Chereads / Aegis The Twins Bloodless - Exitium / Chapter 18 - Perasaan yang mendalam 2

Chapter 18 - Perasaan yang mendalam 2

Tiba-tiba kepala makhluk tersebut terpotong dari tubuhnya!! Seseorang telah menyerangnya! Dia menyerang dan mengalahkan sisa-sia anjing tersebut! Lalu tak lama setelahnya datang seseorang mendekatiku dan melihatku sambil berdiri.

Siapa dia? Fay? Tony? Entahlah aku tak bisa melihatnya dengan jelas, aku sudah tak kuat lagi, mataku semakin berat.

Orang itu berdiri di sampingku dan mengeluarkan senjatanya.

"Kau sudah melakukan yang terbaik, istirahatlah. Biar kami yang mengurus sisanya."

Setelah itu aku pun terlelap, dan tak tahu apa yang terjadi setelahnya.

Tahu-tahu aku sudah terbangun, dan aku melihat langit yang berbeda untuk kesekian kalinya.

Putih, semua yang kulihat hanya putih dan putih, bahkan langit dan lingkungan sekitarpun berwarna putih. Aku merasa sedang mengapung di atas sungai yang mengalir.... aku melihat orang-orang sedang melihatku sedang mengalir.

Fay, Tony, Alice, bahkan Bu Diana dan orang-orang TNI yang pernah kutemui mereka melihatku mengalir begitu saja di sungai.

Mereka hanya melihatku hingga aku benar-benar melewati dan meninggalkan mereka semakin jauh, ingin rasanya untuk berteriak namun aku tak bisa. Semua orang memandangku dengan tatapan kosong, membiarkanku mengalir dan pergi melewati mereka hingga tak terlihat lagi.

Tak lama kemudian ujung dari sungai mulai terlihat.

Ada yang aneh dengan ujung sungai tersebut, aku sama sekali tak melihat daratan di ujung sana. Tunggu, jangan-jangan... air terjun?! Sialnya aku tak bisa kembali! Badanku tak bisa bergerak, tak ada seorangpun di sini!

Sialan! Aku akan jatuh! Aku jatuh!

TOLONGG!!!!!!!!!

Aku terjatuh dari air terjun yang sangat tinggi dan masuk kedalam air yang sangat dalam, dalam sekali!

Aku tenggelam, badanku tak berhenti melaju ke bawah menuju yang terdalam, gelap, dan padat! Aku tak bisa melihat apapun! Badanku tertekan oleh tekanan air! Setelah itu aku merasa sesak yang luar biasa, aku tak bisa bernapas! Sakit! Sakit sekali! Sial! Arghh!!!

Setelah semua itu, aku terbangun begitu saja.

Ha...haa...ha...haa...

Aku bernapas cukup cepat, detak jantungku berdetup kencang, keringat dingin membasahi tubuhku, kepalaku terasa sakit saat aku terbangun.

Dan akhirnya aku melihat langit-langit yang biasa kulihat, dan tentunya sebuah lentera yang di dinding. Fay tiba-tiba memelukku namun dia langsung melepasku begitu saja, apa dia mengkhawatirkanku? Dan juga apa yang sudah terjadi? Kenapa aku sering sekali bermimpi sesuatu yang aneh?

Tak lama setelah itu Tony datang dan berlari ke arahku, dia terlihat sangat cemas sekali.

"Maafkan aku, aku pikir kau masih bersama kami, ini salahku... maafkan aku."

"Ah... sudahlah, tidak apa-apa yang penting kalian selamat."

Aku mengatakannya... sial, aku mengatakannya! Apanya yang terpenting kalian selamat? Aku benar-benar hampir mati, hahh... tapi ya... sudahlah.

Tak lama kemudian Alice dan keluarganya datang menjenguku, mereka sangat khawatir denganku. Mereka mencoba menjelaskan apa yang terjadi, yang intinya adalah mereka benar-benar sulit melihat hingga tak sadar telah meninggalkanku, mereka hanya bisa berlari sampai akhirnya mereka bertemu dengan orang-orang yang memiliki tempat ini dan meminta agar mereka menolongku.

Setelah keluarga Alice pergi… seseorang datang kepadaku, dia memiliki badan yang cukup kekar dan cukup tinggi, tak jauh berbeda dengan tubuh idealnya para anggota militer.

"Ohh kau sudah bangun? Kau tak sadarkan diri seharian penuh, aku menyukaimu bocah kasir! Aku ingin bicara banyak, tapi aku sedang sibuk. Jika kau sudah bisa berjalan, temui kami di luar," setelah mengucapkan itu, dia pergi kembali ke luar.

Entah kenapa aku merasakan dejavu, seolah seperti aku pernah mengalami hal yang sama untuk kesekian kalinya.

Tony menjelaskan kepadaku bahwa orang yang baru saja datang kepadaku adalah orang yang menyelamatkan semua orang termasuk aku, meski sebenarnya Fay yang lebih banyak berkontribusi dari pada yang lainnya. Tenda darurat tim penyelamat berada 2 kilo lebih dari tempat aku terkapar, Tony segera melaporkan kepada mereka dan mereka pun datang membantu.

"Sekali lagi maafkan aku."

"Iya aku mengerti, aku pun akan melakukan hal yang sama."

"Boleh aku bertanya, bagaimana bisa kau bertahan dari serangan-serangan itu? Apa kekuatanmu sudah bangkit?"

Dia bertanya seperti itu sambil sedikit senyum kepadaku, apa dia mencoba menggodaku? Sial, semua orang benar-benar menjengkelkan.

Takdir sialan, aku hampir mati karena takdir sialan ini, aku masih belum bisa melupakan itu. Katana yang menjadi satu-satunya harapanku yang aku pikir akan mengeluarkan jurus yang luar biasa, ternyata hanya pedang biasa dan rapuh. Bahkan pedang itu patah hanya karena terjepit di antara dua batu, benar-benar tak berguna.

Setelah memikirkan segala macam persoalan dari cerita Fay, aku mencoba berdiri. Saat aku mencobanya, badanku terasa berat sekali dan aku merasakan sakit yang luar biasa!

Dan tunggu, perban macam apa ini??

Ada apa dengan semua perban ini???

Perban ini membuat tubuhku menjadi semakin sulit untuk bergerak, ini pasti ulah Fay!

Dia langsung mengalihkan pandangannya dariku! Dan juga... kenapa dia selalu memakan makanan yang seharusnya untukku!

"Woi oi woi, jangan dipaksakan, lukamu cukup serius, kau harus lebih hati-hati, tulang rusukmu patah. Kemari, aku bantu kau berjalan... kau mau menemui mereka bukan?"

"Ya, maaf... tolong."

Aku dan Tony pergi keluar menemui orang yang telah menyelamatkanku.

"Oii... kemarilah...!"

"Namaku Robby, dia Juan, Levi, e.... siapa kau... ohh... Haruka, dan terakhir Gea."

"Namaku-."

"Kau hebat sekali tuan penjaga kasir! Meski kau tak terlihat kuat seperti kami, kau mampu mengalahkan mereka. Maukah kau bergabung dengan kami? Sebelum itu sepertinya... ehhh... mmm... apa tadi? Ahh... hey Levi, ceritakanlah!"

Robby dia merupakan mantan polisi, postur tubuhnya lebih tinggi beberapa centi dari Tony. Dia memegang dua buah pisau yang cukup besar, dari bentuknya seperti pisau kukri, dan di wajahnya... dia memiliki luka di dahi yang melewati matanya, dan itu membuatnya terlihat sangat mencolok, aku yakin sekali dengan karisma yang dimilikinya dia adalah seorang pemimpin dari kelompok ini.

Juan dia memiliki badan paling besar di antara yang lainnya, dia terlihat seperti pemain gulat yang memikili badan besar, jika di timbang mungkin beratnya bisa sampai 150kg? Entahlah. Dia juga mengenakan banyak armor di tubuhnya, lalu senjatanya... gada dengan duri besi yang tajam dan dipenuhi dengan bercak darah, dia juga memegang tameng polisi. Bagiku dia terlihat seperti benteng yang berjalan, dia terlihat sangat kuat sekali. Aku penasaran, orang seperti apa dia? Apakah sifatnya pun sangar seperti badanya? Entahlah.

Levi dia terlihat seumuran denganku, aku tak melihat dia memegang senjata. Dia terlihat seperti manusia normal lainnya, tak membawa apapun. Dia hanya memakai sweater dan celana sport, tunggu apa dia juga salah satu di antara mereka? Atau hanya orang biasa yang kebetulan bertemu dengan mereka? Entahlah.

Haruka mahasiswi asal Jepang berambut pendek, entah kenapa saat aku melihat Haruka seolah aku melihat Fay ada dua, wajah mereka berbeda tapi... aku merasa ada sesuatu yang sama di antara mereka, sifatnya?? Ku harap dia lebih baik dari Fay. Dan jika di pikir-pikir lagi aku pun belum tahu banyak tentang Fay, Fay hanya bicara tentang asalnya dari dunia lain.

Haruka dia membawa senjata yang tak asing lagi bagiku, senjata yang membuatku menderita dari awal pertama aku melihatnya, katana. Apa dia pandai menggunakan katana tersebut? Benar-benar memuakan, dua gadis yang sama dengan senjata yang sama, ku harap dia tak segila Fay. Tunggu, apa dia sama kuatnya seperti Fay? Entahlah, aku tak yakin.

Dan kenapa dia memakai kimono? Kenapa harus kimono? Apa dia ingin menunjukan bahwa dia berasal dari Jepang?? Tapi sepertinya dia memakainya agar lebih hangat, karena cuaca di Bandung terasa sangat dingin, tapi aku yakin sekali dia memakainya hanya untuk bergaya!

Dan terakhir Gea, seorang wanita yang terlihat paling dewasa di antara yang lainnya dan badanya itu... benar-benar... terlihat sangat seksi! Aku yakin sekali semua pandangan lelaki pasti akan tertuju kepadanya, oke lupakan tentang tubuhnya... ini salah, aku tak boleh membicarakannya terlalu jauh. Gea adalah seorang pemanah, dia memiliki banyak anak panah dengan beberapa tanda yang berbeda di ujungnya, sepertinya setiap anak panah yang di beri tanda memiliki jenis yang berbeda, mungkin saja ada yang beracun atau bisa saja hanya untuk gaya? Ya... bisa jadi, karena ya... wanita suka dengan hal-hal sepele seperti itu.

Aku tak tahu siapa mereka sebenarnya, bisa jadi apa yang ku lihat sekarang dan apa yang mereka ceritakan adalah kebohongan. Dan jika memang benar mereka hanya rakyat biasa dan memang memiliki kekuatan lebih, kenapa orang-orang seperti mereka dengan sukarela menjadi relawan dan membantu masyarakat? Mereka benar-benar bodoh, tapi aku bersyukur karena orang-orang bodoh seperti merekalah aku selamat.

Satu hal yang membuat kami lega adalah mereka berasal dari balai kota dan tempat penampungan itu memang ada, sudah menjadi tugas mereka untuk mencari orang-orang yang masih selamat dan masih berkeliaran di luar sana, dan membawa mereka ke tempat penampungan.

Aku juga menanyakan kepada mereka apakah orang-orang di sana tahu apa penyebab dari kejadian ini? Awalnya mereka terlihat seperti menutupi sesuatu, namun Robby menjawabnya. Orang-orang di sana, para pemerintah yang masih selamat, mereka benar-benar tak tahu apa yang sedang terjadi di Kota ini... lebih tepatnya seperti ada sebuah konspirasi di balik semua ini. Rata-rata dari mereka hanya menganggap semua ini sebagai bencana alam biasa.

Dan jawaban itu membuat jengkel Robby dan yang lainnya, karena ya... tidak mungkin semua yang terjadi saat ini adalah bencana alam biasa. Para sisa-sisa ilmuan yang masih di miliki pemerintah saat ini sedang meneliti tentang suatu keadaan yang membuat alat elektronik sampai bahkan senjata api yang tiba-tiba tak bisa di gunakan. Dan satu hal yang lebih penting, para pemerintah sepertinya masih belum menemukan cara untuk menghubungi orang-orang di luar Kota, Kota ini sudah terisolasi dari dunia luar, tak ada satu orang pun yang bisa masuk atau pun keluar dari Kota Bandung saat ini.

Aku benar-benar tak ingin mendengar semua itu, tapi ya... memang begitu adanya. Tak ada satu pun berita yang baik, semua yang kudengar hanya hal-hal yang buruk. Aku masih tak ingin mempercayai semua cerita Fay, jika memang semua yang teradi saat ini tak masuk akal dan logika maka terpaksa aku harus mempercayai cerita Fay. Semua ini saling terkait, munculnya dua makhluk aneh menjadi bukti nyata bahwa mereka bukan berasal dari duna ini.

Aku harap keadaan tak semakin kacau, ku harap semua manusia yang bertahan hidup bisa saling mengerti satu sama lain, kita harus bersatu dan bertahan hidup, sekecil apapun cahaya, sekecil apapun harapan, kita harus bisa mengejarnya dan menjaganya. Dan ngomong-ngomong itu bukan kata-kata ku, kata-kata motivasi tersebut keluar dari mulut Levi dan yang lainnya, mana bisa aku berkata seperti itu.

Lalu kemudian Levi menceritakan tentang apa yang terjadi padaku, Tony dan Fay.

Saat Robby dan yang lainnya datang membantuku, mereka hanya melihat tumpukan mayat dari makhluk-makhluk tersebut. Dan mereka sangat terkejut, hanya dengan seorang diri Fay mengalahkan hampir seluruh anjing-anjing besar dan minotaur sialan tersebut. Dan Fay adalah orang yang menyalamatkanku dari kematian, ya... Fay lah orangnya, aku baru mengetahuinya dari Levi. Mereka datang tepat disaat Fay menyerang minotaur yang mencoba menyerangku, lalu siluet yang kulihat waktu itu adalah Robby dan mereka yang mengurus sisanya.

Levi memegang pundakku dengan tangan kanannya.

"Aku tak tahu apa yang terjadi, bagaimana kau bisa senekat itu padahal kau memiliki seorang monster sepertinya, kau mungkin akan baik-baik saja jika kau tetap bersamanya."

Apa yang dia maksud? Dia bahkan tak tahu apa yang terjadi—

"Tapi, kau mendapatkan respectku, kau benar-benar seorang pria."