Setelah hampir 30 menit kami berjalan, kami terpaksa berhenti di suatu tempat karena jalan di depan kami saat ini tertutup oleh puing bangunan yang besar dan kami benar-benar tak bisa melewatinya, sialnya tak ada jalan memutar di sekitar sini... semua jalan tertutup. Kami harus kembali cukup jauh ke titik awal dan mengambil jalur lain.
Struktur tanah saat ini sudah tak normal dari biasanya, apalagi dengan banyaknya puing-puing bangunan, di tambah dengan bangkai kendaraan, semua hambatan itu membuat jalan semakin sulit untuk di lewati. Tak lama setelahnya hujan mulai turun, kamipun terpaksa berhenti dan berteduh di salah satu bangkai bangunan.
Setelah datangnya hujan, orang-orang merasakan hal yang sama, cemas. Ya cemas yang sangat luar biasa, seketika kami mulai waspada. Dalam keadaan hening saat orang-orang terdiam, aku terus merasa resah dan gelisah, ada yang aneh di sini... terlalu hening.
Tak lama kemudian—
Benar saja!!
Hal yang kami takutkan benar-benar terjadi!
Kami terkepung!
Satu persatu anjing besar muncul begitu saja, mereka berdatangan dari berbagai arah!
Tak hanya itu, dari belakang mereka 4 makhluk berkepala banteng datang dengan gada besarnya! Makhluk itu sangat berbahaya sekali! Sial! Kami benar-benar terkepung! Mereka mengurung kami dari berbagai arah!
Para anggota TNI langsung merapatkan barisan, tangan kiri mereka memegang kuat tameng dan tangan kanan mereka memegang tombak dan menjulurkannya keluar. Para TNI melindungi kami dengan sigap, meski begitu aku dan yang lainnya yang berada di tengah tetap bersiaga.
Kami benar-benar kalah jumlah! Meski para anggota TNI terlihat sangat kuat, aku tak yakin jika mereka bisa mengalahkan sekelompok anjing dan si minotaur sialan itu! Sial! Apakah ini akhir dari perjalanan kami?!! Lalu kemudian si manusia setengah banteng itu mengangkat gadanya seolah memberi kode kepada anjing-anjing itu untuk menyerang kami!
Dan benar saja! Anjing-anjing tersebut berlari ke arah kami! Dan juga... lari mereka sangat kencang sekali! Lebih kencang dari biasanya!! Ini benar-benar gawat!
BUGGGG!!!! BUGGG!!!
Satu persatu anjing mulai menabrakan diri mereka ke tameng! Kami tersudut hingga terbentuk sebuah lingkaran! Lingkaran ini terus mengecil dan terus mengecil sehingga membuat kami semakin berdesakan! Mereka teruus menyerang kami tanpa ampun!
BRUGGG BRUGGGG BRAGGG!! RAWRRR!!!
Aku, Fay, Tony dan keluarga Alice berada di tengah, di antara para pasukan TNI yang menahan gebrakan-gebrakan anjing tersebut!
"Jangan panik!! Jangan takut!!! Dorong!!!! Dorong terus!! HAJARRR!"
Teriak sang kapten menyemangati seluruh pasukannya.
Darah dari anjing-anjing tersebut bermuncratan dan bercucuran, para anggota TNI itu masih memberikan perlawanan yang sengit, mereka kuat! Bertahan sambil menyerang, itu yang mereka lakukan saat ini!
Kami yang berada di dalam lingkaranpun bersedakan, terdorong, mendorong, menjaga satu sama lain agar tak ada yang terluka.
"AAAAAAAAARGGGHH!!! TAHAN!! JANGAN TAKUT!! LAWAN!!"
BRAGHGHH!! BRSUGGHHHS!! BLUSHGGHH!! DARGHHHHH!!
Tiba-tiba serangan itu berhenti, kami berhasil??
"YAAAAA!!! RASAKAN ITU MAKHLUK BODOH!!"
Teriak salah satu anggota TNI yang senang kegirangan.
"YAAAAAA!!!"
Mereka berteriak, kulihat sang kapten sedikit kelelahan dan tersenyum kecil.
Apakah kami benar-benar berhasil mengalahkan mereka? Aneh sekali... padahal jumlah mereka tak terhitung banyaknya... apakah mereka kalah dengan semudah itu?
Kulihat di luar memang cukup banyak mayat dari anjing-anjing itu, mereka mati mengenaskan, darah berceceran di mana-mana, mengerikan sekaligus melegakan. Tapi aneh... aneh sekali! Entah kenapa aku tidak merasa bahwa kami telah menang.
Aku tak tahu apa yang terjadi... apakah kami benar-benar menang?
"Hey nak, kau baik-baik saja? Kalian baik-baik saja?"
Tanya Kapten TNI kepadaku dan yang lainnya.
"Ya... aku baik-baik saj—."
Tunggu! Dimana dia?!!!
Jika kami menang, di mana mayat si makhluk berkepala banteng itu??!
Aku tak melihatnya, aku tak bisa melihatnya dengan jelas!
Air hujan menghalangi pandanganku, sialan!
Ini benar-benar buruk, aku yakin sekali mereka masih hidup! Dia masih hidup! Masih ada makhluk berkepala banteng itu! Minotaur!
BUGGHHHHHHH!!!!!! Dugg... dug dug...
"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!"
Alice??!
Alice berteriak, saat kami menoleh kebelakang kami melihat kepala manusia yang terlepas dan bergelintir dibawah… kepala tersebut merupakan kepala dari salah satu anggota TNI!
Lalu tiba-tiba perutku terasa mual setelah melihatnya... air ludahku terasa aneh dan disaat itu juga aku muntah saat melihat kepala manusia bergelintir di depanku begitu saja!!
Sialan!!
Ada apa ini!!
"Loki!!!"
Ucap sang Kapten sambil melihat kepala tersebut! Lalu terlihat sedikit air mata keluar dari bola matanya.
"KAPTEN AWAS!!! DI BELAKANGMU!!!"
BRUGSHGHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!!!!?????
Darah bermuncratan mengenai tubuh kami, darah itu berasal dari darah dari sang kapten TNI!
Kepalanya tiba-tiba hancur berkeping-keping! Dia mati berdiri! Dia bahkan tak bergerak meski kepalanya sudah hancur! Semua orang syok dan terkejut setelah melihat apa yang terjadi!!!
Makhluk itu! Si minotaur sialan itu berada di depan kami semua dengan gada besar miliknya!! Dia yang telah membunuh 2 anggota TNI! Mereka semua pintar!!! Mereka berakal, mereka berhenti menyerang dan bersembunyi dalam bayang-bayang air hujan!
Kami semua terkejut! Sangat terkejut!!
Jantungku berdetup kencang saat aku sadar dia berada didekat kami semua!!
"UAAAAAAAAAAAA!!!"
Makhluk itu mengaung, berteriak!! Lalu dari belakang terdengar suara gemuruh!! Mereka kembali datang! Anjing-anjing itu! Lebih banyak dari sebelumnya!! Sial!!!
"LARIIIIII!! PERGI SEKARANG JUGA!! LA—."
BRUGUGGGGHHH!!!!!!
"??????!!!"
"AAAAAAAAAAAAAAAAAARGGG!!! AARGGHH!!!!!!!!! TIDAAK, AARGHGHHH!! TOLONG!!! TOLONG!! ARGHHHH!!!"
Salah satu anggota TNI yang meneriaki kami untuk segera berlari tiba-tiba diserang oleh segerombolan anjing begitu saja!
Kami benar-benar akan mati!
Saat itu juga, detik itu juga, kami semua berlari!!
Kami berlari berhamburan tak beraturan!
Kami hanya berlari dan berlari!
Tak peduli apa yang terjadi nanti! Tak peduli kemana kau berlari! Tak peduli siapa saja yang tertinggal! Tak peduli siapa saja yang mati! Yang terpenting adalah bagaimana kau berlari dan menjauh dari kematian!
Satu persatu para anggota TNI tertangakap oleh anjing-anjing besar tersebut dan diserang secara brutal!!
Saat aku hendak berlari, aku melihat Fay hanya berjalan, dia berjalan menghadap makhluk besar berkepala banteng tersebut. Sambil memegang katana miliknya... dia memasang kuda-kuda, makhluk itu menatap Fay... dia mengangakat gada miliknya, bersiap melancarkan serangan kepada Fay!!
"FAYY!!! AWAS!"
WUSHSHHHHH!!
Tiba-tiba Fay sudah berada di belakang makhluk tersebut! Makhluk itu seketika terjatuh begitu saja! Lalu darah mulai bercucuran keluar dari badan makhluk tersebut! Fay!! Dia mengalahkan makhluk itu dengan cara yang sangat mengagumkan! Dia benar-benar sudah gila! Semua terjadi begitu cepat, dia hanya melewati makhluk itu dan makhluk itu mati seketika terkena tebasannya!
Saat itu aku kembali teringat dengan awal pertemuanku dengannya, dulu dia pernah melakukan hal yang sama pada tongkat baseballku, gadis ini adalah monster yang sebenarnya!
Tiba-tiba hampir setengah dari segerombolan anjing itu berjalan mendekati Fay, pandangan dari makhluk berkepala banteng juga tertuju kepada Fay. Seolah mereka merasakan dan tahu bahwa Fay adalah ancaman terbesar, mereka menyerang Fay secara bersamaan!!
"FAYYYYY!!!! LARII!!!"
Fay hanya terdiam, lalu dia melihatku.
"Pergi, jangan menganggu."
Hah??????!! HAHHHH!!?? Apa dia sudah gila??!! FAYY!!
Sial! Aku tak peduli, jika kau ingin mati, mati saja! Sialan, Fay... kau sialan!
Di lain arah segerombolan anjing dan makhluk berkepala banteng datang berlari kearahku!! Sial!! FAYYY!!!
Aku dan Tony terpaksa berlari dan meninggalkan FAY!
SIALLLL!!!!
SIAL SIAL SIAL SIAL SIAL SIAL SIAAAAL!!!
Aku, Tony, Alice beserta keluarganya dan satu anggota TNI berlari bersama! Lari dan terus berlari!! Hanya itu yang saat ini bisa kami lakukan!
Hujan deras membuat jalan menjadi berlumpur dan menjadi semakin licin! Hujan yang semkain deras membuat tubuh kami menjadi berat untuk berlari, sial! Jika tetap begini kami akan terkejar, dan Fay sudah tidak bersama kami... dia sudah tak terlihat lagi.
Sialan!!
Makhluk tersebut tersebut terus mengejar kami! Kakiku semakin lemas untuk berlari! Sial!! Sakit sekali!! Aku sudah tak kuat lagi!! Secara perlahan kecepatan berlariku mengurang sedikit demi sedikit dan terus mengurang, sampai tercipta jarak antara aku dan yang lainnya.
Sial, sial, tunggu... tunggu aku!
Hingga akhirnya mereka tak terlihat!
Air hujan menutup pandanganku, aku benar-benar telah tertinggal! Aku tak tahu lagi kemana mereka pergi! Dan aku juga tak tahu ada di mana aku saat ini? Sial, aku sudah tak tahan lagi. Mereka tetap berlari dan tak menyadari kehilanganku.
Sial, sialan!
Dari awal juga seharusnya aku sudah mati berkali-kali, tapi aku masih diberi kesempatan dan mungkin waktuku telah tiba, keberuntunganku sudah habis.
Setidaknya aku bisa memberikan waktu untuk mereka, walau hanya beberapa detik dan kematianku tak akan sia-sia. Bukannya aku ingin menjadi pahlawan atau apapun itu, tapi aku benar-benar lelah untuk berlari lagi.
Kalau boleh jujur, sebenarnya aku masih ingin hidup!
Tapi mau bagaimana lagi, SIALAN!!
Aku berdiri tegak, menarik napas dalam-dalam, kutaruh tas milikku di bawah lalu kupegang erat-erat tongkat baseball dan mengubah posisi tubuhku seperti akan memukul bola. Aku tak menyangka hari ini akan terjadi, semakin aku mencoba menghindar dari sebuah masalah membuatku semakin terjerat dalam masalah tersebut.
Mungkin ini adalah hukuman untukku karena terlalu pasif saat menjalani hidup, dan inilah balasannya, dari segala macam masalah yang menimpa Kota ini... aku selalu ikut serta di segela macam kejadiannya.
Sialan!
Saat itu aku membayangkan sebuah pertandingan pro baseball yang pernah aku tonton di internet, aku suka saat mereka memukul bola, apalagi saat bola melewati pagar lapangan atau sering disebut homerun.
Itu terlihat sangat keren sekali menurutku.
Tak lama kemudian, para anjing-anjing besar itu semakin mendekat, keringat yang bercucuran dari kepalaku bersatu dengan air hujan. Aku mencoba berkonsentrasi lebih baik lagi, aku kembali menarik napas dalam-dalam lalu kufokuskan ke salah satu anjing yang berlari lebih cepat dari anjing lainnya.
Anjing itu lari semakin kencang dan meloncat kearahku sambil membuka mulutnya! Di saat yang bersamaan, aku menggeserkan kaki kananku ke belakang sehingga badanku ikut tertarik dan mengarah kesamping.
Wuishh!!!
Aku berhasil menghindari anjing itu! Namun di saat saat anjing itu masih berada di udara, tepatnya di sampingku! Dengan cepat aku mengayunkan tongkat baseballku kepadanya! Dan aku pukulanku tepat mengenai perut dari anjing sialan itu!
HOOOME FUCKINNNGG RRRRUUUUNNNNN....!!!!!!
SWIINGGG!! BUGNNGGGGGGG
Mati kau anjing!!!!
Saat pukulanku mengenainya, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang memuaskan... apa aku sudah gila? Jangan-jangan aku seorang psikopatt? Hmm... mana mungkin, ya! Mana mungkin!! Tak ada psikopat penakut sepertiku...
Meski pukulanku tepat mengenai perutnya dan membuatnya terlempar sekaligus berbenturan dengan anjing-anjing besar lainnya, seranganku belum cukup untuk membunuhnya. Dan malah aku yang merasa kesakitan di sini! Sial, padahal hanya sekali ayun... tapi tanganku sudah merasa sakit yang luar biasa!
Saat ini aku sedang di hadapkan dengan sebuah badai yang tak bisa aku hindari... badai kematian, di mana jika aku masuk aku akan mati dan jika aku berlari aku tetap akan mati, hanya keajaiban dan keberuntungan yang bisa membuatku hidup saat ini!
SIALL!!!