"Taun besar, selamat datang," sapa Risda sambil membungkuk hormat.
Hazman melepaskan pelukan dari Shoni dan berjalan ke arah Zoe. Wanita itu pun menjadi begitu canggung karena tatapan dari Hazman.
"Jadi kau wanita yang menjadi cucu menantuku?" tanya Hazman pada Zoe.
"Apa? Maaf, Tuan, maksudmu cucu menantu?" tanya Zoe kembali karena wanita itu sangat bingung.
"Kakek. Kau salah paham, dia itu sekretarisku bukan kekasihku!" seru Hazi menghampiri Hazman.
"HAHAHAHA, ya ia. Aku tahu jika dia bukan kekasihmu, tapi apa benar dengan berita ini?" tanya Hazman seraya menunjukkan hasil rekaman yang memperlihatkan Hazi dengan lantang mengatakan jika Zoe adalah tunagannya.
Semua orang terkejut begitu juga dengan Risda yang baru mengetahuinya. Zoe memejamkan matanya sembari menunduk, sedangkan Hazi hanya mengusap kasar wajahnya. Shoni yang mempunyai ide gila itu hanya diam memalingkan wajahnya berakting tidak mengetahui apa pun.
***
Ke esokan paginya Zoe mengikuti Hazi yang ke sebuah restoran. Tanpa di sengaja mereka memakai warna baju yang senada, Hazi yang menyadari itu hanya tersenyum tipis. Zoe yang duduk di samping Hazi hanya fokus melihat isi dokumen dan baru menyadari saat melihat nama perusahaan itu.
"Leandro Company," gumam Zoe lirih.
"Selamat pagi Pak," sapa Hazi seraya mengulurkan tangannya.
"Selamat pagi Tuan Haziel," sapanya balik dengan menyambut tangan Haziel.
Zoe yang masih duduk pun mencoba tersenyum saat melihat Ceo perusahaan tersebut. Begitu juga dengan lelaki dewasa itu yag tersenyum lebar pada Zoe.
"Silakan duduk, kita akan segera membahas file yang anda terima," ucap Zoe tanpa basa basi.
Hazi dan Leandro pun duduk dengan menatap Zoe yang terlihat canggung. Pagi itu Zoe begitu profesional di depan sang ayah dan itu membuat Hazi semakin menyukai kepribadian wanita itu.
"Bagaimana, menurut Anda Pak?" tanya Hazi.
"Ya, aku menyukainya. Baiklah saya akan segera mengirimkan kontraknya ke perusahaanmu," jawab Leandro.
Zoe duduk dan diam tanpa ingin melihat sang ayah. Wanita itu menyibukkan dirinya dengan memainkan ponsel pintarnya. Leandro masih menatap sang putri yang mungkin kesal, Hazi pun hanya diam tidak bersuara.
Leandro melambaikan tangannya pada pelayan dan memesan beberapa makanan. Zoe membereskan dokumen yag berada di atas meja.
"Kita makan dulu, Lie!" pinta Leandro.
Zoe hanya menghela napas panjang lalu menatap sang ayah. Leandro tersenyum karena sang putri mau menatapnya.
"Kau mengajakku makan sebagai sekretaris atau putrimu?" tanya Zoe.
"Zoelie!" panggil Evany yang baru saja datang.
"Mommy," ucap Zoe lirih lalu menatap sang ayah.
Leandro hanya memalingkan wajahnya sedangkan Hazi hanya mengusap tengkuknya karena tidak tahu sama sekali dengan rencana Leandro tersebut.
Evany duduk di depan Zoe menatap sang putri dan Hazi dengan senyuman di wajahnya.
"Kapan kalian akan meresmikan hubungan kalian?" tanya Evany.
Hazi dan Zoe pun sampai tersedak karena pertanyaan dari Evany.
"Mommy!" seru Zoe dengan nada manja.
"Emm, maaf Tuan, Nyonya. Sepertinya Zoe masih belum ingin meresmikan hubungan kita. Jadi tolong bersabarlah," balas Hazi dan itu membuat Zoe mencubit perut Hazi tanpa sadar.
"Awwh," desis Hazi merasa sakit.
Evany dan Leandro tertawa melihat tingkah dari Zoe dan Hazi yang terlihat romantis di mata mereka.
Setelah bertemu dengan kedua orang tua Zoe. Hazi terus memikirkan apa yang terjadi pagi tadi, Zoe memilih ke rumah orang tuanya karena menghindari Hazman kakek dari Hazi.
"Jadi orang tuanya menginginkan kau dan Zoe meresmikan hubungan kalian?" tanya Shoni.
"Ya, benar dan ini semua salahmu!" seru Hazi kesal.
Shoni hanya bisa tersenyum kuda karena tidak memikirkan sama sekali akan dampak yang terjadi sesudahnya.
"Maafkan aku. Aku benar tidak memikirkan sampai seperti itu," balas Shoni dengan nada menyesal.
Di rumah kediaman Leandro, terlihat Zoe sedang marah dengan terus menatap tajam ke arah kedua orang tuanya. Sedangkan Lenadro dan Evany hanya tersenyum melihat sang putri dalam keadaan marah itu.
"Kami ingin memberitahukan ke seluruh dunia jika kami memiliki seorang putri yang cantik dan cerdas. Begitu juga calon suami yang tampan seorang ceo yang terpandang," ucap Evany seraya menatap Zoe.
"Ya, Daddy pun sangat setuju itu. Hazi lelaki yang baik, sopan dan Daddy menyukainya," sambung Leandro.
Zoe hanya bisa memutar matanya malas. Tanpa mereka ketahui seperti apa sebenarnya hubungannya dengan Hazi tak seperti kelihatannya.
"Jangan pernah mengatakan apa pun lagi pada Hazi! Kalian membuatku malu," ucap Zoe merajuk dengan manja.
Setelah mengatakan itu, Zoe memilih pergi masuk ke dalam kamarnya. Evany dan Leandro begitu terkejut dnegan sikap Zoe yang seakan malu-malu dengan hubungan mereka.
*****
Malam harinya, Shoni mengajak Hazi untuk datang ke pesta Lexi karena keduanya ingin meresmikan hubungan mereka pada semuanya. Lexi ternyata sedang mengandung anak Shoni, Hazi dengan malas pun mengikutinya ke pesta. Tanpa mereka tahu, jika Lexi pun mengundang Zoe untuk datang.
"Wah, pesta selebritis memang berbeda yah," gumam Zoe seraya masuk.
Lexi melihat kedatangan Zoe pun menghampiri teman barunya itu. Semua teman model lelaki Lexi menatap ke arah Zoe dengan penasaran.
"Terima kasih sudah datang, nikmatilah pestanya! Aku akan segera kembali," ucap Lexi.
"Ya, baiklah." Zoe tersenyum melihat Lexi pergi dan memilih mengambil minuman.
Zoe memakai dres yang sangat simple namun tetap elegant. Ada salah satu teman Lexi yang terus memperhatikannya bahkan kini berjalan mendekatinya.
"Hallo selamat malam, Nona," sapa lelaki itu pada Zoe.
Zoe terlihat menengok kanan kiri, lalu menatap ke arah lelaki itu. Sedangkan lelaki itu tersenyum melihat tingkah dari Zoe.
"Ya, aku berbicara padamu," serunya seraya menunjuk Zoe.
"Kau berbicara padaku. Ahhh,, selamat malam juga." Zoe menjawab singkat lalu kembali sibuk dengan minumannya.
"Dante, namaku Dante. Siapa namamu?" tanyanya seraya mengulurkan tangannya.
Zoe melihat tangan itu, lalu dengan ragu menyalami lelaki tersebut. "Aku Zoe," jawab Zoe singkat.
"Nama yang cantik," ucap Dante menggoda Zoe.
Di luar terlihat sangat ramai oleh teriakan para wanita dan itu membuat Zoe dan Dante terkejut. Terlihat Lexi berjalan cepat menuju arah luar, Zoe tetap diam karena merasa tidak tertarik.