"Apa kalian semua pernah mendengar jika suatu saat dunia akan hancur, alien akan muncul, tembok besar yang menahan monster mengerikan hancur dan monster di dalamnya akan memakan setiap manuisa, dan munculah sesosok makhluk yang sangat di puja seluruh setan dan iblis, dan mereka manusia yang memujanya. Bukan kah cerita ini benar-benar tak asing bukan? Aku yakin kalian semua pasti merinding setelah mendengar apa yang aku ceritakan, ya! Ini semua seperti apa yang sedang terjadi di Kota ini, beritahu aku sekarang juga jika apa yang aku katakan saat ini salah," ucap Robby dengan nada yang cukup serius dan ucapannya itu membuat suasana menadi hening seketika.
"Tak ada? Woi woi… jangan terlalu serius, aku hanya sedikit bercanda, ayolah."
Dia benar-benar membuat keadaan semakin buruk saja! Benar-benar aneh dan ya! Semua ceritanya membuatku terus memikirkan semua itu, jangan berkata seperti itu lagi atau dunia ini akan benar-benar kiamat! Sialan.
"Satu hal lagi, ada sebuah mitos yang mengatakan jika setiap orang di dunia ini memiliki 7 kembaran yang tak sedarah, dan di antara ribuan kelompok kembaran tersebut ada 7 orang kembar yang sangat spesial. Mereka memiliki sebuah takdir, takdir untuk mengakhiri segala kekacauan di dunia ini, mereka di beri kekuatan manusia super oleh para dewa di atas sana. Mereka adalah sang penyelamat dunia, mungkin saja di Kota ini ada salah satu dari 7 kembaran tersebut, dan mungkin saja itu aku ya kan? Ya? Hahahahahahah!! Ayolah, kalian... jangan terlalu serius begitu, tertawalah! Hahahahahaha!"
"Woi woi woi woi kapten! Bukankah itu aku??!" Sahut Juan yang menanggapi ucapan Robby.
"Mana mungkin, tapi sepertinya kau salah satu dari 7 kembaran.... ya 7 kembaran raksasa di dunia? Hahahaha."
Aku hanya diam setelah mendengar semua cerita tersebut, cerita itu benar-benar tak asing lagi di telinga ku! Dan jokes yang dimiliki Robby benar-benar buruk, haah… aku benar-benar lelah. Fay... kuharap dia diam dan tak menceritakan apapun kepada semua orang, dan Tony... sepertinya dia mengerti denganku, dia memilih diam.
Namun Fay... tiba-tiba dia datang sambil memakan makanan yang ia bawa dan mengatakan sesuatu kepada mereka.
Fay menunjuku dengan wajah yang tanpa ekspresinya.
"Dia... dia orang yang terpilih itu, dialah kembaran terakhir."
…FAY!!
Semua orang menatapku, keheningan terjadi untuk beberapa detik. Satu menit mereka semua menatapku dan—
"Hahahahahahaha."
Semua orang tertawa, mereka berpikir jika Fay melanjutkan candaan mereka. Mereka tidak tahu jika Fay sangat serius, setelah semua itu Fay hanya diam tak mempedulikan mereka dan kembali memakan makanannya.
Lalu Robby berhenti tertawa, dia melihatku dan Tony. Dia penasaran kenapa aku dan Tony tak tertawa, kenapa hanya kelompok mereka yang tertawa, Robbypun kembali menatap padaku.
"Apakah itu benar?! Woi kau! Kau kembaran Haruka! Jangan bercanda sialan!"
"Ya dia adalah kembaran tersebut, nenek buyutku juga adalah salah satunya, kita selamat... hore."
Ucap Fay dengan wajah polosnya dan mulut yang masih terisi dengan makanan. Apanya yang 'hore' dasar sialan, gadis ini benar-benar tak bsia menjaga mulutnya.
"Haaaahhhh??????"
Lagi-lagi semua orang terkejut dan terdiam.
"Apakah itu benar? tuan penjaga kasir? Tunjukan kekuatanmu."
Kali ini pandangan semua orang tertuju kepadaku, sial Fay... awas saja kau nanti! Akan ku balas semua perbuatannya.
"Kalian percaya itu? Dia hanya mengada-ngada, aku bahkan tak tahu apapun tentang itu... seperti yang kalian tahu aku hanya penjaga kasir, tak lebih."
"Tak usah merendah diri begitu tuan penjaga kasir, kami tahu kau kuat. Kau bahkan bisa bertahan hidup dari gempuran makhluk-makhluk itu, kau tak bisa menyembunyikan itu. Tapi jika kau tak mau menunjukan kekuatanmu tak apa, itu tak masalah. Tapi kau harus membantu kami untuk mencari jawaban yang sebenarnya, itu tugasmu bukan. Oke? Kau tak punya pilihan selain kata ya, kalau begitu kita sudah sepakat benar? Selamat bergabung, wahai sang penyelamat."
Tunggu... tunggu... tunggu!!! Tugasku?!! Aku hanya orang biasa? Mana bisa aku... arghh, sial.
Ini semua gara-gara Fay, kenapa aku harus bergabung dengan kelompok mereka yang terlihat jelas jika pekerjaan mereka sangat berbahaya sekali! Sialan, haah... aku hanya bisa pasrah.
Robby berkata bahwa ada tujuan lain mengapa mereka ada di sini, selain untuk mencari sisa-sisa manusia yang masih selamat, mereka juga sedang mencari sesuatu, dan itu adalah kuda. Seorang pengungsi di balai kota diketahui memiliki perternakan kuda tersbesar di Bandung, dia dengan suka rela memberikan seluruh kuda miliknya jika itupun masih hidup, dengan syarat kami harus mengambilnya sendiri.
Sebenarnya Robby saat ini sedang kekurangan orang untuk menggiring kuda-kuda dari sana, dan kebetulan dia bertemu kami bertiga, karena itulah dia memaksa kami bertiga bergabung dengan dalih jika dia percaya jika aku sang penyelamat tersebut, sialan. Robby membagi dua kelompok, satu kelompok akan pergi mengantar keluarga Alice ke balaiKota dan satu lagi pergi ke tempat perternakan kuda tersebut.
Aku, Tony, Fay, Robby dan Haruka pergi mencari kuda, aku pensaran bagaimana bisa aku terpilih?!! Dan kenapa kelompok ini yang bertugas untuk mencari kuda?!! Apa mereka tak sadar jika aku saat ini sedang terluka? Kenapa harus aku? Dan kenapa aku menyutujuinya begitu saja??! Semua ini terjadi gara-gara Fay, jika dia diam dan tak bercerita apapun mungkin aku akan dianggap seperti orang-orang normal lainnya, sialan... aku hanya ingin hidup tenang.
Malam berganti pagi, dan Kota ini masih saja gelap, bukan gelap dalam artian benar-benar gelap, hanya saja di pagi hari ini terasa seperti sore menjelang malam yang di atasnya terdapat gumpalan awan hitam. Benar-benar sebuah takdir yang luar biasa buruk, apakah orang-orang di luar sana tahu tentang keadaan Kota ini? Apakah mereka sedang mencoba membantu kami? Atau apakah mereka tak tahu apa yang terjadi di Kota ini? Atau mereka juga memiliki kondisi sama seperti Kota ini? Entahlah.
Sebelum berangkat tak sengaja aku berpapasan dengan Alice, dia bejalan melewatiku, dia... benar-benar cantik sekali! Sialan. Aku ingin menyapanya tapi aku tak bisa mengatakan satu katapun, mengecewakan.
"Hati-hati."
Hah?? Apa dia mengkhwatarikanku?
Dia mengkhawatirkanku?!!
"...Ahh ya... ya, kau juga."
Jika kulihat lebih teliti lagi ternyata ada dua tentara yang selamat di antara rombongan tersebut, dari raut wajahnya sangat terlihat jelas jika mentalnya benar-benar telah rusak parah, meski tampang mereka terlihat sangar, tapi mereka tak bisa menyembunyikan rasa ketakutannya.
Kamipun berpisah dengan kelompok Levi dan pergi ke arah yang berbeda, sial, sial, sialan! Aku ingin bertukar tempat!!! Kuharap begitu, tapi... mereka sudah pergi terlalu jauh, oke mungkin ini adalah jalan yang terbaik untukku, ya... untuk mati. Hahh... sudah terlambat bagiku untuk menyesali semua ini, sialan.
Diperjalanan kami melihat masih ada beberapa segelintir orang yang masih berkeliaran dengan kondisi sadar dan tak sadar, mereka terlihat seperti orang gila… bahkan aku sempat berpikir apakah mereka zombi? Aku tak bisa melihat mereka sebagai manusia normal.
Robby mencoba memberitahu mereka untuk menyusul Levi dan yang lainnya yang sedang menuju ke balai kota, tapi mereka tidak mau dan memilih untuk tinggal karena terlalu takut dan berbahaya. Pada akhirnya Robby menyuruh mereka untuk tetap di sini dan tak pergi kemana-mana, dia akan kembali dan menjemput mereka.
Saat Robby masih berbincang dengan mereka, aku melihat sebuah cahaya dari bangunan kecil yang sedikit hancur, saat aku mendekatinya aku melihat seseorang di dalamnya. Aku pun mencoba mendekat lebih dekat lagi dan aku tak percaya dengan apa yang aku lihat, banyak sekali barang-barang di dalam sana, dan sepertinya itu adalah sebuah senjata rakitan.
Tanpa basa-basi aku masuk ke dalam toko, di dalam sana ada seorang kakek-kakek sedang duduk dan menyambut kedatangan kami.
"Apa kau yang membuat semua ini?"
"Ya, ambilah... ini gratis. Kota ini sudah menjadi medan perang, makhluk-makhluk itu adalah pertanda dari akhirnya dunia, meskipun aku membuat senjata sebanyak ini, manusia tak akan ada yang selamat. Tapi… sepertinya aku salah."
Aku tak begitu mengerti tapi sepertinya ada maksud sesuatu dari kata-katanya tersebut, dia menyebutkan jika manusia tak akan selamat, tapi di akhir kata-katanya dia berkata jika dia salah, entahlah... dia sudah tua.
Dan satu hal lagi, dari semua senjata yang kulihat, aku melihat sesuatu yang tak asing lagi! Ya! Katana!
"Hey kakek, apakah pedang itu juga gratis?"
"Ahh... ini? Ini peninggalan eyang, aku tak bisa membiarkannya begitu saja, tapi jika kau sangat tertarik dengan pedang ini, apa boleh buat. Eyang ku bilang padaku jika dulunya pedang ini digunakan oleh para pejuang di negara jepang, mereka adalah orang-orang hebat yang memegang teguh sebuah kode etik bushido, mereka seorang samurai, dan orang pertama yang menggunakan pedang ini adalah seorang samurai yang hebat, ini adalah pedang yang sangat amat langka. Tapi aku tak bisa terus mendiamkannya, aku rasa dia ingin bebas. Dan mungkin inilah saatnya untuk bebas, ambilah pedang ini."
"Ahh terimakasih."
"Kau tak peduli dengan cerita itu??! Oke, 10 juta."
Semua orang terdiam, dan terkejut setelah mendengar percakapan tersebut.
"Ada apa? Kenapa kalian terkejut begitu, baiklah... dasar anak-anak jaman sekarang sudah pintar menawar, 15 Juta!"
"…."
"Hahahaha, ambilah anak muda, ini gratis. Lagi pula kau akan memakainya untuk melawan makhluk-makhluk aneh itu bukan? Ambil saja apa yang kau mau. Dan untuk pedang ini tolong kau jaga, banyak orang yang memintanya dan aku tak pernah memberinya kecuali untukmu, aegis."
"Ah ya... terimakasih."
Setelah mendapatkan pedang ini, kamipun pergi dan melanjutkan perjalanan. Saat itu kami benar-benar polos, seolah kami terhipnotis. Tak ada satupun yang bertanya, tak ada satu orangpun yang merasa ada yang aneh, kami tak sadar. Bagaimana bisa dia membuat senjata sebanyak itu di waktu yang singkat? Dan tak ada satu orang pun yang menyinggung bagaimana tempat yang terlihat sangat rapuh seperti itu bisa bertahan dari segala hal yang terjadi di Kota ini.