Setelah beberapa menit berjalan, kami sampai di salah satu tempat yang cukup terkenal di Kota ini, Braga. Ya... dulunya orang-orang dari luar Kota, luar negeri, maupun pribumi sering datang dan berlibur ke tempat ini, karena di sini terdapat banyak sekali tempat hiburan malam, mulai dari bar, toko, cafe dan lain-lain, walaupun sekarang sudah sangat-sangat berbeda.
"Hey lihat di sana."
"Ambil ini, kau membutuhkannya bukan?"
Tony melemparkan sesuatu kepadaku.
Tongkat baseball? Dan juga... ini terbuat dari besi, seperti tongkat baseballku yang sebelumnya di belah oleh Fay. Ternyata puing bangunan yang berada di depanku dulunya adalah bekas toko olahraga, ini akan sangat berguna meski aku tak tahu bagaimana caranya memukul, sial! Aku kembali teringat Bu Diana... kalau saja aku kuat dan juga pemberani! Sialan!
Kulihat tony menemukan tas besar berisi banyak tongkat golf, dan dia membawa semuanya. Apa itu tak terlalu berat untuk dibawa sekaligus? Entahlah, dia telah memilih sesatu... aku tak akan ikut campur. Meski terlihat serakah, tapi aku tak peduli.
Tak jauh dari tempat ini aku melihat beberapa orang yang masih selamat, entah kenapa aku merasa tingkah mereka aneh sekali. Mereka mencari sesuatu di puing-puing bangunan tersebut, mereka berpindah-pindah dari satu gedung kegedung lainnya, dan mereka mengambil barang-barang yang telah di tinggalkan seperti uang, perhiasan, baju dan lain-lain.
Aku heran dan tak mengerti apa yang sebenarnya mereka pikirkan? Apa yang akan mereka gunakan dengan benda-benda tersebut? Tony sempat mengajak mereka untuk pergi bersama ke balai kota dan memperingati mereka tentang betapa bahayanya keadaan Kota saat ini. Tapi mereka hanya diam dan melanjutkan penjarahan, mereka seperti tak melihat kami, mereka tak mempedulikan kami meski mereka sadar kami ada di sini, aneh sekali.
Saat kami semakin dekat dan melewati mereka, mereka menatap kami dan terus menatap kami, tatapan mereka tidaklah kosong. Mereka menatap kami dengan penuh kewaspadaan, aku tak tahu apa yang sebenarnya mereka pikirkan. Namun lama kelamaan jika terus dilihat seperti ini... entah kenapa semakin terasa menyaramkan, mereka sudah gila! Mereka hanya diam dan terus mengawasi, mereka tak melakukan pergerakan apapun hingga kami pergi jauh dan meninggalkan wilayah ini.
"Mereka orang-orang barbar," gumamku terhadap mereka.
"Apa yang kau maksud?" tanya Robby kepadaku.
"Tidak ada, lupakan."
Tak lama kemudian kami menemukan sebuah tempat yang sepertinya ada banyak orang di dalamnya, butuh waktu sampai 2 jam lebih bagi kami untuk sampai di tempat ini. Karena sebelumnya kami dihadang oleh segerombolan anjing aneh yang ingin membunuh kami dan itu memakan banyak waktu.
Sebuah tenda yang cukup besar terlihat beberapa meter di depan kami, terdapat kertas karton yang di lapisi plastik menempel di depan tenda tersebut dan bertuliskan–
<
Posko penampungan? Tempat penampungan?? Dan tunggu Enam? Apa selama ini pemerintah sudah bergerak? Apakah masih banyak orang yang selamat selain kami di sini? Semoga saja, meski fakta yang kulihat lebih banyak yang meninggal. Saat kami mendekati tempat tersebut, seseorang datang mendatangi kami dengan pakaian gagahnya yang bercorak serba loreng berwarna hijau, TNI? Ya TNI (Tentara Nasional Indonesia).
"Hey kalian baik-baik saja? Cepat kemarilah."
Dia menyuruh kami agar cepat masuk kedalam tenda karena hujan semakin deras, lalu dia memanggil rekannya untuk membawakan kami selimut dan air hangat. Untuk sementara kami berhasil selamat, tapi entah kenapa aku masih belum merasa aman.
Tempat penampungan besar namun pengap, benar-benar penuh, mungkin sekitar 50-100 manusia dengan berbagai macam orang didalamnya, di dalam sini banyak sekali orang yang sakit... tular menular penyakit sudah tak bisa dihindarkan, benar-benar keadaan yang sangat kritis.
Dokter, makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya serba kekurangan.
Dampak dari bencana ini sangat luar biasa, cuaca yang ekstrim membuat semua orang kedinginan, udara tercemar dan cukup sesak. Bagi mereka yang mengidap asma... tamatlah sudah. Aku tak tahu seberapa dalamnya Kota ini ambruk kedalam tanah, yang jelas ini dalam sekali, bahkan hanya sedikit cahaya matahari yang bisa masuk ke dalam Kota, dan itupun sangat jarang sekali.
Awan hitam yang menutupi seluruh langit di Kota membuat kita benar-benar kekurangan cahaya, air hujan membuat segalanya semakin buruk, karena air hujan membuat kami menjadi tambah sulit untuk melihat. Mungkin jarak pandang yang kami miliki paling jauh adalah sekitar 10-15 meter, dan paling jelas mungkin sekitar 3-5 meter? Entahlah, aku tak pandai berhitung, ini hanya perkiraanku saja.
Seorang anggota TNI yang sebelumnya menyuruh kami masuk mendekatiku, dia duduk di sebelahku dan mulai bertanya kepadaku.
"Hey, kau kasir di toko Inamart? Kau berasal dari mana?"
"Aku dari kecamatan Sukasari, Gegerkalong."
Tunggu? Kenapa dia bisa tahu aku berkerja di Inamart? Apa dia mengenalku? Apakah dia salah satu pelanggan Inamart? Entahlah, itu tidak penting.
"Hmm cukup jauh, apa di sana tidak ada tempat penampungan?"
"Tidak ada, mereka semua sudah meninggal."
"Hmm? Apa maksudmu?"
"Mungkin bapak tidak akan percaya, tapi tenda di sana benar-benar telah hancur, orang-orang di sana menghilang, darah berceceran di mana-mana dan sepertinya mereka telah diserang oleh sesuatu."
"Diserang? Jangan bercanda kau..."
"Tidak pak, bahkan sebelumnya kami diserang dua kali di tempat yang berbeda."
"Siapa yang menyerang kalian?"
"Sekelompok anjing pak."
"Anjing?"
"Iya, anjing besar yang menyeramkan."
Anggota TNI tersebut berpikir dan seakan tak percaya dengan apa yang aku ucapkan, jika aku di posisinya mungkin aku juga tak akan percaya dengan semua cerita ini. Di tengah pembicaraan aku baru sadar kalau aku masih memakai baju pegawai Inamart dan juga... ini bukan punyaku, ini milik karyawan lainnya. Ini menjelaskan bagaimana dia tahu jika aku berkerja di Inamart.
"Aku butuh istirahat..."
Tak biasanya Fay tertidur lagi, setelah sebelumnya di Inamart dia tertidur dan sekarang kembali tidur. Aku benar-benar tak mengerti dengan pola tidurnya, bukanya dia susah untuk tidur? Entahlah.
Aku, Tony dan salah satu anggota TNI berbincang-bincang sampai hari benar-benar gelap, hingga satu persatu alat pencahayaan mulai dari lilin, obor dan lentera menyala. Tak lama kemudian hujanpun semakin deras, perasaanku selalu memburuk saat hujan semakain deras.
Tiba-tiba awan bergemuruh lalu setelahnya terlihat cahaya kilat dalam sekejap! Kemudian petir datang menyambar tiang yang letaknya tak jauh dari tenda!
BRZZZDURRRRRRR!!
"Asstagfirullah!" teriak salah satu penjaga.
Ku pikir kita sedang berada jauh didalam tanah, tapi petir itu bisa sampai kebawah sini!
Benar-benar mengerikan!
"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!"
Terdengar teriakan seorang perempuan di luar tenda. Ada apa?? Sial... sepertinya apa yang aku takutkan benar-benar telah terjadi! Kami bergegas pergi menuju sumber suara tersebut dengan membawa senjata untuk berjaga-jaga.
Tak jauh dari tempat kami mengobrol, aku melihat beberapa tentara sedang mengarahkan senjatanya ke sesuatu yang tinggi dan besar!???!?!? Apa itu? Di lain sisi aku juga melihat seseorang yang sedang terluka, sepertinya itu adalah wanita yang sebelumnya berteriak.
"Makhluk apa itu?"
Tony dan kami semua yang berada di sini terheran-heran melihat sesosok makhluk yang aneh.
Ada apa? Kenapa? Makhluk apa?
Semua orang yang melihat keluar tenda bertanya-tanya, makhluk itu memiliki badan seperti manusia namun sangat besar, matanya merah, warna kulitnya coklat tapi kaki dan kepalanya hitam!?? Tidak-tidak! Banteng??? Makhluk apa itu sebenarnya? Tinggi besar dan membawa sebuah gada yang besar pula! Dia terlihat seperti Baphomet?!! Apa itu sebenarnya? Dan kenapa makhluk itu ada di sini?????
Dan juga... dia tak sendirian! Dia bersama sekelompok anjing gila yang sebelumnya menyerang kami!
Makhluk itu berjalan dengan santai mendekati para anggota TNI yang sedang menodongkan senjata kepadanya, para pasukan TNI tetap mengarahkan senjatanya kearah makhluk tersebut tanpa gentar sedikitpun. Makhluk itu menghiraukannya dan terus berjalan mendekati mereka.
Makhluk itu mengangkat gada besarnya! Para anggota TNI sesegera mungkin menembakan pistolnya kearah makhluk tersebut!
CREK CREK
?????
Hahh???
Apa???!! Kenapa????
Semua senjata api yang para pasukan TNI coba tembakan kearah makhluk tersebut tak bereaksi sama sekali! Ada apa ini? Tak ada satupun peluru yang keluar dari pistol yang mereka gunakan?? Apa mereka lupa mengisi peluru?? Tidak mungkin.
Dalam waktu yang bersamaan ketika para anggota TNI kebingungan dengan apa yang terjadi pada senjata mereka, makhluk tersebut mengayunkan gada besarnya! Dia melancarkan serangan brutal kepada para anggota TNI tersebut! Satu persatu anggota TNI terpental! Mereka terkena serangan yang sangat telak dari makhluk tersebut!
Serangan yang benar-benar kuat sekali! Kali ini anjing-anjing mulai bergerak dan ikut menyerang secara liar tak beraturan! Beberapa orang dari tentara mengalami luka-luka serius! Semua pasukan berkumpul di satu titik, mencoba menahan dan menyerang makhluk tersebut dengan memukulkan senjata api yang mereka genggam!
Tapi makhluk itu seolah tak merasa apapun!! Dia terlalu kuat! Apa-apaan itu! Dia sangat kuat sekali! Para tentara terpental tak bisa menahan serangan dari makhluk tersebut!! Dia berhasil menerobos kedalam tenda dan terjadilah kepanikan yang luar biasa! Orang-orang berlari dan berteriak! Teriakan dari orang-orang membuat makhluk tersebut semakin menjadi-jadi!
Sial, seluruh bardanku gemetar! Fay, kupikir dia satu-satunya yang dapat melawannya, tapi disaat seperti ini dia tertidur, sialan! Aku tak berguna sekali! Makhluk itu kembali menyerang seseorang dengan brutal hingga mati di depan mata kepalaku sendiri! Sialan!!
Makhluk itu menyerang seluruh pengungsi dengan membabi buta! Satu-persatu orang meninggal dunia! Sial!!! Tak ada yang bisa kulakukan! Aku juga sama-sama pengunsi, bukan orang sehebat Fay! Sial, bahkan sekaliber TNI-pun tak bisa menahannya! Dia terlalu kuat! Para TNI yang lainnya saat ini sedang disibukan oleh sekelompok anjing-anjing besar diluar sana, dan makhluk yang paling menakutkan saat ini berdiri bebas di dalam tenda, membantai satu persatu orang dengan kejamnya!
"WAAAAAARGGHH!!!!!"
Makhluk itu berteriak? Mengaung?! Entahlah, makhluk itu mengaung sambil melukai orang-orang! Satu persatu orang terluka, satu persatu orang tumbang, satu persatu orang meninggal, dan aku masih diam. Aku dan Tony hanya bisa berdiam dan bersembunyi! Makhluk ini 10 kali lebih kuat dari anjing gila yang ada di sana.
"Woi tuan kasir!! Bantu mereka yang di dalam, bawa mereka pergi keluar dari tenda!"
Petugas TNI yang sebelumnya berbincang denganku berteriak kepadaku agar membantu orang-orang untuk melarikan diri.
Apa yang baru saja dia katakan? Apa dia bercanda? Dia sudah gila! Bisa apa aku?! Apa dia tak sadar kalau aku juga perlu bantuan? Aku tidaklah sekuat itu, semua ini gara-gara Tony menceritakan bagaimana kami lolos dari anjing-anjing tersebut, padahal sebelumnya dia tak percaya dan kini dia meminta bantuanku.
Sial, Fay... kenapa aku tak menemukannya! Aku yakin sekali tadi dia tidur di dalam tenda! Tapi aku tak melihatnya, apa dia sudah bangun?? Entahlah, sialan! Apa aku harus masuk kedalam sana??? Aaaaahhh!!!
Tanpa basa-basi Tony langsung berlari dan berusaha mengevakuasi warga yang berada di dalam untuk segera keluar, namun sialnya jalan keluar telah ditutup oleh sekelompok anjing yang besar! Mereka datang dari berbagai arah! Tidak ada pasukan TNI yang tersisa, mereka masih menahan sekelompok anjing di sisi yang lainnya.
Hanya aku dan Tony yang memegang senjata saat ini, tapi apakah kami bisa mengalahkannya? Tentu tidak!
Keadaan di dalam tenda sangat kacau sekali, orang-orang berlarian sana kemari! Tak sedikit pula orang yang terinjak-injak! Sial! Kacau sekali! Makhluk tersebut tak berhenti melukai orang-orang di sini!