Chereads / Aegis The Twins Bloodless - Exitium / Chapter 26 - Wilayah barat

Chapter 26 - Wilayah barat

Malam berganti pagi, awan hitam masih terpampang jelas di atas sana, walaupun begitu kami masih bisa membedakan mana malam dan siang. Setelah kami membantu orang-orang yang sebelumnya kami temui, Robby memberikan mereka kereta kuda besar yang kami tunggangi dan menyuruh mereka untuk segera pergi ke balai kota.

Satu keluarga itu sangat bahagia, bahkan sampai di saat mereka pergi... mereka tak berhenti melambaikan tangannya dan terus berteriak.

"Terimakasih kapten!"

Kemarin malam, salah satu di antara mereka bercerita dan memperingati kami jika wilayah barat memiliki aura yang sangat berbeda. Mereka tinggal di perbatasaan dan sangat dekat sekali dengan kantor pemerintahan wilayah barat, dan di kantor itu juga tempat penampungan berada, selama mereka di sana mereka tak pernah bertemu dengan tim khusus kiriman dari pemerintah.

Bukan tanpa alasan, karena orang-orang di tempat pengungsian bisa melihat langsung siapa yang masuk atau keluar dari wilayah barat, karena tempat pengungsian itu berada tak jauh dari perbatasan dan hanya ada satu akses jalan menuju wilayah barat. Wilayah barat merupakan tempat yang di kelilingi banyak pohon-pohon besar, lebih tepatnya di kelilingi oleh hutan dan pegunungan, dan juga tembok besar yang baru saja muncul.

Sebelum berangkat kami memasang armor/zirah terlebih dahulu, dari kami berdelapan... Juan yang paling banyak menggunakan baju zirah dan yang paling lama memakainya. Sepertinya jika soal kekuatan fisik, mungkin Juan adalah yang paling kuat. Tapi kalau soal penyerangan... Fay yang lebih kuat, meski aku belum melihat Levi bertarung, apa dia juga kuat? Entahlah.

Aku dan Tony memakai pelindung deker yang sering digunakan orang-orang saat berkendara motor, sikut dan kaki bagian lutut sampai tulang kering, aku juga memakai sarung tangan bolong, helm polisi dan rompi anti peluru. Padahal sebelumnya aku menyindir juan, tapi aku sendiri memakai perlengkapan yang sangat lengkap, meski yang juan pakai saat ini benar-benar menggunakan baju zirah yang terbuat dari besi dan semacamnya.

Robby dan Gea memakai armor namun tak terlalu berlebihan hanya satu sampai dua bagian yang di lindungi. Sedangkan Fay, Haruka dan Levi hampir tidak menggunakan satupun alat pelindung, aku mengerti jika Fay dan Haruka sangat kuat, tapi Levi? Sepertinya dia juga sangat kuat, mereka benar-benar sudah gila.

Setelah kami selesai mempersiapkan segala sesuatu, kami berangkat dan di saat itu aku semakin gugup, karena 15 menit lagi kami akan sampai ke sebuah wilayah di mana orang yang masuk tak akan pernah kembali. Itu terjadi setelah sebuah bencana yang mengerikan terjadi di Kota ini, padahal sebelumnya wilayah barat merupakan wilayah yang normal, banyak tempat wisata dan sering dikunjungi banyak orang, turis dalam maupun luar... tak seperti sekarang.

15 menit pun berlalu...

<>

Terlihat sebuah gapura besar di tengah-tengah pohon-pohon yang besar, aku juga melihat sebuah bangunan yang cukup besar dan banyak sekali tenda di sana, sepertinya itu tempat penampungan yang dimaksud.

Bangunan itu sudah tak memiliki atap, atau lebih tepatnya hancur. Di halamannya yang hancur aku melihat banyak sekali jejak hewan dan manusia. Di setiap tempat kami dapat melihat bercak darah, seperti yang orang-orang itu bilang sebelumnya, di sini memang telah terjadi sesuatu yang sangat mengerikan. Setelah kita mengecek satu persatu bangunan di perbatasan, kami tak melihat satupun manusia yang masih selamat.

Saat kami masuk semakin dalam ke wilayah barat dan terus menyusuri jalan tersebut, kami merasakan sesuatu yang sangat aneh dan membuat bulu kuduk kami merinding secara mendadak.

Aku merasakannya, ini benar-benar nyata!

Kami terdiam setelah kami merasakan aura yang sangat jahat menyelubungi kami, aura tersebut seperti menyuruh kami untuk pergi! Kejadian ini sangat aneh sekali, tapi aku benar0benar merasakannya! Robby dan yang lainnya tak menghiraukannya dan tetap berjalan.

CRSHHHHHH

Tiba-tiba kami mendengar suara di sekitar semak-semak, kemudian suara itu tiba-tiba berpindah ke atas pohon.

Angin?? Apakah itu karena angin?? Tidak!

Seseorang sedang mengawasi kami, sepertinya dia adalah orang yang sama yang mengawasi kami kemarin malam. Kami semua mengubah posisi, bersiaga dan memegang senjata kami masing-masing, kami melingkar dan terus memerhatikan sekitar.

Plak...

Plak...

Plak...

Kami mendengar suara langkah kaki, dari suaranya... sepertinya dia memakai sebuah sandal yang terbuat dari kayu. Tak lama setelah itu seseorang datang dari arah samping, dia berjalan di antara pepohonan.

Angin besar tiba-tiba berhembus menuju tempat di mana kami berada, dia terlihat sangat tua... dia memakai pakaian pangsi(baju tradisional) serba hitam, siapa dia?!

Dia memakai sebuah caping(penutup kepala yang bentuknya runcing dan terbuat dari anyaman bambu) kakek tua itu juga memegang sebuah tongkat di tangan kanannya. Aura jahat yang sebelumnya kami rasakan datang dari si kakek tersebut, aneh dan sulit untuk di jelaskan, aura tersebut membuat kami merasakan sesuatu seperti merinding atau ketakutan, dia bukan orang biasa.

Fay tiba-tiba berubah menjadi mode seriusnya, bahkan seorang Fay pun merasakan ancaman darinya. Haruka yang merasakan hal yang sama menyerang kakek tua itu tanpa basa-basi!

Robby berusaha menghentikan Haruka namun dia terlalu cepat!

"Tunggu dulu Haruka!! Jangan gegabah!"

Saat Haruka berlari sangat cepat menuju orang tua itu, tiba-tiba orang tua itu menghilang!

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya si kakek tua dengan nada yang halus.

Dia di belakang kami!! Dia di belakang kami begitu saja!

Kami langsung menolehkan pandangan kami ke belakang, namun dengan cepat dia menghilang kembali! Kami semua sangat terkejut, kami bahkan tak bisa mengikuti pergerakannya.

"Itu adalah teknik yang sering di gunakan oleh ninja di negeriku, dan juga salah satu teknik membunuh yang mematikan, dia sangat berbahaya."

"Hmm aku hanya ingin mengobrol bersama kalian, tapi..."

Tiba-tiba orang tua itu sudah berada di depan kami, dia menangkat tongkat miliknya lalu dia menggebrakan tongkatnya ketanah, tiba-tiba... dari belakang kakek tua itu berhembus angin yang sangat kencang! Angin itu mendorong kami, menerjang kami semua!

WUSSSHHHHHHHHH

Apa kakek itu yang melakukannya??!! Bagaimana bisa?! Seketika aku berpikir jika avatar itu memang ada! Angin itu benar-benar kencang! Semua orang berusaha sekeras mungkin menahan hembusan angin tersebut agar tidak terseret! Aku sangat beruntung berada di belakang Juan, jika tidak... mungkin aku sudah terseret hembusan angin ini.

"Oii apa yang kau lakukan?! Hentikan! Bukannya kau ingin membicarakan sesuatu bersama kami?! Kau pasti tahu apa yang terjadi di sini bukan?! Kami dari balai kota! Pemerintah mengirim kami!"

Dia berteriak sambil memegang tongkat golf miliknya yang dia tancabkan ketanah.

Dan dia berhasil, angin kencang itu pun berhenti.

Dia benar-benar melakukannya, kakek tua itu benar-benar mengendalikan angin! Apa dia seorang avatar???! Dia lebih menakutkan dari makhluk-makhluk aneh yang pernah aku temui sebelumnya, kakek itu bukan hanya orang lanjut usia biasa.

Ternyata orang sepertinya memang ada, aku jadi teringat dengan ucapan Haruka mengenai sebuah aura atau tenaga dalam, dan sepertinya kakek ini berada di tingkatan yang sangat jauh sekali.

"Hmmm... sebenarnya aku hanya ingin berbicara dengan dia, tapi... kalian semua boleh ikut, ayo... ikuti aku."

...?? Hah??

Semua orang melihat kepadaku setelah kakek itu menunjuk kepadaku dan bilang jika dia ingin berbicara denganku, aku tak tahu mengapa dia ingin berbicara denganku, firasatku mengatakan jika sesatu yang akan dia bicarakan pasti ada sangkut pautnya semua yang pernah Fay ceritakan.

Pada akhirnya kami pun mengikutinya.

Tidak sampai 5 menit kakek itu berhenti di sebuah gubuk di tengah hutan.

"Setidaknya di sini lebih aman, jika aku tak menghentikan kalian... mungkin kalian tak akan bisa pulang seperti kelompok-kelompok lainnya yang mencoba... ehh... menyelamatkan. (lalu dengan nada kecil) meski sudah tidak ada apapun untuk diselamatkan disini, hanya tulang belulang yang tersisa."

"Kelompok sebelumnya?? Tapi tunggu, ada yang lebih penting dari itu semua, kau siapa? Dan mengapa kau ingin berbicara kepada kami? Tidak... maksudku kepada dia."

Robby bertanya sambil menyalakan Rokok, begitupun Kakek Tua tersebut.

"Aku terkejut kalian nampaknya tidak tertarik dengan apa yang aku lakukan tadi, padahal aku sudah melatihnya dengan susah payah."

"Haha kau orang tua yang sangat menarik, aku yang dulu mungkin akan menanyakannya, temanku bisa melakukannya... bahkan lebih dari itu."

Aku benar-benar tak mengerti apa yang mereka bicarakan? Aku tak bisa memasuki obrolan mereka, apa yang dia maksud adalah saat dia mengeluarkan angin tadi? Dan juga "teman ku?" apa salah satu di antara kami ada yang bisa melakukan hal tersebut??? Apakah Haruka bisa? Karena sejauh yang kutahu dia yang paling mengerti tentang hal itu, tapi Levi juga masih berkemungkinan karena dia masih belum menunjukan apapun.

"Namaku... Yana Kuswara, umurku 443 tahun. Aku adalah sang pengantar."

Semua orang terdiam dan terkejut, Robby yang sedang merokok tiba-tiba berhenti menghisap dan memadamkan rokoknya. Yang paling mengejutkan adalah umurnya yang sudah 400 tahun tapi wajahnya seperti orang tua yang baru menjadi seorang kakek-kakek, itu menurutku.

"443 Tahun?!!" teriak semua orang dengan kompaknya.

"Kalian lebih tertarik itu?? Dari pada kenyataan bahwa aku sang pengantar??!"

Lalu dia melihat kearahku, dan semua orang pun melihat ke arahku kecuali Fay. Untuk sesaat aku juga sempat melihat kakek itu sedikit melirik Fay, entah apa yang dia maksud... seolah seperti dia mengetahui sesuatu tentang Fay.

"Seperti yang aku bicarakan sebelumnya, aku ingin berbicara dengannya. Kalian boleh mendengarnya juga, hmm… jika aku tak salah... apa kau sudah tahu jika kau adalah salah satu orang, dari 7 orang kembar yang telah ditakdirkan."

"Y-ya..."

"Maaf sayang sekali, tapi kau bukanlah kembaran ke 7."

"....Ya..."

"Ada apa? Apa kau tak terkejut?"

"Aku sudah terbiasa mendengar cerita-cerita itu dari Fay, aku atau bukan aku tak peduli. Sebenarnya aku juga ingin bercerita sesuatu, ini memang tak bisa di percaya tapi... aku melihatnya sendiri, tiba-tiba sebuah katana ada begitu saja di tanganku, kejadian itu sudah terjadi berulang kali. Entah itu sebuah keajaiban atau hanya kebetulan semata, aku tak mengerti."

"Itu bukan keajaiban ataupun kebetulan, itu adalah takdir."

"Takdir? Aku semakin tak mengerti, kau bilang jika aku bukan kembaran ke 7."

"Aku memang bilang kau bukan kembaran ke7, tapi aku tak pernah bilang jika kau bukan orang yang terpilih."

Seketika suasana langsung menjadi hening, semua orang yang mendengar pembicaraan kakek itu langsung terdiam. Angin lembut dari alam secara perlahan muncul dan berhembus kearah kami.

Apa maksud dari perkataannya?

Setelah itu Pak Kuswara menceritakan semua yang dia ketahui, berawal dari tentangnya sampai tentang dunia ini.