Ruangan kerajaan mendadak hening, Raja mereka terlihat marah karena semua yang di informasikan oleh para pengawalnya tidak ada satupun kabar baik. Ladang terbakar, sungai mengering, Para ternak mati tiba-tiba.
Drakon memijat keningnya pening, dua tahun dirinya menjadi Raja. tidak ada hal yang bisa membuatnya senang sedikitpun, Ia kira tahta akan membuatnya bisa bersenang-senang dengan para wanita dan keluar masuk istana tanpa dilarang. Tapi nyatanya? Drakon harus terkurung di kursi kerajaan karena semua masalah yang ada.
Sial! hanya satu kata itu yang membuat Drakon semakin pening.
"Rapat dibubarkan, aku akan berikan informasi kelanjutan dari semua masalah yang ada". Drakon mengibaskan baju kebesarannya yang berwarna emas, dengan gradasi merah di beberapa lipat pinggang. Jalannya tegas dan dagunya terangkat angkuh.. Semua dewan penasihat menunduk hormat saat Drakon melewati mereka.
Hari sudah sore, Sejak pagi tadi Drakon tidak henti-hentinya mendapatkan banyak keluhan.
Jika tau begini, Drakon tidak akan bersusah payah membunuh Ayahnya Raja ke-IX.
Berkat bantuan Ibu Ratu Liliaceae, Drakon bisa menggulingkan tahta ayahnya dengan bersusah payah dan tidak diketahui banyak orang.
Ibu Ratu Liliaceae adalah ibu kandung dari Drakon, dan merupakan istri kedua dari Raja Kholkikos ke-IX.
Istri pertama ayahnya juga dibunuh oleh Ratu Liliaceae, semua kekuasaan harus mereka berdua miliki agar mendapatkan penghormatan dari semua kalangan.
Namun ada beberapa kesalahan yang Drakon lakukan, hingga membuat Para musuhnya berlomba-lomba menaklukkan Kerajaan Hibrida.
Peperangan tidak terelakan selama dua tahun ini, Drakon bahkan tidak bisa tidur nyenyak ataupun membelai tubuh wanita seksi di dalam kamarnya.
Ibu Ratu yang sudah melihat anaknya keluar dari ruang Rapat, langsung menghampiri dan membelai wajah puteranya dengan sayang.
Drakon tersenyum, lalu mencium punggung tangan ibunya bolak balik.
"Bagaimana harimu sayang? apakah ada sesuatu yang membuatmu pusing lagi?". Ratu menggandeng lengan putranya dan membawanya ke arah taman istana. para pelayan dengan sigap membawakan Teh Chamomile hangat dan beberapa potong roti gandum.
"Banyak hal Ibu Ratu, masalah seakan tidak ada hentinya menghampiri diriku. aku lelah dengan semua ini". Ujar Drakon yang sudah duduk dengan tenang di depan ibunya, sambil menghadap ke arah Taman Bunga mawar berwarna merah muda.
Harum bunganya memang membuat Drakon tenang, itulah mengapa ibunya setiap sore selalu membawa Drakon kemari, hanya untuk sekedar minum Teh.
"Itu Mengapa Ibu selalu berkata padamu untuk banyak belajar sewaktu kecil dulu, kau yang akan menggantikan posisi ayahmu. kau anak pertamanya". Ibu Ratu menuangkan Teh ke dalam cangkir Drakon, lalu ke dalam cangkirnya sendiri.
"Untung saja Ayah tidak memiliki anak Laki laki, jadi tidak ada yang bisa membandingkan aku". Ujar Drakon tenang, memang ayahnya dan istri pertama tidak memiliki anak laki laki. tapi hanya memiliki anak perempuan, anak perempuan itu juga tidak banyak bicara dan sibuk dengan pekerjaan merajutnya.
"Sebuah keberuntungan, kau memang terlahir sebagai lelaki beruntung Nak. hanya menunggu beberapa saat saja hingga keberuntunganmu menghiasi seluruh kerajaan.. Tunggulah, Ibu yakin ada kebahagiaan yang sedang menunggumu". Ibu Ratu menghirup aroma teh sebentar lalu menyeruputnya dengan elegan. Tersenyum penuh arti ke arah Drakon yang sedang menebak-nebak apa pikiran ibunya saat ini.
"Keberuntungan apa itu Ibu? kau selalu mempunyai pikiran yang luar biasa.. apakah kau merencanakan sesuatu lagi?". Drakon mengikuti ibunya meminum Teh, walaupun sebenarnya Drakon tidak terlalu menyukai teh ber-aroma bunga seperti ini.
"Kau selalu tau raut wajah ibu, Ibu punya beberapa rencana untuk membuatmu menjadi Raja besar. Tapi kau harus mau menuruti ucapan ibumu ini". Ibu Ratu tersenyum misterius, Drakon hanya menunggu apa kata-kata selanjutnya yang akan ibunya bicarakan.
"Tentang apa itu Ibu? apapun yang ibu katakan, pastilah aku turuti". Drakon tersenyum lembut menghadap ibunya.
"Menikahlah dengan seorang Puteri dari kerajaan Centaurus, Sang Raja memiliki Puteri yang cantik jelita". Drakon mengangkat sebelah alisnya bingung, Ibu Ratu tidak pernah mengatakan tentang pernikahan sejauh ini. Jadi kenapa sekarang Tiba tiba?.
"Kerajaan terbesar di Pesisir Timur? Ibu yakin? bahkan Raja tersebut dikenal sebagai Raja yang tidak menyukai perang, bagaimana ibu bisa yakin bahwa Sang Raja akan menerima lamaran yang kita ajukan?". Drakon memang sangat mengetahui Kerajaan Centaurus, Sebuah kerajaan besar yang taktik perangnya di akui di seluruh pelosok negeri. Pertahanannya pun sudah tidak di ragukan lagi, hingga membuat kerajaan itu di juluki sebagai Benteng Mawar berduri. Karena siapapun yang mencoba menembusnya, akan mati mengerikan.
"Puterinya hamil di luar Nikah, kabar yang ibu dengar Sang Puteri di perkosa oleh Pengawal pribadinya sendiri. Sejak Puteri berumur 15 tahun, bahkan Puterinya juga sudah melahirkan seorang anak perempuan, namun untuk menutupi aib yang ada. Raja Centaurus membuang bayi tersebut.. Namun tak berapa lama waktu berselang, Raja Centaurus mengambil lagi si Bayi malang itu. Namun karena aib itu juga, Puterinya dikurung 16 tahun lamanya di dalam kastil, tidak ada yang mengetahui keberadaannya lagi". Drakon cukup terkejut mendengar cerita ibunya, Malang sekali nasib Puteri itu.
"Bagaimana jika Puteri Raja Centaurus sudah meninggal dunia Bu?". Drakon hanya bertanya hal hal yang memang tidak mustahil terjadi.
"Tidak mungkin, Ibu sudah menyuruh beberapa mata-mata untuk mencari tau keberadaan sang Puteri.. Dan mata-mata ibu kembali dengan kabar gembira, itu mengapa Ibu menyuruhmu untuk melamarnya segera". Ibu Ratu tersenyum lembut, Drakon hanya bisa menggelengkan kepalanya salut. Kerja cepat yang dilakukan Ibunya memang tidak bisa diketahui siapapun, bahkan Drakon sendiri..
"Lalu apa yang dikatakan Sang mata-mata?". Drakon hanya ingin tau kenyataan yang ada, Mungkin tentang bagaimana fisik sang Puteri saat ini.
"Sang Puteri terlihat sangat cantik dan sehat, tidak ada rasa terpuruk di dalam wajahnya. Bahkan sang Raja memang berniat mencarikan Jodoh untuk Puterinya itu agar tidak kesepian.. Kita akan ke sana dalam dua hari lagi". Ibu Ratu berkata dengan nada Mutlak, Drakon juga tidak berniat membantah.. jika ibunya mengatakan bahwa sang Puteri sangat cantik, maka Puteri itu memang cantik.. Drakon sudah tidak sabar melihat tubuh indah dan mengecup setiap jengkal kulit wanita.
sedikit bersenang-senang, setelah sekian lama terkurung dalam sangkar emas di kerajaannya sendiri.
"Aku akan menurut saja apa yang ibu katakan, aku yakin semua yang ibu rencanakan adalah yang terbaik untukku. Ibu yang terbaik dalam membuatku bisa ber-tahta disini, pasti ibu akan menjadi yang terbaik untuk mempertahankan kerajaan ini menjadi lebih baik lagi". Ujar Drakon yang sudah mencium kedua tangan ibunya dengan lembut.
"Kau anakku yang baik, kau memang pantas menjadi Raja. ibu berdoa kerajaanmu makmur dan sejahtera selama berpuluh-puluh tahun ke depan.. Dewa dan Dewi memberkatimu Nak". Ibu Ratu menyentuh kepala Drakon, memberikan kasih sayang dari seorang ibu kepada anaknya.