Dante tersenyum penuh arti saat melihat tubuh dan kecantikan dari Zoe. Apalagi bisa berkenalan dengan Zoe membuat lelaki itu semakin yakin bisa memilikinya malam ini juga. Namun Zoe terlalu malas untuk meladeninya dan terus diam sambil melihat ke sembarang arah, berharap Dante segera pergi.
"Ehem, Nona Zoe aku baru melihatmu di pesta Lexi. Apakah kau teman barunya?" tanya Dante memulai percakapan.
"Ya. Kami baru kenal beberapa bulan ini," jawab Zoe singkat.
"Ahh, pantas saja. Setahuku Lexi hanya berteman dengan sesama model saja, apa kau juga seorang model?" tanya Dante terus bertanya akan Zoe.
"Apakah itu benar? Aku rasa Lexi berteman dengan siapa aja, apalagi kepribadiannya yang asyik sangatlah mudah jika Lexi mempunyai banyak teman selain teman modelnya," jawab Zoe dengan panjang lebar.
Dante yang mendengar itu pun hanya terdiam karena semua ucapannya telah di bantahkan oleh Zoe yang seakan membela Lexi.
"Baiklah, Tuan. Saya permisi dulu ingin menemui Lexi." Zoe pun berjalan meninggalkan Dante yang terlihat kesal.
"Sombong sekali dia, aku yakin wanita itu pun tidak lebih baik dari Lexi yag sudah tidur dengan banyak lelaki. Kau tunggu saja manis," gumam Dante sambil mengusap dagunya.
Zoe memilih kearah kolam renang yang terlihat sedikit orang. Duduk sendiri di sana dengan melihat bias cahaya rembulan yang terpancar di permukaan air kolam.
"Ahh, harusnya aku datang lebih telat saja. Disini banyak sekali para model yang datang, sedangkan aku hanya kenal dengan Lexi saja," gumam Zoe sembari melihat ujung gaunnya.
Di dalam para tamu wanita berteriak memanggil nama Shoni yang jelas-jelas calon tunangan dari Lexi. Dan itu membuat Lexi hanya tersenyum kecut karena cemburu. Berbeda dengan Hazi yang terlihat seperti es berjalan itu hanya bisa membat para wanita bergumam karena terpesona dengan ketampanannya.
"Andai saja, Haziel itu tidak seperti kutub es pasti banyak wanita yang mendekatinya."
"Ya kau benar. Dia lelaki yang anti wanita, tapi lihatlah dia sangat tampan."
Hazi dan Shoni duduk satu meja, Lexi menemui para temannya. Dan melupakan Zoe yag sedang berada di dekat kolam renang.
Acara pun semakin ramai saja, apalagi ini sudah tengah malam dan acara pertunangan pun di lakukan. Shoni dan Lexi begitu bahagia, begitu juga kedua orang tua mereka. Terlihat Hazi berdiri di dekat Shoni dan memberikan selamat, Zoe melihat Lexi dan Shoni dari kejauhan dan tidak bisa melihat Hazi karena tertutup oleh orang lain.
"Apa yang ku harapkan. Hazi itu manusia es mana mungkin dia datang," gumam Zoe seraya berbalik dan berencana kembali ke kolam renang.
"Nona Zoe," panggil Dante sembari berjalan mendekatinya.
"Ya, ada apa?" tanya Zoe.
"Aku hanya ingin meminta maaf padamu. Aku sungguh tak bermaksud untuk membandingkan kau dengan teman model dari Lexi, jadi jangan kau anggap serius," jawab Dante.
"Soal itu aku sudah tidak memikirkannya lagi, jadi lupakan saja!" seru Zoe sembari tersenyum.
"Astaga, senyumannya begitu manis. Aku semakin ingin merasakan bibir itu," batin Dante.
"Oh ya, ini silakan minum. Anggap saja permintaan maafku," ucap Dabte sembari memberikakn minuman itu pada Zoe.
Tanpa berpikir macam-macam Zoe menerima minuman itu, karena melihat ketulusan dari Dante yang meminta maaf padanya. Dante tersenyum karena Zoe menerima pemberiannya, mereka pun berjalan ke arah kolam renang untuk mengobrol.
"Terimakasih untuk minumannya," ucap Zoe setelah meminum habis jus tersebut.
"Is Ok. Aku akan kembali, tunggulah sebentar!" seru Dante setelah mendapat panggilan dari temannya.
Zoe hanya mengangguk dan melihat Dante yang pergi. Tak lama kemudia, Zoe merasakan kepalanya pusing dan melihat Hazi yang berada di dekat pintu sambil menatapnya. Namun pandangan Zoe mulai kabur dan membuat wanita itu terus menggelengkan kepalanya.
"Apa itu Haziel? Ahh, tidak mungkin. Ada apa dengan kepalaku kenapa begitu pusing?" tanya Zoe sambil memegang pelipisnya.
Dante datang berlari menghampiri Zoe, terlihat lelaki itu berjongkok di depan Zoe. Hazi yang melihat itu pun hanya diam dengan tatapan dingin, entah kenapa dadanya terasa panas.
Haziel masih melihat keduanya dengan tatapan dinginnya. Karena merasa cemburu akan kedekatan mereka akhirnya lelaki itu memilih untuk pergi dan kembali bergabung dengan Shoni dan Lexi.
"Ah, itu dia Haziel." Shoni merangkul Hazi yang terlihat marah.
"Ada apa?" tanya Shoni penasaran.
Tanpa Haziel ketahui jika di luar sana Zoe sedang berusaha lepas dari tangan Dante yang terus mengajaknya pergi. Zoe benar-benar tidak memiliki tenaga untuk berteriak atau pun melawan, wanita itu hanya bisa terus menyingkirkan tangan Dante yang terus mencoba memeluknya.
"Jangan dekati aku! Pergi kau, sebelum aku berteriak!" ancam Zoe dengan napas yag sudah tersengal.
Terlihat Dante menyeringai menatap Zoe, sedangkan Zoe yang sudah terlihat mabuk dan hampir hilang kesadarannya itu sudah tidak bisa melihat dengan jelas utnuk meminta bantuan.
"Ikut dengaku dan diam. Aku tidak akan menyakitimu," ucap Dante dengan senyum penuh arti.
Zoe hanya bisa menutup matanya untuk menstabilkan dirinya kembali, namun tetap saja tidak bisa dan akhirnya wanita itu terjatuh di atas lantai. Dante dengan tersenyum mendekati Zoe dan segera menggendongnya pergi.
"Shoni, Hazi, apakah kalian melihat Zoe?" tanya Lexi dengan khawatir.
"Ada apa? Memangnya kau mengundangnya kemari," tanya Shoni.
"Ya."
"Dia dengan teman lelakinya, kenapa kau begitu khawatir?" tanya Haziel dingin.
"Apa yang kau katakan, teman lelaki apa? Zoe datang sendirian, dia tidak membawa pasangan." Lexi begitu terkejut mendengar ucapan dari Haziel.
Haziel berlari ke luar ruangan dan melihat sudah tidak ada Zoe di dekat kolam. Lexi dan Shoni pun berlari menghampiri Haziel yang terlihat lemas dan tegang itu.
"Ada apa, kau mencari siapa?" tanya Shoni.
"Siapa lagi, kalau bukan wanita itu, huh!" bentak Haziel. Dan berhasil membuat Lexi dan Shoni terkejut.
Shoni dengan cepat menghubungi seseorang untuk mencari Zoe di sekitar gedung tersebut. Sedangkan Lexi meminta managernya untuk mengecek cctv di dalam atau luar gedung tersebut.
Haziel menghubungi ponsel Zoe. Namun, tidak ada jawaban sama sekali dari Zoe.
"Astaga, siapa lelaki yang bersamanya?" tanya Lexi begitu khawatir.
"Dia memakai tuxedo silver, lelaki itu tidak terlalu tinggi dan tubuhnya juga tidak besar. Aku mau kau cari tamu atau temanmu yang mempunyai ciri-ciri seperti itu!" pinta Haziel pada Lexi.
Terlihat Manager dari Lexi berlari dan menyampaikan sesuatu pada Lexi dan terlihat wanita itu mengepalkan tanganya dengan kuat. Membuat Haziel dan Shoni menatapnya penuh tanya.
"Lebih baik kalian ikut dengan managerku. Kalian akan menemukan dimana Zoe berada!" pinta Lexi.
Shoni menepuk bahu Haziel, sedangkan Haziel masih belum mengerti apa maksud dari Lexi. Terpaksa Shoni menarik lengan Haziel agar segera pergi menemukan Zoe.
Haziel masih melihat keduanya dengan tatapan dinginnya. Karena merasa cemburu akan kedekatan mereka akhirnya lelaki itu memilih untuk pergi dan kembali bergabung dengan Shoni dan Lexi.
"Ah, itu dia Haziel." Shoni merangkul Hazi yang terlihat marah.
"Ada apa?" tanya Shoni penasaran.
Tanpa Haziel ketahui jika di luar sana Zoe sedang berusaha lepas dari tangan Dante yang terus mengajaknya pergi. Zoe benar-benar tidak memiliki tenaga untuk berteriak atau pun melawan, wanita itu hanya bisa terus menyingkirkan tangan Dante yang terus mencoba memeluknya.
"Jangan dekati aku! Pergi kau, sebelum aku berteriak!" ancam Zoe dengan napas yag sudah tersengal.