Bandara Internasional San Fransisco
setelah menempuh perjalanan selama 17 jam akhirnya grietta,nana,abang gilang dan diana suster yang di tugaskan untuk stand by bersama grietta sudah sampai di kota tujuan, mereka meyusuri bandara untuk menuju arah kedatangan, dan disana benar saja sudah ada om gading dengan papan nama mereka disana, langsung saja mereka menghampiri om gading yang juga sadar akan kedatangan mereka
"oh My God, ini keponakan om paling cantik akhirnya datang juga" kata om gading yang langsung memeluk grietta dengan sayang
"jangan grietta doank yang disambut dong om, kan ada guntur sama temennya grietta" ujar guntur
om gilang pun terkekeh geli melihat tingkah guntur, dan terang saja dia juga langsung memeluk keponakannya itu, "by the way siapa ini?" tanya om gilang dengan pandangan mata tertuju pada nana dan suster diana
"oh ini, masa om lupa, ini nana temen grietta dari kecil anak sahabat mama, tante vita" jawab grietta
"oalah, kamu yang pernah kecebur kolam ikan depan rumah kan???" tanya om gilang dan membuat nana yang tadinya riang tiba-tiba menjadi sweet drop
"ya ampun om, kenapa yang diinget itu sih,kan nana jadi malu" ujarnya yang di balas tawa mereka semua
"oh ya om, ini suster diana, yang akan stand by disini selama grietta liburan, perintah kanjeng ratu" kata guntur
om gilang mengangguk dan langsung saja mereka pergi meninggalkan bandara, dan menuju rumah om gading yang berada di daerah Rusian Hill,
setelah perjalanan sekitar 30 menit akhirnya mereka sampai di rumah om gading yang berada di kawasan Rusian Hill, rumah 3 lantai dengan gaya minimalis dan dominan cat berwarna putih membuat mereka yang baru saja tiba di buat takjub, tapi walau rumah ini keliatan sangat besar tetap saja om gading tinggal sendiri, di usia yang kini hampir berkepala 4 dia sama sekali belum memutuskan untuk menikah,
rutinitas yang sangat sibuk membuat om gading sama sekali belum kepikiran untuk menikah, itu juga yang membuat om gading enggan pulang ke indonesia karena pasti akan mendapat wejangan a sampai z dari ibu rienne selaku kakak satu-satunya yang dia sayangi
"gila, rumah om guede buanget!" ujar nana dengan tatapan mata yang takjub sembari menoleh kiri kanan, menikmati interior dalam rumah yang simple tapi elegan
"keren ya, ini belom seberapa, ntar liat deh di lantai 3 om punya kolam renang yang keren banget" pamer om gilang
seketika itu juga mereka semua langsung menuju lantai 3 untuk melihat kolam renang itu, dan benar saja mata mereka semua takjub melihat kolam yang cukup luas dengan beberapa kursi malas yang bertengger di pinggir kolam renang, serta beberapa pohon palem yang berdiri tegak menjadi dekorasi yang indah
setelah puas melihat-lihat om gading pun membagi kamar mereka, grietta dan nana tidur dalam 1 kamar di lantai dua, suster diana tepat berada di samping kamar nana dan grietta sedangkan gilang tidur di 1 bersama dengan om gilang yang juga tidur di sana
grietta dan nana pun langsung memasuki kamar mereka dan diikuti yang lain juga, mereka pun membongkar koper dan mulai menyusun baju di dalam lemari setelah rapi, nana dan grietta pun pergi berjalan-jalan, dengan diantar guntur sedangkan om gilang harus kembali ke kantor dan suster diana memutuskan untuk tetap di rumah karena dia ingin istirahat
mereka memutuskan untuk pergi ke asian art museum, sebenarnya mereka juga tidak terlalu tau tentang karya seni atau sejenisnya, tapi mereka ingin memanjakan mata dengan barang-barang antik atau lukisan- lukisan yang bisa memanjakan mata
tidak lama, mereka pun sampai, guntur langsung membeli tiket dan mereka memasuki ruangan demi ruangan di dalam musium tersebut, dan benar saja mereka di buat takjub dengan hal-hal yang ada disana, mulai dengan artefak-artefak hindu,budha dan masih banyak yang lainnya,
nana dan abang guntur memutuskan untuk berjalan ke area pameran lukisan sedangkan grietta masih berkutat dengan artefak-artefak yang tersaji disana, dengan berbekal buku panduan ditangannya dia mulai menyusuri lorong demi lorong yang ada disna,
sangking konsentrasinya dia pun tidak melihat sekeliling saat berjalan, dan sudah berapa kali dia hampir menabrak dinding atau dengan pengunjung yang lainnya, akan tetapi tetap saja, mata pikiran dan kakinya tidak berjalan dengan sinkron
"argh! sakitnyaa" teriaknya saat dia merasakan jidatnya menabrak sesuatu dengan keras, matanya langsung menatap apa yang baru saja dia tabrak dan ternyata seorang pria yang mengelus dada bidangnya
"ops, sorry. are you okay?" tanya grietta yang masih sibuk mengelus jidatnya
pria itu menatapnya dengan tatapan yang aneh, "oh sir, are you okay??!" tanya grietta lagi
pria tadi tersenyum miring, menatap grietta "gak papa kok" jawabnya
grietta pun cengo mendengar jawaban orang tadi "hah?"
"saya bilang gak papa mba, jidat mbanya itu yang perlu di tanyakan" ujarnya
"indonesia?" tanya grietta yang masih bengong
pria tadi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya bingung "kan dari tadi ngomong pake bahasa indonesia masih belum ngeh kalau saya orang indonesia?"
"oh iya, sorry gara-gara ketabrak ini kepala loadingnya lama"
"anda gak papa?" tanya pria itu, grietta pun menggelengkan kepalanya,
"beneran?"
"iya, gak papa kok," jawabnya yakin,
"oh okay, lain kali kalau jalan hati-hati supaya gak kebtabrak lagi" ujar pria itu lalu dia melangkah meninggalkan grietta
grieta pun melanjutkan acara melihat-lihatnya, dan tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 3 sore dan mereka memutuskan untuk makan, ya kalau di bilang makan siang yang sangat terlambat,
SAMS American Eatry, restoran yang menjadi pilihan mereka karena lokasinya yang tidak jauh dari Asian Art Museum, grietta dan nana memesan steak sedangkan gilang memesan honey fried chicken dan mereka bertiga memesan orange jus sebagai minumannya
Dari kejauhan tanpa disadari seorang pria tengah memperhatikan mereka, ah bukan mereka tapi salah satu dari mereka, tatapannya sangat sulit dibaca, dia mengangkat salah satu sudut bibirnya "menarik" ucapnya seraya menyeruput kopi dari ujung meja yang tak jauh dari meja dimana wanita yang di perhatikannya duduk dan menikmati steak pesanannya