiri keduanya dan berlalu begitu saja saat di depan Zoe.
"Apa, Shoni dan dia mengatakan Haziel?" batin Zoe pada dirinya sendiri seraya menatap Haziel.
"Sedang apa kau di sini? Siapa yang memperbolehkanmu kemari?" tanya Shoni begitu tajam.
Abril hanya tersenyum tipis mendengarkan ucapan dari Shoni, Haziel beranjak berdiri dan segera menjauhi Abril. Bahkan dengan refleks, Hazi menarik tangan Zoe dan membawa gadis itu keluar dari ruangan, membuat Shoni dan Abril terkejut.
"Haziel, kau mau kemana!" teriak Abril hendak mengikuti mereka. Namun di tahan oleh Shoni.
"Kau mau kemana, huh?" tanya Shoni.
"Pergi kau! Aku hanya ada urusan dengan Haziel saja," jawab Abril.
Shoni hanya diam dengan tatapan tajamnya, Abril pun terlihat begitu kesal karena sikap Shoni yang menghalangi dirinya tuk bertemu dengan Haziel. Sedangkan, Haziel masih belum menyadari perbuatannya pada Zoe sampai para karyawan pun menatapnya dengan tatapan aneh.
"Astaga, kenapa juga dengan lelaki ini? Bukannya Miss Tania mengatakan jika dia tidak suka di pegang oleh orang lain, lalu apa ini?" batin Zoe begitu kesal dan bingung dengan sikap sang atasan.