Di tengah malam hujan semakin deras, dari jendela tampak langit semakin gelap, ada apa ini sebenarnya? Jangan bilang bahwa ini adalah kiamat? Akhir dunia? Tidak-tidak, aku belum siap dengan semua ini. Aku belum menikah dan tentunya aku belum merasakan nikmat dunia yang sesungguhnya, apa aku harus melakukannya dengan Fay? Sial! Tidak tidak tidak, apa yang baru saja aku pikrikan?? Betapa rendahnya pikiranku saat ini, aku tak akan menyerah begitu saja... aku yakin masih banyak perempuan yang selamat selain dia!
Tidak!!! Bukan itu! Sialan! Otakku! Kenapa disaat seperti ini aku berpikiran seperti itu? Padahal masih banyak yang lebih penting dari itu, arghh!! Sial sial sial!
*Gomu-gomu nooo fuuuseeennn
"...?"
Sepertinya aku mengetahui suara itu, aku sangat mengenali suara itu… suara itu berasal dari smartphone Fay. Aku coba mendekatinya dan seperti yang kuduga! Itu One Piece, dan juga... itu smartphone milikku!! Sejak kapan dia memilikinya? Entahlah.
Aku meminjam smartphoneku darinya sebentar dan mencoba mencari berita tapi... taka da satupun sinyal yang terjangkau, Fay mengambil kembali smartphoneku dengan cepat dan kembali menonton One Piece.
Aku semakin khawatir dengan apa yang terjadi saat ini, bagaimana keadaan diluar sana? Apakah seluruh Kota hancur? Entahlah, diluar sana terlalu gelap.
Seketika aku juga sempat teringat dengan katana milik gadis gila itu, aku meninggalkannya... tapi apakah itu penting?
"Tinggal beli lagi saja yang baru."
"...?!!"
Fay dengan wajah dingin yang polosnya itu tiba-tiba mengatakan hal tersebut, tunggu?! Bagaimana bisa kau membaca pikiranku? Lagi-lagi… dia bisa membaca pikiranku!
Bagaimana????
Dan—Hah??!!
Beli saja yang baru??
Sudah kuduga katana itu memang tak ada harganya sama sekali.
Sampai waktu menunjukan jam 3 pagi saat suasana di toko sangat sepi sehingga hanya terdengar suara rintikan air hujan dari luar dan juga... suara film yang sedang Fay tonton di smartphone. Di dalam keheningan ini Fay tiba-tiba berbicara sesuatu sambil memandangi handphonenya, dia mengatakan bahwa dia sangat sulit untuk tidur. Dia bahkan hampir 1 minggu belum tidur sampai dengan hari ini, benar-benar tak masuk akal. Apa dia bercanda? Atau mungkin dia berkhayal bahwa dirinya memang memiliki penyakit tersebut? Entahlah.
Antara percaya dan tidak percaya, tapi saat aku melihatnya makan, dia seolah tak pernah kenyang. Apa mungkin segala vitamin dan nutrisi yang ia dapatkan langsung di cerna oleh tubuhnya? Sehingga sel-sel di dalam tubuhnya tidak pernah lelah? Mungkinkah? Entahlah, mana mungkin begitu, ini hanya pikiran aneh ku saja.
Dan dia kembali bercerita tentang sesuatu yang sulit dipercaya, khayalan dari antek antek Unitednya kembali terbangun. Menurutnya saat dia dikirimkan kedunia ini dia tak hanya memiliki misi untuk menemukanku, tapi juga untuk menghentikan salah satu percobaan.
"Portal dimensi."
Saat aku mendengar kata tersebut, aku sedikit terkejut. Bukankah para United dan antek-anteknya justru ingin menyelesaikan proyek tersebut? Kenapa Fay ingin menghentikannya? Apa jangan-jangan dia memang berasal dari sisi dunia yang lain? Tidak-tidak... tidak mungkin.
Fay tiba-tiba berhenti melanjutkan ceritanya.
"… Hey...! Apa kau merasakanya Fay????....!"
Yang benar saja! Saat ini-jam 4 pagi-kaca jendela toko tiba-tiba bergetar! Makanan dan barang di rak toko satu persatu jatuh! Semakin lama getaran semakin terasa dan membesar! Gempa bumi! Gempa terjadi lagi untuk yang kesekian kalinya!
Kami berdua bergegas pergi keluar! Gempa ini lebih besar dari kemarin! Rumah-rumah di sekitar roboh satu persatu! Sial!! Tak banyak tempat yang luas di sekitar sini, ini gawat sekali! Tanah yang ku pijak tiba-tiba bergetar lalu terbelah menjadi dua bagian!
Arghhh!!
Aku terpeleset! Namun entah kenapa aku berhasil berdiri lagi dan meloncat ke arah yang berlawanan sambil berguling ketanah dan kembali berlali! Aku mencoba untuk terus fokus apapun yang terjadi! Sudah tak terhitung berapa kali aku terjatuh dan bangun! Bahkan aku hampir terkena puing-puing bangunan! Aku tetap berdiri, berlari dan melupakan semua rasa sakit yang kuterima!
Lari, dan lari!
Hidup!
Selamat!
Itulah yang terus kutekankan dipikiranku saat ini!
Lari!
Fay... dia sangat gesit sekali! dia menghindari setiap puing-puing bangunan yang hampir menimpanya! Meski jalanan cukup licin tapi dia masih bisa berlari dengan cepat! Apa dia benar-benar seorang perempuan?? Apa dia benar seorang manusia???
Tak lama kemudian gempa akhirnya berhenti, gempa yang terjadi kali ini tak terlalu lama, gempa terjadi mungkin sekitar 5 sampai 7 detik. Tapi guncangan yang terjadi sangat besar sekali! Gempa ini mengakibatkan hampir seluruh bangunan besar roboh dan bangunan kecil rata dengan tanah!
"Awas!!!"
Tiba-tiba seseorang berteriak memperingatku! Terlihat sebuah pohon yang cukup besar tumbang berada tak jauh di atas ku dan siap menimpa!
BRUGSSHHHHHHHGHHGH!!!!!!
"Arghh!"
Fay mendorongku dengan keras! Aku terdorong kebelakang dan jatuh ke tanah!!
Sial!! Sakit sekali, kaki dan tangan ku terluka saat benturan terjadi, Fayy??? Di mana dia?? Apa dia tertimpa pohon tersebut???
....CRRCCCHHHKKK!
"Aaaaaaaaaaaaaaaa!!!"
Fayy??? Fayy?? Dia berteriak??
Aku mencoba berdiri lalu berjalan mengelilingi pohon yang tumbang tersebut dengan sedikit terpincang-pincang.
"Fayy!! Di mana kau? Fayy!!"
Setelah mengelilingi pohon tersebut, akhirnya aku menemukannya... dia selamat tapi... dia sedang jongkok dan menatap pohon tersebut, sedang apa dia? Kenapa? Ada apa? Fay melihat kearahku, pandangannya seolah mengatakan bahwa dia sangat marah kepadaku, namun tiba-tiba wajahnya seperti sedang bersedih... meski tak terlalu terlihat bersedih. Entahlah, aku tak bisa menebak wajahnya dengan detail, sialan Fay... ada apa?? Kenapa????
Fay berdiri dan dia menjulurkan kedua tanganya kepadaku.
"Kenapa? Tanganmu terlu...ka...???"
Terlihat wajah Fay menjadi sedih.
"Lufffy-."
"..."
Handphone ku!!! Sialan!!
Handphoneku sudah tak berupa lagi, rusak total! Tidak! Ini adalah satu-satunya benda yang sangat penting! Fay sialan… argh! Aku tak sanggup memarahinya karena dia sudah menyelamatkan hidupku, meski aku masih mendapatkan luka... sialan.
"Apa Luffy baik-baik saja?"
"Ah... Yaa, entahlah."
Smartphoneku yang tidak baik-baik saja woi, dia malah memanggil Luffy dan Luffy(Karakter utama One Piece).
Gempa yang telah terjadi sesaat terlupakan.
Saat itu aku baru saja menyadari sesuatu, dan itu membuat seluruh tubuhku bergetar, lemas, takut dan tak berdaya.
Jalanan sudah tak berupa seperti biasanya, banyak sekali retakan kecil hingga retakan yang besar, ada pula yang berlubang, terbelah, penuh dengan lumpur, genangan air. Rumah-rumah ambruk dan hancur, beberapa gedung tinggi roboh dan beberapa lainnya telah menjadi puing-puing dijalanan.
Kota ini benar-benar hancur.
Setelah semua yang terjadi, tiba-tiba suasana menjadi hening... yang bisa kudengar hanya suara rintikan air hujan. Aneh sekali, kemana perginya orang-orang? Di mana mereka? Apa mereka semua selamat?
Napasku kemudian menjadi tak teratur, jantung berdetup semakin kencang, telingaku tiba-tiba berdengung, lalu semua suara seolah senyap begitu saja.
Aku memejamkan mataku dan menutup rapat telingaku dengan kedua tangan, kemudian aku membukanya kembali secara perlahan. Saat itu juga aku melihat banyak sekali mayat-mayat yang tergeletak begitu saja, aku melihatnya dimana-mana, disetiap sudut bangunan yang roboh aku melihatnya lagi, di sana... di sana... dan juga di sana.
Ini buruk sekali.
Aku tak bisa berkata apa-apa lagi, aku tak ingin melihatnya.
Air mataku tiba-tiba keluar sedikit demi sedikit.
Kenapa ini... kenapa aku bersedih?? Sial, sial, sial!!!
Sebenarnya aku bukanlah orang yang peduli terhadap sesama, aku... adalah orang yang acuh, aku bukan orang lemah seperti mereka! Tapi setelah semua hal yang terjadi saat ini, perasaanku menjadi aneh, hatiku terasa sakit. Aku tak tahu apa lagi yang harus kulakukan, aku tak memiliki apapun lagi, aku bahkan tak ingat sama sekali dengan masa laluku, yang ku ingat hanyalah... aku pernah besar di sebuah panti asuhan dan 10 tahun lalu panti asuhan itu sudah tidak ada.
Dan sekarang semuanya benar-benar hancur, aku tak memiliki apa-apa lagi... identitasku tidak jelas. Tak ada lagi yang dapat ku perbuat saat ini, orang-orang telah meninggal. Tak ada gunanya aku hidup jika seperti ini.
Aku duduk dan bersender di sebuah tembok bangunan, terdiam lemas dan tak berdaya, luka di tubuhku tak kurasa sedikitpun. Saat itu aku merasa sangat kehilangan segalanya... aku berpikir jika semua ini hanyalah mimpi, tapi aku sadar... ini semua benar-benar terjadi. Saat itu juga aku ingin menyerah dan mati, tapi... hati kecilku masih belum padam, aku harus tetap hidup apapun yang terjadi.
Malampun berganti pagi, dan hujan perlahan mulai berhenti.
Fay memanjat salah satu bangunan dan berdiri diatasnya begitu saja, masih dengan pakaian jas hujannya. Aku tak tahu apa yang sebenarnya dia pikirkan? Apa dia tak takut terjatuh? Apakah dia melihat sesuatu? Ekspresi wajahnya sulit untuk di tebak.
Setelah beberapa menit berdiri di atas sana, dia meloncat kebawah dan menghampiriku.
"Hey."
"Hmm?"
"Di sana ada banyak orang."
"Banyak orang?"
Meski apa yang Fay katakan tak terlalu jelas, tapi aku bisa mengerti, entahlah… sepertinya aku sudah terbiasa dengannya. Apa mereka orang-orang yang masih selamat? Atau mungkin bantuan? Entahlah, aku harus kesana.
Kami berdua mencoba pergi ke tempat yang Fay lihat sebelumnya, namun aku tak terlalu berharap lebih. Pasalnya bencana yang baru saja terjadi dan dikeadaan yang seperti ini, sangat sulit dipercaya jika bantuan datang dengan cepat, bahkan terlalu cepat. Apa mungkin dia salah lihat? Entahlah.
Sesampainya di tempat yang di tuju, aku melihat cukup banyak orang yang sedang berkumpul... mungkin sekitar 100 orang, bahkan lebih. Kebanyakan dari mereka adalah anak kecil sampai remaja, orang dewasa hanya beberapa saja dan aku tak melihat ada lansia di sini. Aku juga melihat beberapa orang menggunakan seragam militer, dia dan beberapa orang lainnya bergotong royong saling membantu dan membagikan makanan serta minuman seadanya.
Dia juga menyambut hangat kedatangan kami, dia menyuruh seseorang untuk memberi kami makanan dan minuman. Aku tak menyangaka, di saat seperti ini masih ada orang seperti mereka, meski mereka terlihat sangat naif sekali dengan apa yang sedang mereka lakukan saat ini.
Saat beristirahat, aku tak sengaja mendengar percakapan dari orang-orang di sekitarku, mereka berkata jika hujan telah mengguyur seluruh Kota selama berhari-hari, siang dan malam. Disertai gempa kecil yang datang secara tiba-tiba dan tak bisa di prediksi kapan datangnya bahkan oleh BMKG(Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), dan terkadang sering terdangar suara dentuman atau ledakan diatas langit, meski tak terlihat abu hitam maupun api ledakannya.
Setiap harinya kekuatan gempa semakin membesar dari hari ke hari, bahkan kabarnya hujan dan gempa hanya terjadi di Kota ini saja. Kutukan, ujian dari tuhan, hari akhir, hari pembalasan, kiamat, itulah yang orang-orang katakan.
Ini mulai terdengan aneh, sangat aneh sekali!
Benar-benar sebuah fenomena alam yang tak biasa.