"Dia tunanganku," jawab Haziel.
Ucapan itu masih terngiang di telinga Zoe yang masih terpaku di dekat Hazi. Sebisa mungkin wanita itu berakting dengan sangat baik dan sempurna agar tidak membuat semua orang curiga padanya dan Haziel.
Semua orang pun menatap ke arah Shoni yang berjalan bersama Lexi ke arah podium, terlihat Leandro dan Evany pun ikut berjalan ke depan ingin tahu ada berita apa. Sedangkan Zoe dan Hazi masih saling berpelukan dengan pikiran masing-masing.
"Aku Shoni Ferdinan sepupu dan sekaligus wakil direktur dari perusahaan HM Company ingin memberitahukan sesuatu tentang Ceo muda Hazi Maximiliano pewaris tunggal dari keluarga Maximiliano dengan Abril Geraldi telah memutuskan tali pertunangan mereka setahun silam. Dan sekarang, seorang wanita muda yang cantik dan cerdas kini sudah kembali mendampinginya. Wanita itu adalah Zoe Demares," ucap Shoni seraya menunjuk keduanya. Sorot lampu pun menyinari Hazi dan Zoe dan membuat semua mata memandang mereka, begitu juga dengan Leandro dan Evany yang terlihat syok denngan berita tersebut.
Hazi dan Zoe tidak menyangka jika Shoni akan memberitakan status palsu mereka pada semua orang. Zoe dan Hazi pun harus bersandiwara lebih malam itu, karena banyak mata yang memandang keduanya Hazi pun membisikkan sesuatu dan itu membuat Zoe menatapnya tajam.
CUP
Hazi mencium bibir Zoe begitu saja tanpa meminta persetujuan dari Zoe. Mata Zoe membulat saat merasakan Hazi yang melumat lembut bibirnya dan Zoe hanya bisa menutup matanya membiarkan Hazi yang memimpin ciuman itu.
"Astaga, ciuman pertamaku. Dasar lelaki kurang ajar, apa ini yang dinamakan jika dia anti dengan wanita. Ahh, sungguh aku tidak percaya itu!" seru Zoe dalam hati.
"I love you Zoe!" seru Hazi seraya menyentuh pipi Zoe.
Zoe membuka matanya saat mendengar Hazi mengatakan itu, jantungnya berdegup kencang dan Zoe seakan kehilangan pikirannya.
"Lo-Love you too Hazi," balas Zoe seraya tersenyum paksa.
Terdengar tepukan yang sanagt meriah di sana, Hazi dan Zoe menatap tajam ke arah Shoni dan Lexi yang terlihat bahagia karena sudah mengerjai mereka. Tanpa sengaja mata Zoe melihat kedua orangnya yang juga menatap dirinya.
"Daddy, Mommy," ucap Zoe lirih.
Hazi yang mendengar itu pun hanya mengikuti kemana arah mata Zoe memandang. Dan terlihat Leandro dan Evany menatapnya dengan tajam.
"Sial, apa mereka orang tuamu?" tanya Hazi lirih.
"Ya." Zoe menjawab dengan masih menatap kedua orang tuanya.
Terlihat dua pasang mata yang menatap tajam pada Hazi dan Zoe, mereka seperti terikat oleh sebuah tali besar yang membuat tubuh mereka tidak bisa bergerak sama sekali. Leandro dan Evany membawa Hazi dan Zoe ke dalam private room karena ingin menegetahui apa berita itu sungguhan atau tidak.
"Zoelie," panggil Evany dengan nada lembut seraya memeluk tubuh sang putri.
Zoe hanya diam di pelukan sang ibu sedangkan Hazi melihat itu dengan tatapan sendu. Leandro masih menatap ke arah Hazi dan itu membuatnya kesal, akhirnya Hazi berani menatap Leandro.
"Sunggh tidak sopan jika kau tidak mengetahui siapa nama kalian berdua, maaf sebelumnya namaku Hazi Maximiliano dan siapa nama anda, Tuan dan Nyonya?" tanya Hazi dengan sopan.
"Aku Evany dan dia suamiku Leandro," jawab Evany seraya menatap Hazi.
"Siapa kau dan apa yang telah kau lakukan pada putriku?" tanya Leandro datar.
"Dad, dia Hazi Ceo perusahaan HM Company dimana aku kerja. Aku menjadi sekretarisnya," jawab Zoe menatap sang ayah.
"Lie, aku tidak bertanya padamu. Kenapa kau berani mencium putriku, huh?" seru Leandro dengan kesal.
"Astaga, ternyata dia menanyakan itu. Aku harus berkata apa?" batin Hazi.
Zoe manatap Hazi dan terlihat wanita itu mengangguk, akhirnya Hazi pun menutup matanya sebelum menjawab pernyataan dari Leandro.
"Aku mencintai anakmu, aku dan Zoe sudah bertunangan." Hazi menjawab dengan sangat tegas dan itu membuat Leandro dan Evany terkejut.
Evany menutup mulutnya karena begitu syok sedangkan Leandro terlihat begitu kesal pada Hazi. Dengan cepat Zoe menghampiri Hazi dan memeluknya dari samping.
"Dad, Mom. Im sorry! Aku mencintai Hazi dan baru saja ingin mengatakannya pada kalian, tapi situasinya menjadi seperti ini dan semua itu karena Abril mantan tunangannya yang ingin memncoba merebut Hazi dariku," ucap Zoe dengan wajah memelas untuk meyakinkan orang tuanya.
Leandro dan Evany pun duduk dengan lemas mendengar jawaban dari sang putri. Hazi dan Zoe pun bertingkah seakan mereka saling mencintai dengan terus menempel satu sama lain.
"Jadi kalian benar-benar saling mencintai, lalu Lie kenapa kau mengubah namamu menjadi Zoe Demares, huh?" tanya Leandro kesal.
Hazi yang mendengar itu pun merasa aneh dan memilih diam mendengarkan apa jawaban dari Zoe. Zoe tersenyum kuda karena telah bersalah pada orang tuanya itu.
"Maafkan aku, aku kesal karena Daddy selalu mengikutiku dan selalu ikut campur dengan kehidupanku. Maka dari itu aku memakai nama Zoe Demares," jawab Zoe dengan menunduk.
"Hazi dengarkan aku, nama anak kami adalah Zoelie Leandro dia anak semata wayang kami. Dia juga pewaris tunggal keluarga kami," ucap Evany.
Hazi yang mendengar itu pun menatap Zoe dengan tajam. Bahkan, Hazi merasa kembali di khianati oleh Zoe yang telah berbohong padanya. Padahal selama beberapa bulan ini, Hazi mencoba percaya pada Zoe dan mencoba membuka hatinya untuk wanita itu. Namun pada akhirnya semuanya sama saja menurutnya.
Zoe yang merasakan aura kemarahan Hazi pun hanya bisa meremas jas yang Hazi pakai seraya menatap wajah Hazi dengan tatapan memelas. Namun tatapan yang Hazi perlihatkan menujukkan betapa marahnya lelaki itu pada Zoe.
"Baiklah, aku sudah bertemu dengan kalian dan mengetahui sebuah kebenaran yang selama ini Zoe sembunyikan. Saya akan permisi terlebih dahulu dan meninggalkan Zoe dengan kalian, mungkin masih banyak yang ingin kalian bicarakan," ucap Hazi seraya berdiri dan mencium kening Zoe sebelum pergi keluar.
Zoe yang mendapatkan ciuman itu hanya menutup matanya karena merasakan kemarahan dari Hazi dan entah kenapa membuatnya begitu sedih dan takut akan sesuatu dalam hatinya.
"Hazi, tolong dengarkan penjelasanku dulu. Jangan marah padaku!" ucap Zoe dalam hati saat melihat Hazi yang keluar dari ruangan tersebut.
Malam itu, Zoe kembali ke rumahnya melihat kembali kamar kesayangannya yang kembali dia tinggalkan saat baru pulang dari Amerika. Entah kenapa malam itu Zoe managis tanpa sebab dan tak tahu kenapa dengan hatinya yang terasa begitu sesak.
"Ada apa denganku? Aku menangis karena dadaku terasa sesak bukan," tanya Zoe pada dirinya sendiri.
Berbeda dengan Zoe, Hazi terlihat begitu murka dengan kebohongan yang Zoe lakukan. Malam itu terdengar suara benda yang di lempar dan di pecahkan dari ruang kamarnya. Risda begitu cemas dengan apa yang di lakukan oleh Tuannya.
"Ada apa dengannya, kenapa sepulangnya dari pesta menjadi seperti itu?" tanya Risa khawatir.
Risda yang sangat cemas pun menelpon Shoni namun tidak bisa, akhirnya Risda pun menelpon Zoe dan memberitahukan keadaan dari Hazi. Tengah malam Zoe di antarkan oleh sopir sang ayah untuk segera menemui Hazi, Zoe merasa bersalah karena telah berbohong padanya.
"Bibi," panggil Zoe yang datang denga terengah-engah berlari ke dalam rumah.
Zoe terus berjalan dan menaiki tangga untuk ke lantai dua, ternyata Risda sedang berdiri di depan kamar Hazi yang tertutup dengan raut wajah cemas.