Malam harinya Hazi sudah tertidur lelap di dalam kamarnya dengan masih memakai sepatu dan kemeja yang masih melekat pada tubuhnya. Zoe kembali masuk ke dalam kamar dan membereskan semua barang yang berserakan di sana dengan tangan yang terluka. Risda yang melihat itu pun masuk dan membantunya.
"Kau istirahat saja, kenapa harus melakukan ini?" tanya Risda seraya mengambil barang yang berada di tangannya.
"Bi, aku tidak apa-apa. Lebih baik kau istirahat saja dan biarkan aku melakukan ini semua," jawab Zoe seraya tersenyum.
Risda pun memilih keluar dan meninggalkan Zoe sendiri di kamar Hazi. Risda menutup pintu kamar itu dan terlihat Zoe kembali membereskan semuanya.
"Hazi, kenapa kau melukai dirimu sendiri jika sedang marah?" tanya Zoe seraya melepaskan sepatu dan kaos kakinya.
Hazi yang mabuk pun tertidur pulas, Zoe duduk di dekatnya menatap wajah tampan Hazi yang terlihat lelah dengan dahi yang mengerut karena marah.
Saat Zoe ingini beranjak pergi, tanpa di sengaja Hazi terbatuk dan membuatnya terpaksa bangun dan memuntahkan semua yang masuk dalam mulutnya.
"Hazi!!" teriak Zoe seraya membantunya untuk duduk. Hazi menatap wajah cemas Zoe yang segera berlari keluar kamar.
Hazi yang masih terperanguh oleh alkohol pun merasakan pusing di kepalanya, menutup matanya dan mengatur napasnya yang terengah setelah mengeluarkan semua isi perutnya.
Zoe masuk membawa gelas yang berisi air lemon hangat sedangkan Risda membawa sebuah wadah kecil untuk membersihkan kotoran yang terdapat di lantai.
"Tuan anda tidak apa-apa?" tanya Risda seraya mendekati Hazi membuka jasnya yang kotor.
Zoe meletakan air lemon hangat itu dan segera membersihkan sisa muntahan. Risda membantu Hazi melepaskan kemejanya dan melihatkan tubuh six packnya. Zoe hanya bisa menunduk setelah selesai membersihkan itu.
"Zoe tolong kau berikan Tuan air lemon hangat itu, aku akan mengambilkan baju gantinya!" pinta Risda seraya beranjak ke ruangan baju yang memang terpisah dengan kamar tidur.
Zoe menelan ludahnya dengan susah payah karena melihat Hazi yang tanpa baju itu terbaring menutup matanya. Perlahan Zoe duduk dan meminta Hazi untuk meminum nya terlebih dahulu.
"Kau harus meminumnya agar rasa mual itu hilang," ucap Zoe lirih.
Hazi membuka matanya menatap wajah Zoe yang sama sekali berani melihatnya. Hazi mencoba duduk namun tidak berhasil karena kepalanya terasa berat.
Zoe dengan cepat membantu Hazi dengan sedikit memeluk tubuh lelaki itu dan memberikan minuman, Hazi terkejut karena Zoe lah wanita pertama yang sedekat ini dengannya. Hazi meminum habis air tersebut lalu kembali berbaring.
"Bibi sedang mengambilkan bajumu, sebaiknya aku keluar."
Tangan Zoe tertahan oleh Hazi yang memegangnya, Zoe membalikkan tubuhnya dan melihat Hazi yang masih menutup matanya. Risda yang melihat itu pun segera keluar dan meminta Zoe membantu Hazi untuk mengganti bajunya dengan alasan dirinya begitu pusing karena harus bangun dengan tiba-tiba.
"Kenapa aku harus melayani bayi besar sepertinya?" tanya Zoe dalam hati.
Dengan sangat canggung Zoe membantu memapah Hazi masuk ke dalam kamar mandi. Menunggunya sampai selesai berpakaian, terlihat Hazi sedikit lebih baik setelah membersihkan tubuhnya.
"Istirahatlah, aku akan segera keluar."
"Siapa yang memerintahkanmu masuk dan keluar seenak hatimu, huh?" tanya Hazi sinis seraya menatap Zoe.
"Astaga, kenapa sikap menyebalkannya kembali muncul?" gerutu Zoe namun masih bisa di dengan oleh Hazi.
"Aku mendengar itu. Tutup pintu dan temani aku tidur malam ini!" perintah Hazi seraya membaringkan tubuhnya dan menutup matanya.
Zoe hanya terbengong melihat Hazi yang tidur dengan mudahnya setelah memerintahnya. Namun karena malam semakin larut dan Zoe merasa begitu letih akhirnya wanita itu tidur di atas sofa dengan meringkuk.
"Semoga esok pagi rasa mual dan pusingmu bisa segera hilang," ucap Zoe lirih lalu menutup matanya karena mengantuk.
*****
Di sebuah kamar hotel terdengar desahan dan alunan melodi yang akan membuat siapa saja yang mendengarnya merasa bergairah. Terlihat sepasang kekasih yang sednag bergumul di bawah selimut tebal dengan ruangan yang gelap dan hanya di terangi oleh gemerlapnya lampu kota yang berkelap-kelip.
"Ahh,, aku sangat merindukanmu. Aku akan membuatmu kewalahan malam ini," ucap Shoni yang terus menghujani kecupan di seluruh tubuh Lexi.
"Darling, ini membuatku bahagia," desah Lexi yang nada manja.
Sudah tak heran lagi jika setiap malam Shoni selalu menghabiskan malamnya dengan Lexi yang seorang model dengan tubuh yang begitu seksi. Seluruh orang sudah mengetahui jika mereka adalah sepasang kekasih.
"Lexi, kenapa kau sangat nikmat. Aku sangat menyukai ini."
Shoni terus menyerang Lexi tanpa memberinya kesempatan untuk membalasnya. Wanita itu sudah terbuai ke langit ke tujuh karena sentuhan dari bibir dan tangan Shoni. Shoni memang sangat lihai memuaskan Lexi yang memang hyperseks.
"Lebih dalam lagi, ahh ...!!" pinta Lexi yang meremas bahu Shoni dengan sangat kuat.
"Kau sungguh membuatku bersemangat sayang, kita akan bermain semalaman," balas Shoni dengan menyeringai.
Lexi semakin tersenyum lebar dan segera mengecup bibir Shoni lalu melumatnya dengan sangat rakus. Wanita itu memiliki gairah yang begitu besar begitu juga dengan Shoni yang selalu perkasa di atasnya.
Kembali ke dalam kamar Hazi yang sunyi karena kedua anak adam itu tertidur pulas. Hazi terbangun karena dirinya merasa dingin karena udara di kamar itu begitu dingin. Betapa terkejutnya lelaki itu saat melihat Zoe yang kedinginan tertidur meringkuk di atas sofa.
"Astaga jadi semalaman dia benar tidur di kamarku?" ucap Hazi seraya berjalan mendekatinya.
Tubuh Zoe sangat dingin saat tangan Hazi tanpa sengaja menyentuh lengan Zoe. Hazi segera menggendong Zoe ke ranjangnya menyelimuti wanita itu, terlihat Zoe merasa nyaman karena rasa hangat yang di rasakan dari selimut. Hazi pun mengecilkan suhu udara di kamarnya setelah itu kembali tidur di samping Zoe.
"Selamat tidur," ucap Hazi seraya menutup matanya.
Malam itu mereka kembali tertidur pulas dengan saling berdampingan, sampai esok paginya Risda begitu cemas dengan keadaan Hazi dan tidak adanya Zoe di dalam kamarnya. Wanita tua itu begitu terkejut saat melihat Zoe dan Hazi yang tidur bersama dalam satu ranjang dengan saling berpelukan.
"Astaga, jantungku!!" serunya segara kembali keluar dengan menepuk dadanya dengan pelan.
"Nyonya anda tidak apa-apa?" tanya maid lainnnya.
"Tidak. Aku baik-baik saja! Aku ingin kalian pergi dari lorong dan kamar Tuan muda sekarang juga, jangan ada yang masuk atau pun menganggunya!"perintah Risda seraya berjalan pergi dengan terus memegang dadanya.
Zoe dan Hazi yang tertidur pulas tanpa sadar berpelukan. Zoe terlihat begitu nyaman menyembunyikan tubuh dan wajahnya di tubuh kekar Hazi. Sedangkan Hazi begitu nyaman memeluk Zoe seperti sebuah bantal yang empuk.