Chereads / Aegis The Twins Bloodless - Exitium / Chapter 20 - Mimpi buruk

Chapter 20 - Mimpi buruk

Dan ya, aku sempat terpikirkan dengan kata-kata yang terakhir ku dengar darinya, aegis... agis? Apa itu? Apa itu nama seseorang? Apa dia mengira aku seseorang yang dikenalnya? Jika benar, aku merasa sangat bersalah karena telah mengambil katana ini, tapi... ya... biarlah.

Di perjalanan kami sempat dihadang oleh beberapa anjing besar, namun seperti biasa Fay dapat mengelahkannya dengan mudah, seperti tak ada yang terjadi... anjing itu mati begitu saja. Langit pun semakin gelap, kurasa saat ini waktu menunjukan sore menjelang malam, setelah melalui perjalanan yang cukup panjang akhirnya kami sampai di tempat tujuan, sebuah perternakan kuda.

Tempat ini sangat besar sekali dan seperti yang kuduga, banyak sekali anjing-anjing besar yang berkeliaran di sekitar tempat itu. Sebelum hari semakin gelap, kita harus bisa masuk dan bermalam di perternakan tersebut. Tak perlu berpikir apapun lagi, waktu adalah yang terpenting saat ini, selagi cuaca masih terlihat baik-baik saja.

Saat aku melihat anjing sebanyak itu, luka di tubuhku terasa sakit kembali, seolah tubuhku mengingat kejadian-kejadian sebelumnya.

"Kalian bertiga diam saja, kalian tak perlu turun tangan, termasuk kau Fay. Biar kami yang urus di sini, Haruka!"

"Siap kapten."

Haruka berlari dengan cepat ke arah anjing-anjing tersebut! Dia memotong satu per satu kepala anjing itu dengan mudahnya, dia benar-benar sama seperti Fay, mereka berdua adalah monster!! Bahkan mungkin dia lebih kuat dari Fay, entahlah.

Di lain sisi Robby di hadang oleh minotaur, si makhluk berkepala banteng!

Makhluk itu mulai mendekati Robby, namun dia masih diam, apa yang sebenarnya dia lakukan? Apa dia mau bunuh diri? Dia akan mati!

Saat makhluk itu semakin dekat, Robby mengambil kedua senjatanya, lalu dia melemparkan salah satu senjatanya tepat mengenai leher minotaur tersebut! Senjata itu menancab di lehernya! Kemudian Robby berlari mendekatinya dan meloncat lalu menekan senjatanya yang sedang menancab di leher makhluk tersebut lalu dia memutarnya dan menariknya! Kepala makhluk itu seketika terputus begitu saja!

Dia juga benar-benar kuat, mereka bukan orang-orang biasa! Seolah-olah aku melihat Fay ada di mana-mana!

Tak butuh waktu banyak Robby dan Haruka berhasil membersihkan jalan masuk.

Aku dan Tony benar-benar terkejut, pantas saja mereka terlihat santai sekali di keadaan Kota yang seperti ini, sepertinya aku benar-benar beruntung karena bergabung bersama mereka.

Setelah itu kami pun masuk ke dalam perternakan dan mulai mencari kandang kuda, tak jauh dari gerbang masuk kami sampai di salah satu kandang yang sangat besar, lalu saat kami memasukinya... di dalamnya terdapat banyak sekali kuda yang masih hidup!

Mengejutkan sekali!

Kuda-kuda di sini masih hidup, mereka bahkan bisa bertahan dari cuaca buruk dan udara yang cukup kotor! Bahkan aku pikir mereka belum makan sama sekali dari pertama bencana ini terjadi. Kami semua bahagia setelah untuk sekian lamanya akhirnya kali ini ada berita baik untuk di informasikan, tapi... bagaimana kami membawa semua kuda-kuda ini? Entahlah.

"Ambil tali di sana, kita ikat satu persatu. Buat 5 kelompok, setiap kelompok berisi 8-10 ikatan, nanti kita giring dengan delman. Aku melihat diluar ada kereta delman cukup banyak, aku akan memodifikasi salah satunya supaya bisa menggiring banyak kuda sekaligus."

Entah apa yang dia rencanakan, kami hanya perlu mengikutinya saja.

Saat kami sedang asik memasang tali ke setiap kuda, tiba-tiba kami merasakan getaran yang cukup besar!

Awalnya aku pikir getaran yang kurasakan adalah gempa bumi, tapi bukan! Getaran ini datang dan menghilang, kemudian datang lagi dan menghilang lagi, lalu datang lagi dan menghilang lagi, terus seperti itu berulang ulang.

Aku tak ingin mempercayainya! Firsatku mengatakan jika getaran ini seolah seperti langkah kaki! Kami semua berusaha untuk menenangkan diri, kami semua tahu kalau ini bukanlah gempa kami hanya diam dan berharap getaran ini akan menghilang.

Namun tak lama kemudian kami mendengar sebuah raungan! Suara itu sangat jelas sekali! Kami semua mendengarnya!

Bulu kudukku merinding, jantungku berdetup kencang, keringat dingin mulai membasahi tubuhku, kuda-kuda mulai bergerak secara acak dan mereka mulai memberontak! Bahkan seekor kuda pun merasakannya! Kami merasakan hal yang sama saat mendengar raungan itu, ketakutan.

BRGGG

BRRGGGG

BRGGG

Getaran itu semakin terasa, dia mendekat!!

Apa itu!?

Tak ada satu orangpun yang berani melihat keluar! Bahkan hanya untuk mengintipnya saja tak ada yang berani, kami semua terdiam ditempat! Tak perlu keluarpun kami menyadari jika sesuau yang di luar sana benar-benar besar! Raksasa? Hewan buas? Entahlah, aku tak bisa tenang, dari jendela nampak terlihat bayang yang membuat tempat yang di laluinya menjadi sangat gelap! Makhluk itu berjalan menuju kemari! Ini benar-benar gawat kalau sampai dia tahu keberadaan kami disini!

Semua orang termasuk aku memegang erat-erat sesuatu yang ada di dekat kami, kami benar-benar ketakutan!

"Tenanglah, matikan semua cahaya yang ada."

Seluruh tubuhku kaku tak bisa kugerakan, ada apa ini? Sial!! Sialan!!

Di dalam otakku kini tertanam kata "MATI." seluruh tubuhku seakan membatu! Aku tak bisa menggerakannya sama sekali!!

BUUUUUGHHH!

BUGHHHHHHH!

Monster besar itu semakin dekat dengan tempat ini!

Kami berlima tak bergerak satu langkahpun dari tempat kami berpijak, bahkan kuda-kuda yang awalnya mengamuk ketakutan kini tiba-tiba terdiam, mereka semua berkumpul di satu sudut ruangan.

Seolah mengerti, jika mereka harus diam!

BUUGGGHHH!

BUGHHHHH!

Monster itu sampai di perternakan kuda!

Keringat dingin membasahi seluruh tubuhku, jantung mulai berdetup kencang, aku mencoba menahan napas, dan meminimalisir segala gerakan yang dapat mengeluarkan suara. Sial! Apa aku akan mati di sini??!!

Suasana di dalam kandang menjadi hening seketika.

BUGGHHH BUGGHHHHH

Dia pergi! Makhluk itu telah pergi! Dia hanya melewati perternakan ini, dia berjalan begitu saja dan menjauh dari tempat ini! Kami sedikit lega setelah mengetahui makhluk itu sudah meninggalkan tempat ini, namun kami harus tetap waspada. Dan juga... makhluk apa itu??! Karena sanking takutnya, kami tak berani bahkan hanya untuk menatapnya.

Saat aku melihat Fay, kali ini aku melihat sisi lain darinya... dia membeku, dia terus memegang pedangnya dan seperti sedang bersiap mengeluarkannya, namun dia tak bergerak satu langkahpun dari tempatnya, tanganya gemetar... tak seperti biasanya.

Tak lama setelah monster itu menjauh dari tempat ini kami mendengar sebuah raungan kembali!

Aku sempat berpikir jika suara ini berasal dari aungan anjing-anjing besar? Tapi bukan, setelah ku dengar lebih teliti lagi, ternyata suara aungan ini berasal dari serigala.

Apa serigala-serigala yang masih selamat juga telah berubah seperti anjing-anjing yang sebelumnya kami temui? Entahlah, segalanya telah berubah 180 derajat.

Satu persatu makhluk aneh bermunculan, pertama ghoul... anjing-anjing besar yang aneh menyerang, kedua seekor Minotaur atau manusia berkepala banteng, kemudian monster raksasa dan sekarang seekor serigala yang belum diketahui.

Setelah kejadian itu kami tak banyak berbicara dan melanjutkan memasang ikatan kepada kuda dengan pelan-pelan, setelah beres mengikat kuda-kuda itu kami beristirahat di dalam kandang bersama puluhan kuda lainnya.

Pagi hari telah tiba, Robby membangunkan kami semua di pagi yang masih sangat gelap dan tentunya udaranya sangat dingin sekali! Padahal aku sudah memakai jaket, tapi aku masih merasakan dingin yang luar biasa.

Tapi Fay dia benar-benar hebat, dia masih saja memakai jas hujannya meski saat ini tidak ada hujan tapi dia tetap memakainya, apakah dia tidak merasa kedinginan? Aku tak bisa menebak jalan pikirannya, dari pertama kami bertemu dia sudah begitu.

Di lain sisi Robby berhasil menyelesaikan sesuatu, dia memodifikasi beberapa kereta delman dan membuatnya menjadi satu kereta delman yang lebih besar. Kereta kuda ini memiliki 6 roda dan memiliki ruang cukup besar tapi atapnya hanya setengah dari panjang kereta ini, seperti mobil pick up versi delman.

Dia juga memodifikasi semua kereta delman yang berukuran normal menjadi sedikit lebih kuat. Setiap kereta delman ditarik oleh dua kuda, sedangkan yang Robby modifikasi ditarik oleh enam kuda sekaligus, apa delman itu akan baik-baik saja? Dan juga, apakah ke enam kuda tersebut bisa menarik delman sebesar itu? Entahlah, dia yang membuatnya dan dia yang akan mengendarainya, pastinya dia tahu cara mengendalikannya.

Kuda-kuda yang tak menarik delman dipasangkan dudukan untuk dinaiki perorangan, dan sisanya yang hanya memakai seutas tali di kepalanya diikatkan satu persatu bersamaan dengan kuda yang lainnya, dan berjajar di belakang kereta delman yang kecil.

Setelah semua persiapan selesai kami pergi dengan iring-iringan kuda menuju balai kota, dipimpin oleh Robby yang mengendalikan kereta delman yang besar, di ikuti dari belakang kereta-kereta delman berukuran normal yang di ikat satu persatu agar tak keluar jalur, aku yakin sekali jika di lihat dari jauh akan seperti sebuah kereta api.

Fay dan Haruka bersama Robby di kereta delman yang paling besar, sedangkan aku dan Tony menaiki kuda tunggal, ini pengalaman pertamaku menaiki kuda sendirian. Sebenarnya aku tak tahu bagaimana cara mengendalikannya, tapi ternyata ini sangat mudah, entahlah. Aku dan Tony bertugas untuk mengawal iring-iringan kuda dari tengah ke belakang agar tidak keluar jalur.

Tak lama kemudian kami sampai di suatu tempat di mana sebelumnya aku mendapatkan sebuah katana dari sebuah toko yang kebetulan kami lewati, dan kami benar-benar terjejut, tak ada satupun orang di sana! Aneh sekali. Bahkan saat aku mengecek ke dalam toko, bangunannya pun berbeda dengan apa yang aku lihat sebelumnya, segala hal yang kulihat hanyalah retakan-retakan di seluruh tembok bangunan ini, bahkan aku tak melihat satu pun senjata yang di buat oleh kakek itu.

Aku tak mengerti, apa aku berkhayal? Tidak, katana ini masih bersamaku.

Mungkin saja dia telah pergi, dan mungkin saja dia telah mati.

Di sepanjang jalan, kami bertemu dan mengajak orang yang masih berkeliaran di luar untuk menaiki kereta delman menuju balai kota, sampai tak terasa delman ini mulai penuh dengan penumpang. Aku cukup terkejut, ternyata masih banyak manusia lainnya yang selamat.

Beberapa lama kemudian, aku melihat sebuah bangunan yang cukup besar. Entah waktu yang berlalu terlalu cepat atau memang kuda ini sangat cepat, intinya kami sudah sampai di balai kota lebih cepat dari yang kuduga.

Sebuah gerbang yang cukup besar terlihat dari kejauhan, gerbang itu benar-benar besar bahkan tembok yang mengelilingi tempat tersebut juga terlihat besar, entah kenapa aku tak pernah tahu ada tempat seperti ini di balai kota, apa tempat ini pernah ada? Entahlah, sepertinya hanya aku saja yang tak pernah keluar dari lingkunganku.

Gerbang dan tembok tersebut telah di tambahkan sesuatu seperti benda tajam dan kawat berduri, di setiap ujung temboknya terdapat tower yang di isi 2 orang, ke dua orang tersebut masing-masing memegang sebuah panah dan tombak.

Di antar gerbang pun terdapat 2 tower yang mencapitnya, orang-orang di sana seperti meneriakan sesuatu, lalu tak lam setelah itu... gerbangpun dibuka. Suara gerbang yang khas terdengar di telingaku, dan aku juga mendengar teriakan dari orang-orang yang sedang mencoba membukakan gerbang ini.

Sebelum masuk para petugas yang menjaga di gerbang mendata kami satu persatu, tak lama kemudian... Levi, Juan dan Gea datang menyambut kami.

Saat kami masuk kedalam tempat penampungan ini membuatku sangat terkejut, dan sekali lagi apakah tempat seperti ini memang ada sejak dulu??!! Kenapa aku bisa tak melihat tempat sebesar ini?! Ini lebih besar dari yang aku bayangkan! Setelah melihatnya ini bukan lagi tempat penampungan, lebih seperti benteng pertahanan untuk antisipasi perang! Meskipun tak seperti itu juga. nTapi tetap saja ini mengagumkan! Sekarang aku mengerti kenapa balai kota menjadi tempat teraman untuk saat ini.

Saat kami masuk lebih dalam, orang-orang mulai berdatangan menyambut kedatangan kami, lebih tepatnya lagi mereka menyambut kedatangan Robby, nampaknya dia sangat di hormati di sini dan sepertinya mereka mengganggap Robby sebagai seorang pahlawan.

Tak lama setelah itu orang yang sepertinya sangat penting muncul dan dia menemui Robby, saat melihatnya, entah kenapa aku seperti merasa taka sing lagi dengannya.

Apa aku pernah melihatnya?

Apa aku mengenalnya? Entahlah.

Tony berbisik kepadaku dengan wajah yang sedikit terkejut.

"Oi, bukankah dia.... Pak wali kota?? Bukankah begitu?!!!"

Wali Kota? Wali Kota Bandung? Pantas saja aku seperti pernah melihatnya, aku mungkin pernah melihatnya dalam berita-berita. Tapi aku tak begitu mengenalnya dan aku sama sekali tak mengikuti sesuatu yang berkaitan dengan politik, jadinya aku kurang tahu. Syukurlah pemimpin Kota ini masih hidup, karena di saat seperti ini kita benar-benar membutuhkan sesosok pemimpin sepertinya.

Pak wali kota mendatangi kami dan menyambut kehadiran kami terutama kepada Robby dan yang lainnya. Beberapa petinggi dari polisi dan tentara juga datang mendatangi kami dan menyambut kami.

"Selamat datang kembali Robby, aku turut senang melihat kalian selamat."

"Ya... terimakasih."

Tempat penampungan ini merupakan benteng terakhir umat manusia yang masih bertahan hidup di Kota Bandung ini. Meski terlihat kuat, namun aku tak yakin jika monster raksasa itu menyerang tempat ini, mungkin tempat ini tetap akan hancur dengan mudah olehnya.

Setelah sampai di tempat ini aku mendapat informasi yang membuatku sangat terkejut, yaitu populasi manusia di Kota Bandung menyusut drastis dan bisa di katakan jika manusia di Kota Bandung saat ini hampir punah. Menurut data yang dimiliki pemerintah, mereka yang mengungsi di sini baru 2% dari total 5% penduduk yang selamat... 3% lainnya masih dalam pencarian. Meskipun pengungsi di sini terlihat banyak di depan kedua mataku, tapi ribuan manusia yang berada di sini hanya 2% dari 100%! Mengejutkan sekali.

Meskipun itu masih data sementara, sisanya masih tidak diketahui keberadaanya. Ini hanya laporan dari setiap posko pengungsian yang berada di seluruh Kota Bandung, serta pengungsi yang berada di balai kota.

Namun para dewan meyakini jika setengah penduduk Kota bandung dinyatakan meninggal, dan setengahnya lagi tidak diketahui keberadaanya. Ini benar-benar gila dan sulit untuk dipercaya, tapi apa yang kulihat di perjalanan tak bisa kubantah, mayat yang tergeletak dimana-mana itu nyata dan fakta.

Seolah-olah ini memanglah akhir dari segalanya.

Akhir dari segala cerita.

Sebuah hari pembalasan, hari di mana umat manusia akan musnah.

Benar-benar mengerikan.