Chereads / Haziel and Zoelie / Chapter 17 - Khawatir

Chapter 17 - Khawatir

Terlihat Dante menyeringai menatap Zoe, sedangkan Zoe yang sudah terlihat mabuk dan hampir hilang kesadarannya itu sudah tidak bisa melihat dengan jelas utnuk meminta bantuan.

"Ikut dengaku dan diam. Aku tidak akan menyakitimu," ucap Dante dengan senyum penuh arti.

Zoe hanya bisa menutup matanya untuk menstabilkan dirinya kembali, namun tetap saja tidak bisa dan akhirnya wanita itu terjatuh di atas lantai. Dante dengan tersenyum mendekati Zoe dan segera menggendongnya pergi.

"Shoni, Hazi, apakah kalian melihat Zoe?" tanya Lexi dengan khawatir.

"Ada apa? Memangnya kau mengundangnya kemari," tanya Shoni.

"Ya."

"Dia dengan teman lelakinya, kenapa kau begitu khawatir?" tanya Haziel dingin.

"Apa yang kau katakan, teman lelaki apa? Zoe datang sendirian, dia tidak membawa pasangan." Lexi begitu terkejut mendengar ucapan dari Haziel.

Haziel berlari ke luar ruangan dan melihat sudah tidak ada Zoe di dekat kolam. Lexi dan Shoni pun berlari menghampiri Haziel yag terlihat emas dan tegang itu.

"Ada apa, kau mencari siapa?" tanya Shoni.

"Siapa lagi, kalau bukan wanita itu, huh!" bentak Haziel. Dan berhasil membuat Lexi dan Shoni terkejut.

Shoni dengan cepat menghubungi seseorang untuk mencari Zoe di sekitar gedung tersebut. Sedangkan Lexi meminta managernya untuk mengecek cctv di dalam atau luar gedung tersebut.

Haziel menghubungi ponsel Zoe. Namun, tidak ada jawaban sama sekali dari Zoe.

"Astaga, siapa lelaki yang bersamanya?" tanya Lexi begitu khawatir.

"Dia memakai tuxedo silver, lelaki itu tidak terlalu tinggi dan tubuhnya juga tidak besar. Aku mau kau cari tamu atau temanmu yang mempunyai ciri-ciri seperti itu!" pinta Haziel pada Lexi.

Terlihat Manager dari Lexi berlari dan menyampaikan sesuatu pada Lexi dan terlihat wanita itu mengepalkan tanganya dengan kuat. Membuat Haziel dan Shoni menatapnya penuh tanya.

"Lebih baik kalian ikut dengan managerku. Kalian akan menemukan dimana Zoe berada!" pinta Lexi.

Shoni menepuk bahu Haziel, sedangkan Haziel masih belum mengerti apa maksud dari Lexi. Terpaksa Shoni menarik lengan Haziel agar segera pergi menemukan Zoe.

HOTEL DE PLAZA

Di dalam sebuah kamar hotel, Zoe sudah di rebahkan di atas ranjang dengan seorang lelaki yang berdiri di depannya dengan tatapan penuh gairah. Zoe hanya bisa menutup matanya dengan air mata yag terus mengalir.

"Apa aku harus berakhir malam ini juga?" batin Zoe begitu putus asa.

Dante. Ya, lelaki itu Dante yang sudah mencampurkan sesuatu pada minuman Zoe dan membuat wanita itu hilang kesadaran dan merasakan sesuatu pada tubuhnya.

"Tubuhmu begitu indah, Zoe." Dante menatap tubuh Zoe dari atas sampai bawah dengan menyeringai.

Lelaki itu membuka kemeja dan jas yang dia pakai. Lalu menyentuh kaki jenjang mulus Zoe secara perlahan, menyentuh wajah cantiknya. Bahkan lelaki itu berani menyium rambut panjang Zoe dan mencoba mencium bibir Zoe, namun Zoe memalingkan wajahnya.

"Kau masih saja tidak mau menuruti aku? Jangan membuatku berbuat kasar padamu, Nona." Dante menekan wajah Zoe dengan kedua tangannya.

"Tatap wajahku, sayang. Kita akan habiskan malam panjang ini bersama," sambung Dante sambil mencium paksa bibir Zoe.

Zoe hanya bisa memukul dada Dante dengan kedua tangannya dengan pelan. Air matanya sudah mengalir membasahi wajahnya. Dante yang berhasil mencium bibir itu pun beralih ke leher Zoe, merobek gaun yang di kenakan Zoe sampai kedua gundukan indah itu terlihat jelas di mata Dante.

"Tolong, lepaskan aku! Apa salahku padamu?" tanya Zoe dengan suara gemetaran.

Dante menyeringai lalu mengusap bibirnya yang terkena lipstik Zoe, " Kau sudah membuat malu saudaraku. Jadi, kau juga harus merasakan itu."

Zoe menutupi dadanya dengan kedua tangannya, tubuhnya terasa terbakar dan begitu menyakitkan. Dante melepaskan celananya dan menyisakan celana boxer saja. Lelaki itu dengan mudahnya menaiki tubuh Zoe menguci kedua tangan Zoe di atas kepalanya.

"Layani aku dengan baik, gadis manis!" Dante menciumi wajah Zoe dengan paksa lalu mencumbu leher dan dada Zoe dengan begitu kasar.

"Hiks, hiks, hiks. Daddy, Mommy, tolong Zoe!" ucapnya dalam hati.

BRAKKK

"Dasar lelaki bajingan!!" teriak Haziel yang menerobos masuk lalu dengan sangat mudahnya menarik tubuh Dante dari atas tubuh Zoe.

BUGH,,, BUGH,,, BUGH,,

Haziel terus memukuli Dante dengan keras tanpa ampun. Bahkan lelaki itu seakan kesetanan tak memberikan Dante waktu untuk membalas. Shoni yang melihat keadaaan Zoe yang berantakan pun, mendekap Haziel dan membisikkan sesuatu padanya.

Haziel melihat ke arah Zoe yang masih tergeletak dengan gaun yaang robek. Haziel melepaskan jas nya lalu menghampiri Zoe yang masih menutup matanya dengan menangis.

"Tolong jangan sentuh aku, lepaskan aku!" pinta Zoe dengan ketakutan.

Haziel terlihat begitu marah mendengar itu dan melihat tubuh Zoe yang terlihat sebagian. Haziel segera membangunkan Zoe dan segera menutupinya dengan jas lalu melilitkan selimut tebal pada tubuh Zoe.

"Zoe, buka matamu! Aku Haziel," ucap Haziel menatap dalam wajah Zoe.

Zoe membuka matanya dengan perlahan. Wanita itu semakin menangis melihat siapa lelaki yang ada di depannya. Haziel sangat sedih melihat keadaan Zoe yang sangat syok. Shoni membawa keluar Dante begitu juga dengan aparat kepolisian yang datang bersama dengan Lexi.

"Zoe!!" pekik Lexi menghampiri Zoe yang masih menangis.

Lexi memeluk tubuh Zoe yang gemetaran dengan isak tangisnya yang semakin terdengar jelas. Haziel melihat ke sekeliling kamar tersebut dan melihat sebuah kamera kecil yang masih menyala, mata lelaki itu terlihat marah saat melihat adegan yang terekam di dalamnya.

PRANKK,,

Haziel melempar kamera itu sampai hancur dan mendekati Zoe dengan tatapan tajam namun terlihat khawatir. Lexi begitu terkejut dengan sikap Haziel.

"Apa dia memberikanmu obat, huh? Jawab aku, Zoe!" tanya Haziel menatap wajah Zoe.

Zoe hanya mengangguk, mata Lexi terbelalak mendengarnya. Haziel meremas kasar rambutnya, dengan cepat lelaki itu melepas selimut dan jas yang ada di tubuh Zoe lalu menggendong wanita itu ke kamar mandi dan merendamnya di dalam bath up.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Zoe lirih dengan tatapan sendu.

"Zoe dengarkan aku! Kau harus merendamnya dan hanya Haziel yang bisa menemanimu," jawab Lexi seraya berjalan keluar.

Zoe menatap kepergian Lexi dengan tanda tanya besar. Lalu melihat ke arah Haziel yang masih menatapnya dengan tatapan sendu.

Sekitar 15 menit kemudian air di dalam bath up sudah penuh dan menenggelamkan setengah tubuh Zoe. Hazi berjongkok di samping Zoe dengan memegang tangan wanita itu.

"Hazi, tubuhku merasakan panas dan dingin dengan bersamaan. Rasanya sakit," ucap Zoe lirih dengan menitikkan air matanya.