Chapter 4 - Meminta lamaran

"Ini.. ini adalah buku tentang bunga bunga di seluruh kerajaan, Aku suka membacanya dan mencoba menanam.. beberapa bunga yang tumbuh di kerajaan Centaurus aku yang menanamnya",. Rosa memberikan buku itu, Drakon tetap saja menerimanya untuk menghargai semangat Rosa saat ini.

"Pantas saja kerajaan ini sangat indah, ternyata di urus oleh seorang Wanita seindah dirimu",. Puji Drakon, hal itu tentu saja membuat Rosa langsung tersenyum senang.

Rosa yang masih berusia 16 tahun, masih sangat polos dan tidak mengerti apa apa.. sang Puteri yang biasa hidup bebas dan berteman dengan siapa saja, tentu saja sangat mudah dekat dengan Raja Drakon.. Sejak tau pujian yang di dengar Rosa membuat hatinya selalu berbunga-bunga..

Rosa tidak tau bahwa perasaan itu tidak seharusnya dia rasakan, Rosa tidak mengerti tentang apa itu cinta dan kekaguman..

yang Rosa tau saat ini, dirinya senang dan itu saja yang dia pikirkan..

Drakon menyuruh beberapa pengawal dan pelayan untuk berjaga di pintu depan perpustakaan saja, karena Drakon ingin berdua bersama Rosa disini..

Saat pintu perpustakaan sudah tertutup, dengan berani Drakon membelai lagi rambut emas milik Rosa.. "Bolehkan aku menyentuhmu?" Tanya Drakon hati hati..

Rosa hanya melihat Drakon dengan mata coklatnya yang indah. "Menyentuh untuk apa?" Tanya Rosa yang masih belum mengerti..

"Menyentuh seperti ini". Drakon membelai pipi Rosa dan membuat hawa panas di tubuh Rosa langsung bangkit dan hal itu tentu saja membuat Drakon tersenyum nakal..

"Yang mulia.. kenapa wajahku terasa panas saat kau menyentuhku?", Pertanyaan polos Rosa hanya diangguki oleh Drakon, Drakon terus saja membelai pipi Rosa..

Mata Rosa sudah terpejam, menikmati belaian itu seperti sebuah rasa kasih sayang yang tidak pernah Rosa dapatkan selama ini.. Rosa merasa Drakon seperti sosok pria yang dirindukan Rosa selama ini.. Kurangnya kasih sayang dan perhatian hangat, membuat Rosa salah mengartikan apa yang Drakon lakukan kali ini..

"Bolehkah aku mencium bibirmu?". Tanya Drakon yang suaranya sudah serak, Rosa membuka matanya.. melihat mata Drakon yang saat ini sudah sangat dekat dengan wajah Rosa..

"mencium itu seperti seorang kekasih dalam buku yang Rosa baca?". Kata Rosa yang bertanya pada Drakon.

"Iya.. kau hanya perlu merasakannya dan katakan padaku bagaimana rasanya pada tubuhmu". Rosa mengangguk saat Drakon mengatakan itu..

Drakon dengan pikiran kotornya langsung saja mencium bibir Rosa yang tebal dan kecil itu, Ciuman pertama diantara mereka terasa sangat manis seperti buah persik.. Rosa merasa tubuhnya langsung dingin dan jantungnya berdetak ribuan kali lebih cepat..

Rosa bahkan sudah memegang dadanya dan melihat ke arah Drakon yang sepertinya sedang menikmati apa yang dia rasakan..

Drakon terus saja melumat bibir Rosa, Rosa yang tidak mengerti hanya bisa diam saja.. diam diperlakukan sangat dekat oleh Drakon..

Drakon melepaskan ciumannya dari bibir Rosa, lalu menunggu Rosa mengatakan sesuatu.. "Katakan? apa yang kau rasakan?". Tanya Drakon penasaran.

"Rasanya panas,.dingin.. Manis, dan jantungku berdebar sangat kencang.. kenapa? apakah ini sesuatu yang normal? sepertinya saya akan sakit yang Mulia.. tubuh saya terasa aneh". Ucapan Rosa membuat Drakon tertawa terbahak-bahak,

"Apa kau menyukainya? ciuman dari seorang Raja Hibrida? sesuatu hasrat yang diberikan oleh Sang Raja pada Puterinya". Suara Drakon yang langsung terdengar serak, membuat Rosa mengerutkan keningnya bingung.

"Apa itu hasrat?". Tanya Rosa yang tidak mengerti perkataan Drakon.

"Hasrat adalah sebuah perasaan terpendam yang harus di salurkan". Jawab Drakon.

"Jadi jika kita mempunyai hasrat, kita harus menyalurkannya?". Kepolosan Rosa membuat Drakon semakin menyukai gadis ini. Gadis yang kecantikannya mampu membuat hati Drakon Merasa gembira setiap detiknya.

"Ya benar, seperti aku yang mempunyai Hasrat untuk mencium bibirmu. aku lakukan hasrat itu". Rosa memandang mata Drakon mencari sesuatu di dalam sana, Namun tidak Rosa temukan apa arti dari semua perkataan Drakon yang mampu membuat bulu kuduk Rosa meremang tak nyaman.

"Tapi... Memangnya Boleh? Seorang Raja mencium Puteri dari kerajaan lain?". Tanya Rosa.

"Boleh saja, Apalagi Puteri itu belum memiliki suami dan Sang Raja juga belum memiliki istri". senyum Drakon tak luntur dari bibirnya, Pipi Rosa yang memerah karena malu dan jantung Rosa yang berdetak kencang. dapat Drakon rasakan saat ini, tubuh mereka sangat intim dan itu membuat Drakon berusaha untuk tidak kehilangan akal.

"Tapi kau akan menikahi ibuku". Kata Rosa yang masih tidak mengerti kenapa Drakon melakukan ini padanya, Rosa memang merasa waspada. Namun tidak merasa kewaspadaan itu patut di pertahankan, Rosa merasa ada satu hatinya yang menyukai perilaku Drakon. Rosa merasa bahwa Drakon adalah seseorang yang bisa memberikan Rosa cinta.. cinta seperti dalam buku Yang Rosa Baca..

"Itu baru 'akan'. Belum terjadi, Aku bisa saja membatalkan pernikahan dengan ibumu.. jika kau mau menerima lamaranku". Perkataan Drakon terlalu terburu-buru, tidak memikirkan apa yang akan terjadi jika hal itu benar-benar Drakon lakukan.

"Ben...arkah.." Rosa berkata dengan terbata, Jantungnya seperti ingin meledak karena mendengar perkataan Drakon yang membuat hati Rosa langsung berlarian tak karuan..

"Tentu saja.. apa kau ingin menikah denganku?" Tanya Drakon.

Rosa langsung mengangguk setuju, rasa keingintahuan Rosa tentang cinta dan pernikahan. membuat Rosa hanya bisa mengangguk tanpa berpikir terlebih dahulu..

Rosa tidak pernah tau bahwa keputusannya hanya akan berakhir menyakitkan, Drakon yang mendapatkan keinginannya langsung mencium bibir Rosa dengan perasaan bahagia. bahagia karena dapat merasakan kenikmatan dari Perempuan cantik yang polos..

Rosa menerima ciuman itu dengan sebuah senyuman kecil, semua yang ada dalam pikirannya saat ini adalah mendapatkan Seorang Raja dan mereka menikah..

mereka akan bahagia seumur hidup dan mati bersama, ya.. pemikiran yang membuat Rosa tidak pernah tau apa akibat dari pemikirannya yang terlalu dangkal dan terburu-buru.

Ketukan pintu di belakang mereka membuat Ciuman itu lepas, Drakon mengusap lembut bibir Rosa dan tersenyum.

"Ayo, kita kembali untuk bertemu Kakekmu". Drakon berjalan lebih dulu, Rosa mengikuti dari belakang..

Pipi Rosa sudah sangat memerah karena kupu-kupu seperti berterbangan di dalam perutnya

Drakon membuka pintu, beberapa pengawal dan pelayan sudah menunduk hormat. "Ampun yang mulia Raja, Raja Centaurus memanggil anda ke pertemuan". Drakon mengangguk mengerti, Drakon langsung berjalan begitu saja tanpa berkata apa apa lagi pada Rosa.

Rosa hanya bisa melihat kepergian Drakon dengan tatapan sendu. Rosa berjalan mengikuti Drakon di belakang. Ingin tau sebenarnya apa yang akan kakeknya katakan pada Drakon.

siapa tau Drakon juga akan menyampaikan tentang lamarannya untuk Rosa. Rosa berteriak girang dalam hati, dan berharap bahwa Drakon akan melakukan hal itu.

Keinginan Rosa terlalu besar, Puteri kecil itu tidak tau apa yang sedang menunggunya hari esok