Semenjak Zoe pindah dari rumah kontrakannya dan tinggal bersama dengan Hazi, semakin lama semakin mengetahui seperti apa sikap dan sifat asli Haziel yang sesungguhnya. Seperti pagi ini Zoe sedang menyiapkan baju kantor untuk Hazi dengan segara aksesoris yag akan dia pakai yaitu jam, dasi, gesper dan parfum yang akan dia pakai.
Zoe akan keluar setelah menyediakan semua itu sebelum Hazi keluar dari kamar mandi, setelah beberapa menit barulah Zoe kembali masuk ke dalam kamar Hazi membawa sepiring buah segar yang sudah siap di santap.
"Agenda kali ini, anda akan bertemu dengan utusan dari perusahaan C & D Company," ucap Zoe sambil melihat catatan di dalam tabletnya.
Hazi hanya menatap Zoe tanpa berkomentar, Zoe pun sudah semakin terbiasa dengan sikap dingin Hazi yang sanagt irit berbicara itu. Sudah satu bulan Zoe tinggal bersama dengan Hazi namun wanita itu meminta tinggal di rumah belakang yang di pakai oleh Risda.
"Baiklah, aku sudah mendengarnya." Haziel beranjak bangun dari duduknya dan berjalan keluar. Zoe mengikutinya dari belakang, terlihat Risda tersenyum melihat kedekatan dari Tuannya dan sang sekretarisnya.
Pelayan di rumah itu sepertinya masih belum bisa menerima kedatangan dirinya yang bisa dekat dan bisa melayani langsung Tuan mereka. Terlihat jelas tatapan mereka yang selalu sinis padanya.
Hazi dan Zoe pun memasuki mobil dan membawa keduanya ke kantor, seperti biasa mata para karyawan pun akan menatapnya dengan tajam karena bisa berada dekat dengan Ceo perusahaan tersebut. Miss Tania yang paling utama, wanita itu terus menyindir Zoe dengan ucapan yang tajam.
"Zoe, bisakah kau ikut denganku sebentar ke ruanganku?" tanya Shoni tiba-tiba datang dari belakang.
"Ya, Tuan. Tentu saja," jawab Zoe seraya melirik ke arah Haziel.
Shoni pun menepuk bahu Haziel dan meminta Zoe segera ikut dengannya ke dalam ruangannya. Haziel begitu kesal karena Zoe begitu mudah ikut dengan Shoni tanpa meminta ijinnya terlebih dahulu.
"Sedang apa mereka di dalam sana, kenapa harus Zoe." Haziel yang kesal itu hanya mondar-mandir di depan meja kerjanya.
Di dalam ruangan Shoni, Zoe yang mengikutinya hanya bisa tercengang karena di dalam sana ada banyak gaun yang tergantung. Shoni pun hanya bisa tersenyum menatap Zoe.
"Apa semua ini, Tuan. Kenapa banyak sekali gaun di sana?" tanya Zoe.
"Apa Hazi tidak mengatakan apa pun. Jika pertemuan dengan C & D Company itu adalah sebuah pesta nanti malam?" tanya Shoni menatap Zoe.
"Tidak." Zoe hanya menggeleng dengan menatap Shoni. Sedangkan Shoni memegang pelipisnya karena dia ingat belum mengatakan apapun pada Hazi soal pesta tersebut.
"Pesta? Pesta apa itu dan bukannya pertemuan itu adalah sebuah kesepakatan antara perusahaan?" tanya Zoe bingung.
Shoni berjalan keluar begitu saja meninggalkan Zoe yang masih tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh Shoni pun akhirnya mengikutinya ke ruangan Haziel. Di dalam ruangannya terlihat Haziel yang sedang mondar-mandir dengan gelisah menunggu Zoe kembali.
"Haziel!!" teriak Shoni memanggil sang Ceo perusahaan itu dengan lantang.
Hazi yang mendengar itu hanya menutup matanya dan menghela napas panjang menahan rasa kesalnya. Dan benar saja, tak lama kemudian Shoni masuk ke dalam dengan raut wajah yang sangat serius.
"Ada apa dan dimana Zoe?" tanya Haziel tanpa sadar seraya melihat ke arah belakang Shoni.
"What? Ahh, sekretarismu itu mungkin sedang berjalan kemari," jawab Shoni.
Tak lama terlihat Zoe masuk ke dalam dengan membawa sebuah gelas yaitu coklat panas kesukaan dari Haziel. Haziel tersenyum tipis melihat Zoe yang sudah sangat tahu bagaimana pekerjaannya.
"Coklat panasmu, Pak!" seru Zoe sembari meletakan gelas tersebut.
"Terima kasih," jawab Haziel dengan meminum coklat itu.
Shoni melihat sikap es Haziel terlihat sedikit mencair semenjak Zoe menjadi sekretarisnya. Shoni tersenyum tipis melihat itu dan berharap Zoe bisa mencairkan hatinya yang sudah membeku seperti batu.
"Ada apa kau kemari?" tanya Haziel menatap kesal Shoni.
"Nanti malam itu pertemuanmu dengan grup C & D Company bukan?" tanya Shoni.
"Ya." Hazi memilih duduk dan tidak menggubris ucapan dari Shoni yang menurutnya tidak penting. Sedangkan Zoe memilih duduk di kursi kerjanya dan kembali melihat pekerjaan dan agenda Hazi yang semakin padat dua bulan ini.
"Hazi, kau tahu tidak jika C& D Company itu sekarang sudah menjadi milik dari Abril. Mereka memintamu untuk datang nanti malam dan acara pertemuan itu di rubah menjadi sebuah pesta," jelas Shoni dengan wajah serius.
Hazi yang sedang menatap laptopnya pun akhirnya menatap serius pada Shoni, Zoe yang melihat itu pun akhirnya menghentikan pekerjaannya dan ikut menyimak akan pembicaraan serius tersebut.
"Lalu aku harus bagaimana, jika usaha mereka bekerjasama denganku hanya untuk bisa memiliki hubungan antara aku dan Abril?" tanya Haziel menatap Shoni.
Shoni yang merasa bingung pun akhirnya menemukan jawabannya saat matanya menatap sosok Zoe yang sedang duduk tepat garis lurus di depannya. Senyuman Shoni mengembang dan itu membuat Hazeil dan Zoe menegerutkan kening.
"Ada apa?" tanya Zoe dan Hazi bersamaan. Shoni semakin tertawa lepas mendengar itu, bahkan lelaki itu sampai berdiri dan tepuk tangan dengan sangat senang.
BUTIK
Selama satu jam lamanya, Hazi duduk dengan kesal menunggu di sebuah privasi room. Menunggu memang sangat menyebalkan dan Hazi seakan sudah hilang kesabarannya karena menunggu seorang wanita yang sedang di make over.
"Astaga, aku sungguh muak dengan semua ini!" ujar Hazi kesal dengan mengendorkan dasinya yang terasa mencekik leher.
"Tuan, ini dia putri malam ini," ucap Anita dengan logat bancinya.
Terlihat Zoe keluar dengan menggunakan gaun pesta, gaun itu terlihat simpel namun tetap elegant karena tidak banyak aksesoris di sana. Mata Haziel terbelalak saat melihat wajah Zoe yang sudah di poles dengan make up, sangat cantik bak seorang putri dari istana.
"Siapa wanita itu, mengapa dia sangat menawan?" ucap Haziel dalam hati karena tidak mengenali Zoe.
Tatapan Hazi seakan tidak bisa berpaling melihat sosok Zoe dengan penampilan yang berbeda dengan biasanya. Sedangkan Zoe hanya memutar bola matanya karena tingkah Hazi.
"Apa gaun yang aku pilih ini sangat jelek?" tanya Zoe menatap Hazi.
"Tidak. Itu sangat cocok denganmu." Hazi menjawab dengan naluri lelakinya tanpa sadar dan membuat Anita melongo karena jawaban dari Hazi.
"Baiklah. Aku siap untuk menemani mu, Tuan." Zoe tersenyum seraya berjalan menghampiri Hazi.
Hazi yang tersadar pun hanya berdehem untuk menetralkan kembali perasaannya. Sedangkan Anita terkikik melihat tingkah temannya itu. Zoe yang melihat penampilan Hazi pun memicingkan tatapannya saat melihat bajunya.
"Tuan, sebentar!" seru Zoe dan membuat Hazi kembali menatapnya. Dengan sangat lihai dan cepat, Zoe membenarkan posisi dasi yang dia pakai Hazi.
"Astaga, wanita itu sudah berhasil membuat pria es itu mencair," gumam Anita begitu terkejut.
"Ini baru benar," ucap Zoe tersenyum melihat Hazi.
DEG
Jantung Hazi tiba-tiba berdegup kencang dan membuat tubuhnya merasa panas karena tatapan dan senyuman dari Zoe. Mereka akhirnya pergi ke pesta yang di adakan oleh Abril, namun tanpa Abril ketahui jika Zoe dan Hazi sudah mempunyai sebuah kejutan untuknya.