Chapter 32 - Union Six

Air hujan dan air keringat bercampur aduk membasahi seluruh tubuh. Luka-luka kecil, sayatan, dan memar memenuhi sekujur tubuh kami. Cemas, takut, sedih, senang, tak lagi kurasakan, kami benar-benar lelah... bahkan untuk merasa takut sekalipun. Kami berjalan dan terus berjalan menuju hutan yang terdalam, hingga kami benar-benar tak bisa lagi untuk berjalan dan beristirahat di salah satu pohon yang cukup besar.

Tak lama setelah kami beristirahat, seseorang datang dari semak-semak.

CRCHHS...

???

"Maafkan aku."

Aku benar-benar terkejut, aku pikir ada musuh yang datang, tapi ternyata hanya Levi. Dari kata-katanya aku tahuu, jika dia tak berhasil mengejar serigala itu. Seluruh tubuhku lemas dan terasa sakit, aku tak punya tenaga lagi untuk memikirkan Tony. Aku rasa serigala itu tak akan menyakitinya, dia bisa membunuh kami kapanpun dia mau, tapi serigala itu terlihat berbeda dengan makhluk lainnya.

Kami benar-benar beruntung, jika tidak ada Pak Kuswara mungkin kami sudah tinggal nama saja. Bahkan jika Pak Kuswara telat beberapa detik saja, kami sudah mati duluan.

Hari semakin gelap dan hujan mulai berhenti secara perlahan.

Malam ini akan terasa lebih gelap dari biasanya karena saat ini kami benar-benar tak memiliki satu pun alat penerangan, yang kami miliki hanya satu bungkus korek yang basah. Kami tidak bisa melihat apapun saat ini, kami hanya bisa berdoa dan berharap tak ada sesuatu yang akan terjadi.

Setelah sema yang terjadi, tanpa kusadari katana ku tiba-tiba sudah berubah kembali menjadi sebuah tongkat baseball, dan bahkan bentuknya sudah lebih baik dari sebelumnya, seperti tercipta kembali. Aku penasaran bagaimana cara kerja dari katana gaib itu, benar-benar aneh tapi nyata.

Dan juga ogre yang kami lawan sebelumnya benar-benar kuat, kulitnya sangat keras, dan dia juga memilki kekuatan untuk meregenerasi. Meski serangan dari serigala besar tak bisa dia sembuhkan, tetap saja dia kuat, dia terlalu kuat, benar-benar makhluk yang mengerikan.

Tiba-tiba Robby mendekatiku dan menunjuk ke sesuatu yang berada di antara pohon.

"Hey kemarilah, coba lihat di sana."

"Di mana?"

"Di sana..."

"Bukankah itu cahaya?"

Saat aku melihatnya lagi dengan teliti, apa yang di katakan Robby memang benar, ada sebuah cahaya kecil yang sedang bergerak. Sepertinya ada seseorang di sana, dan tak lama kemudian cahaya itu semakin banyak! Dan bergerak semakin cepat!

Siapa mereka? Manusia?? Kami benar-benar tak tahu apa yang sedang datang kemari, mereka bergera dengan cepat!

Tak lama kemudian cahaya itu menghilang seketika!

"Kita harus pergi! Cepat bawa mereka! Cepat!"

Di saat kami hendak berdiri—

"Berehenti bergerak, atau kepala kalian akan terlepas."

Tiba-tiba kami semua sudah terkepung dari segala arah!

Manusia?? Kenapa mereka menyergap kami?!! Apa mereka sekelompok berandalan?!! Kami terjebak, kami tak bisa bergerak!

Aku yakin sekali jika saat ini seseorang sedang berada di belakangku dan bersiap memotong leherku kapan saja dia mau! Sial! Pedang mereka benar-benar sudah berada di leher kami semua, kami benar-benar akan mati!

"Siapa kalian?! Jangan berbuat bodoh! Kami dari balai kota, tenanglah, kami datang untuk membantu."

"Diamlah kau, manusia..."

Tak lama kemudian kami melihat sebuah cahaya yang lebih terang!

Mataku terkena silauan tersebut dan untuk sesaat aku sulit untuk menyesuaikan penglihataanku saat tiba-tiba cahaya yang sangat terang datang begitu saja, dan kami benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja kami lihat saat ini.

Awalnya aku berpikir yang menangkap kami adalah sekelompok manusia, tapi ya... mereka memang mirip sekali dengan manusia, tapi telinga mereka sedikit lebih panjang. Telinganya begitu khas sekali dan aku sangat yakin, mereka yang menyerang kami, bangsa elf! Lagi-lagi makhluk mitologi lainnya.

Setelah ogre kali ini Elf, makhluk-makhluk mitologi ini mulai muncul satu persatu, padahal aku sudah menyiapkan hati dan pikiranku agar tak terkejut lagi jika bertemu dengan makhluk-makhluk mitologi lainnya, tapi kali ini aku benar-benar terkejut.

"Lepaskan mereka... aku hanya ingin berbicara dengan mereka secara damai dan tentram."

Seseorang yang terlihat seperti seorang pemimpin memerintahkan bahawannya untuk melepaskan kami.

"Maafkan kami wahai manusia."

Aku tak tahu apa yang harus aku katakan, mereka seram saat mengarahkan pedang, tapi mereka sangat sopan sekali saat meminta maaf.

"Namaku, Venrie Moonford, panggil saja aku Venrie. Mereka memanggilku Venrie juga, dan aku adalah pemimpin mereka, pemimpin bangsa elf, dan juga pemimpin dari Union Six. Kami berasal dari Aizza, dunia yang berbeda dengan yang kalian tempati saat ini."

Kami benar-benar tak mengerti apa yang di maksudkannya, Union Six? Aizza? Apa itu?!

"Hey, perkenalkan diri kalian, tuan Venrie sudah mengenalkan dirinya... sekarang kalian, cepatlah."

"Tenanglah Butt... mereka terlihat lelah dan syok, mereka masih kebingungan dengan semua ini, biarkan mereka tenang terlebih dahulu."

Orang itu benar-benar baik, tapi—apa mereka benar-benar baik? Lupakan, aku tak boleh berburuk sangka, dari pada itu kami lebih membutuhkan pertolongan dari pada harus berselisih.

"Sebelum itu... tolong rawat lah dia."

BRUGG!!

Robby menyuruh mereka untuk menolong Juan yang mengalami luka yang cukup parah tapi setelahnya... Robby terjatuh dan pingsan. Sepertinya dari tadi dia terus menahan rasa sakit luka-lukanya dan pada akhirnya dia mencapai batasnya.

"Bantu mereka, bawa mereka ke tempatku."

Mereka membantu kami, mereka mengangkat tubuh Juan dan Robby, salah satu dari mereka juga membantuku untuk berjalan. Hanya Fay dan Levi yang berjalan sendiri, mereka masih terlihat fit. Sedangkan yang lainnya sama sepertiku diberi bantuan untuk berjalan.

"Bi-biar kubantu."

"Yaa... silahkan."

Seorang perempuan?!

Dan juga... dia sangat cantik sekali, dan sepertinya... dia sedikit gugup. Seorang gadis elf yang cantik membantuku untuk berjalan, kebanyakan dari mereka adalah perempuan, bahkan beberapa yang menodong kami adalah perempuan.

"Hey kau, lepaskan, biar aku saja..."

Fay tiba-tiba datang dan menatapku dengan tatapan tajamnya, dia menyuruh gadis elf yang cantik itu untuk tidak menolongku dan menggantikannya. Ada apa dengan gadis yang satu ini, apa dia cemburu? Mana mungkin.

Kami pun berjalan ke suatu tempat di dalam hutan.

Di perjalanan Fay bertingkah sedikit aneh, kenapa dia selalu menunduk? Apa dia memang lelah? Apa karena posisi ini? Saat ini posisi kami benar-benar dekat sekali, bahkan beberapa kali kami tak sengaja bertatap muka, kami benar-benar dekat dan terlalu dekat! Tapi... dia masih seperti biasa, dia tak menunjukan ekspresi apapun, dia sangat cantik... tapi ya... begitulah.

Saat kami tak sengaja kembali bertatap muka untuk kesekian kalinya, dia melepasku secara mendadak dan membuatku terjatuh!

Sial, apa yang dia lakukan? Benar-benar merepotkan... dia tak pernah berubah.

Fay tiba-tiba berjalan ke depan dan meninggalkanku.

Seorang elf wanita yang sebelumnya membantuku datang kembali dan menawarkan bantuannya lagi, pada akhirnya dia yang membantuku.

"Dia gadis yang baik bukan?"

"Menurutmu begitu?"

"Ya."

"Dia sangat menyusahkan."

"Kau menyukainya?"

"Tentu saja tidak."

DUG

DUG DUG

DUG DUG

DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG

Tiba-tiba jantungku berdetup kencang, sial!

Gadis elf ini cantik sekali! Bisa-bisa aku pingsan! Sialan! Aku harus tenang, pikiranku harus lebih tenang! Dan juga... dadanya hampir mengenai tubuhku!!

Arghhh!!!

Sangking cantiknya gadis elf ini membuatku lupa jika saat ini dia sedang memegang tanganku dan membantuku berjalan. Sial! aku malu sekali, aku hanya menunduk dan terus menunduk, aku benar-benar telah terhipnotis dengan kecantikannya.

"Ngomong-ngomong namamu siapa? Eh... maaf, namaku Elyssa Helion."

"Namaku..."

Eh... Tunggu?!!

Namaku siapa?????

Kali ini jantungku benar-benar berdetup kencang.

Keringat dingin keluar sedikit demi sedikit dan semakin membasahi tubuhku.

Telinga ku berdengung.

Tiba-tiba kepalaku merasakan sakit yang luar biasa! Aku tak ingat siapa namaku?! Ada apa ini?! Kapan terakhir aku menyebutkan namaku? Kapan terakhir aku mengingat namaku? Kapan terakhir seseorang memanggil namaku?!

Apa aku hilang ingatan?! Tapi aku benar-benar ingat dengan mereka...

Namaku?

Arghh!!!!!!

Kepalaku semakin berat dan sangat berat sampai membuatku sulit untuk berdiri, dan terjatuh. Pandanganku semakin buram, aku melihat orang-orang mulai mengerumbuniku, Fay datang dan memeriksaku, wanita elf yang bersamaku berusaha membangunkanku.

Pada akhirnya kesadaranku menghilang.

Aku melihat langit yang besar dan luas, warna biru membentang jauh di langit, aku merasakan seperti sedang melayang... aku sedang melayang di atas langit, seperti awan yang bergerak oleh hembusan angin.

Tiba-tiba langit menjadi gelap, hitam, hitam pekat... satu persatu cahaya terus bermunculan, bintang-bintang kecil mulai terlihat dan bulan purnama menambah keindahan yang luar biasa di langit malam ini.

Beberapa lama kemudian, kesadaranku mulai kembali.

Wanita elf itu sedang menggendongku di atas punggungnya, dia sangat kuat sekali... dan juga... posisi ini benar-benar memalukan! Sialan! Tapi aku tak bisa apa-apa, aku benar-benar tak bisa bergerak. Seluruh badanku lemas dan kepalaku pusing sekali.

Elyssa Helion, Fay, Haruka, Alice, Bu Diana, semua wanita yang pernah kutemui adalah wanita-wanita yang hebat, aku benar-benar iri dengan mereka, aku seorang laki-laki tapi mengecutkan seperti ini.

Para elf yang membantu kami berhenti di tengah-tengah perjalanan. Aku pikir kami sudah sampai di tempat mereka, tapi sejauh mata memandang hanya pohon-pohon besar yang dapat kulihat, apa mereka tinggal disini? Entahlah.

Beberapa dari berjalan menuju beberapa pohon, lalu mereka terlihat sedang melakukan sesuatu, sekitar 8 sampai 10 orang berdiri menghadap pohon-pohon yang besar tersebut.

Mereka menggerakan tangannya seperti sedang melakukan ritual, mulut mereka membacakan sesuatu...

"Edro ando... ada..."

Aku tak mengerti apa maksud dari ucapan itu.

Lksndjburndir jskhes smeush opwksk khhranbi

Lalu kali ini aku mendengar lagi kalimat yang lebih membingungkan dari sebelumnya, bahkan aku tak tahu apa yang mereka ucapkan, pengucapanya 10 kali lebih cepat dari sebelumnya. Mereka seperti sedang mengucapkan sebuah mantra, setelah itu aku melihat sebuah cahaya di tangan mereka, mereka memutarkan tangan mereka sehingga cahaya itu membentuk sebuah lingkaran, di dalam lingkaran tersebut terdapat tulisan-tulisan kecil yang tak kumengerti.

Aku merasa seperti sedang berada di dunia fantasi! Aku melihat sebuah sihir yang sangat jelas di depan mataku, sinar-sinar kecil yang keluar dari tangan para elf itu juga terlihat sangat luar biasa!

Tiba-tiba pohon-pohon yang kami lihat saat ini perlahan menghilang dan berubah menjadi sebuah bangunan-bangunan dari kayu dan di sana terdapat banyak sekali makhluk selain elf! dwarf, ogre?? Dan apa-apaan itu!! Aku melihat kucing berdiri layaknya manusia?!!!! Entahlah, masih banyak lagi makhluk lainnya yang belum ku tahu jenisnya.

Para elf itu membawa kami ke dalam satu bangunan yang lumayan besar, saat kami memasukinya... aku melihat ada beberapa orang yang terus melihat kami seakan dia sedang mengawasi. Lalu seseorang mengarahkan kami ke satu ruangan yang di dalamnya terdapat beberapa ranjang yang cukup untuk kami berdelapan.

"Istirahatlah dulu, besok pagi akan ku jelaskan semuanya."

Sepertinya Venrie tahu semua permasalahan yang terjadi, entah kenapa aku percaya dengan semua perkataannya dan menurutinya begitu saja.