Roma – Amerika
Pesawasat itu sudah mendarat dengan sempurna, terlihat sudah sosok lelaki yang berdiri di depan sebuah mobil yang sangat dia kenali. Terdengar suara tawa kecil dari wanita yang sedang bergelayut pada lengannya dengan manja.
"Kau menyukainya, Sayang?" tanya Shoni.
"Dia benar-benar sangat protektif padamu, Babe. Harusnya kau senang mempunyai teman sepertinya," jawab Lexi tersenyum meledek pada sang suami.
"Kau pergilah pulang. Sepertinya lelaki dingin itu ingin sekali ku pukul," ujar Shoni dengan kesal.
"Bye." Lexi mencium pipi dan bibir Shoni kilas dan beranjak ke arah mobil lain yang juga menunggunya.
Shoni mendekati lelaki itu yang menatapnya dengan lekat. Setelah Shoni berjarak dua langkah lagi darinya, lelaki itu dengan sigap membuka pintu mobil sambil menunduk.
"Wow, sigapnya kau," puji Shoni seraya masuk ke dalam mobil.
Lelaki itu hanya tersenyum tipis lalu dengan segera meninggalkan area bandara. Membawa Shoni ke suatu tempat yang tidak lagi asing baginya, tempat yang sudah dia tinggalkan 3 tahun lalu. Shoni keluar dari sana membuat semua karyawan wanita menatapnya, Shoni menebarkan senyuman ke siapa saja yang dia lihat.
"Apa kebiasaan itu tidak bisa kau rubah? Setelah 3 tahun lamanya?" tanya Hazi dengan suara beratnya.
Shoni yang mendengar suara dari sepupunya itu pun tersenyum lebar dan segera memeluknya. Haziel tersenyum tipis melihat kedatangan Shoni.
"Apa kau juga tidak bisa mengubah sikap dinginmu ini? Kantor ini semakin dingin saja ku rasakan," ledek Shoni pada Hazi.
Haziel hanya diam dengan wajah datarnya, lelaki itu berbalik dan Shoni pun segera berjalan bersejajar dengan Haziel. Semua karyawan baru yang melihatnya terasa heran karena ada yang berani berjalan sejajar dengan atasan mereka itu.
"Jangan terlihat dingin pada karyawan barumu! Lihat mereka sepertinya sangat takut padamu," gumam Shoni seraya memperhatikan mereka.
"Bodoh! Kau yang membuat mereka seperti itu," balas Haziel singkat.
"Apa? Aku?" tanya Shoni yang tidak percaya dengan ucapan Haziel.
Kedua lelaki itu berada di ruangan Haziel, barulah terlihat sifat mereka seperti apa. Shoni dengan cerewetnya sangat kesal dengan panggilan mendadak dari Haziel. Sedangkan, Hazi benar-benar kesal karena Shoni telah ambil cuti selama 1 tahun lamanya.
"Apa yang kau butuhkan? Aku rasa ada yang sangat penting," tanya Shoni.
"Apa kau yakin ingin mengetahuinya sekarang juga?" tanya balik Haziel dengan tatapan serius.
"Come on, berikan padaku!" serunya dengan tatapan serius.
"Huh," desis Haziel tersenyum melihat sosok Shoni yang telah kembali.
Haziel memberikan map yang berisi dengan semua yang akan dikerjakan oleh Shoni," Aku harap kau bisa melakukannya segera mungkin. Untuk hari ini kau bisa beristirahat!" ujar Haziel.
"Berani sekali dia. Baiklah, aku akan melihatnya di rumah." Shoni membawa map itu seraya mengambil sebuah kunci di atas meja kerja Haziel.
"Aku membawanya kembali!" seru Shoni membawa kunci mobil berwarna putih milik Haziel.
Haziel hanya menggangguk diam seraya menjentikkan satu jarinya memberi kode, bawalah! Setelah kepergian Shoni, Haziel berdiri menatap keluar jendelanya yang di penuhi gedung-gedung tinggi yang menjulang ke atas langit.
"Akan ku pastikan, kau mendapatkan apa yang sedang kau cari," gumam Haziel dengan wajah datar.
Sedangkan Alexa ternyata tidak memilih pulang kerumahnya. Wanita itu memilih berbelok dan menuju rumah Hazeil untuk segera bertemu dengan Zoe.
"Ahh ..., aku ingin sekali bertemu dengan kedua malaikat-malaikat itu!" serunya dengan bahagia.
Ya, selama setahun pernikahannya. Shoni dan Alexa masih belum di berikan momongan, keduanya sudah berusaha untuk melakukan program hamil hnaya saja semuanya tidak membuahkan hasil. Alexa dengan segala kelebihannya ternyata menyimpan sesuatu yang membuat sisi lainnya terus menangis dan terpuruk.
Hanya Zoelie lah yang mengetahui apa rahasia itu dan hanya dengan Zoe lah wanta itu bisa menjadi dirinya sendiri tanpa menyandang model tercantik di Eropa.
Di dalam mobil, Shoni yang membaca map itu hanya bisa menyeringai. Sudah lama sekali lelaki itu tidak melakukan hal apapun, selain membelai dan memuaskan Alexa di atas ranjang.
"Kau mau bermain denganku? Akan ku buat kau menyukai permiananku ini," ucap Shoni kembali fokus ke jalanan.
Hal bodoh yang dilakukan saingan dari perusahaan Haziel adalah akan mati di tangan Shohi. Perusahaan itu akan bangkrut dan bisa saja menjadi hak milik Haziel, selama ini Shoni selalu mendapatkan hasutan dai bebrapa orang untuk segera pisah dengan sepupunya itu dan mendirikan perusahaannya sendiri.
Namun semuanya terbantahkan oleh Shoni yang hanya menjawab dengan kata "NO" dan berakhir dengan senyuman.
"Bagiku, Haziel adalah segalanya. Di bukan hanya keluarga, tapi juga hidupku. Karena lelaki es itu, sampai saat ini aku hidup dengan baik dan karena dia pula, aku maish bisa hidup di dunia ini," gumam Shoni mengingat akan bagaimana arti Haziel baginya.