Chapter 9 - Kegilaan

Ketika aku membuka mataku, aku melihat sebuah cahaya yang menyilaukan, entah kenapa saat ini aku berada di suatu tempat yang benar-benar asing namun entah kenapa aku merasa pernah berada di sini. Apa aku benar-benar sudah terbangun? Apa semua yang telah terjadi hanyalah mimpi buruk? Saat ini aku berada disuatu tempat yang sangat cerah sekali.Aku berada di atas bukit dengan pemandangan yang sangat indah dibawahnya, dari atas sini aku melihat banyak sekali pohon-pohon besar yang diselimuti awan-awan tipis, pohon-pohon tersebut terlihat seolah seperti istana, indah sekali.

Kulihat di sampingku ada seorang wanita asing yang sangat cantik, dengan rambut panjangnya yang terlihat indah. Aku juga melihat seorang wanita di samping kiriku, dia tersenyum padaku, tanganya melambai kepadaku, dia mencoba meraihku, namun semakin dia mencoba untuk meraihku dia semakin menjauh dariku, dan terus menjauh.

Namun ternyata itu hanya perasaanku, akulah yang menjauh darinya, aku menjauh dari tempat tersebut. Entah kenapa aku merasa aku tak ingin meninggalkan tempat itu, aku ingin tinggal, di sana terasa sangat hangat dan nyaman, disaat yang bersamaan aku merasakan sesak di dada. Semakin jauh ku meninggalkannya semakin terasa sakit yang kurasakan.

Aku.... aku tak ingin pergi!

Aku harus kembali kesana!

Dia menungguku!

Aneh sekali, aku bahkan tak tahu siapa dia? Siapa yang menungguku, tapi aku ingin sekali bersamanya. Semakin aku mencoba untuk kembali ke tempat tersebut semakin menjauh pula tempat tersebut! Lalu tiba-tiba tempat itu berubah, segala hal yang kulihat datang kepadaku dan berputar-putar mengelilingi tubuhku! Semakin kencang! Dan semakin kencang!

Kepalaku pusing, telingaku berdengung!

Arghhh!! Hentikan!!!

Dan seketika aku terbangun untuk kedua kalinya! Keringat dingin memenuhi tanganku dan tanpa kusadarai tanganku menggenggam tangan Fay, sejak kapan? Entahlah, saat itu juga aku langsung melepaskannya. Benar-benar mimpi yang aneh, aku tak percaya itu adalah mimpi, mimpi tersebut benar-benar nyata, sialan.

Tak seperti di mimpiku, di sini benar-benar gelap! Sialan, aku hampir lupa dengan keadaan di Kota ini, bahkan setelah semua yang terjadi awan hitam yang di sertai hujan gerimis masih ada di atas sana, entah sampai kapan ini akan berhenti, apakah akan ada sesuatu lagi yang akan menimpa? Entahlah, semoga tidak ada lagi hal-hal yang tak di inginkan.

Fay... siapa sebenarnya gadis ini? Apakah dia benar dari dunia ini? Atau hanya gadis aneh biasa? Tapi gadis secantik ini apa dia memang seaneh itu? Tidak mungkin, tapi... mungkin saja, argh... aku semakin pusing! Ini semakin membingungkan!

Sebelumnya dia pernah berkata jika dia ingin menghentikan sebuah proyek portal dimensi, dan kenapa harus dihentikan? Bukan kah itu penemuan bagus? Entahlah, aku tak tahu apa jalan pikir dari orang-orang sepertinya.

Dulu saat berita tentang United ini mulai ramai, aku tak begitu tertarik dengan berita tersebut, berita tentang United ataupun tentang proyek mereka. Aku hanya berpikir jika berita ini mengada-ngada dan orang-orang terlalu membesar-besarkannya.

Yang ku khawatirkan sekarang adalah tembok tersebut.

Hitam, besar, dan menjulang tinggi, mungkin sekitar 50m? 100m? Atau lebih? Aku tak tahu, tembok itu benar-benar besar dan tinggi.

Kota ini di penuhi dengan warna hitam, sejauh mata memandang hanya hitam dan hitam yang kulihat. Seseorang pernah berkata kalau warna hitam itu adalah warna kematian. Apakah Kota ini sedang di teror oleh sesuatu yang dinamakan... kematian? Entahlah.

Di setiap tanah dari tebing tersebut terdapat bebatuan besar, beberapa dari batu-batuan tersebut memiliki ujung yang runcing seolah menunjukan bahwa tak ada satupun orang yang bisa keluar dari Kota ini, jika ada yang berpikir untuk memanjatnya, mereka sudah gila.

Beberapa retakan dijalanan membentuk sebuah jurang yang cukup dalam, angin yang keluar dari jurang membuat sebuah suara yang cukup menyeramkan, seolah seperti ada seekor makhluk buas yang hidup di sana, entahlah.

Jika Kota ini benar-benar terisolasi dan tidak ada satu orangpun yang bisa keluar ataupun masuk, maka tamat lah sudah. Tinggal menunggu waktu sampai stok makanan, dan obat-obatan habis, kemudian orang-orang akan mulai kelaparan, lalu keadaan di Kota akan semakin kacau dan semakin menggila, semua orang akan melakukan apapun demi bertahan hidup, termasuk berbuat kejahatan.

Tapi di saat seperti ini pikiran seperti itu tidaklah salah, mereka hanya terpaksa dengan kondisi saat ini, memburu atau mati. Karena kita tak bisa terus menerus berharap kepada sesuatu yang samar, kita tak bisa menunggu dan terus menunggu. Tubuh akan semakin melemah dan kitapun akan semakin lengah. Entah kenapa aku merasa hal buruk akan terus terjadi dan terjadi lagi.

Setelah beberapa menit aku terbangun dari tidurku, aku mendengar suara helikopter dari kejauhan, aku tak yakin itu adalah helikopter... karena suara tersebut benar-benar kecil. Air hujan ini benar-benar mengganggu, dan tak lama setelah itu aku mendengar seseorang berteriak.

"Di sini!! Tolong!! Woiii!!"

Orang itu meneriaki sesuatu yang berada di atas sana, helikopter! Ya! Ternyata benar, apa yang kudengar sebelumnya adalah helikopter!

Saat suara helikopter itu semakin terdengar dan bayangannya mulai terlihat, satu persatu orang yang selamat mulai terlihat dan berkumpul di satu titik, mereka meneriaki helikopter tersebut.

Harapan!

Helikopter tersebut merupakan satu-satunya harapan yang di butuhkan orang-orang saat ini, namun...

Helikopter itu tiba-tiba kehilangan kendali!

Helikopter tersebut terjatuh dan menimpa puing bangunan yang berada di bawahnya, lalu meledak!

BOOOMMRGHHHHHHHHH!!!!!

Kejadian ini sangatlah aneh tapi nyata, benar-benar tak bisa dipercaya namun hal tersebut baru saja kami lihat, dan benar adanya! Sama halnya ketika beberapa pesawat yang hilang kendali dan terjatuh.

Sudah kuduga! Ada yang aneh dengan Kota ini! Kita benar-benar terisolasi, tak ada satupun jalan keluar yang dapat kami tempuh, sial!

Orang-orang terkejut, terpukul, tak percaya, tak berdaya, mental mereka seketika jatuh kembali, lagi-lagi kejiwaan kami diuji kembali. Semua orang kehilangan harapan dan putus asa, tubuh dan jiwa mereka benar-benar telah hancur, satu persatu harapan mereka hilang begitu saja.

"Akhir dunia."

"Kita semua sudah tamat."

"Hukuman."

Semua orang mengakatan hal yang serupa dan aku tak bisa berkata apa-apa, karena semua ini memang fakta. Aku benci mengakuinya tapi, saat ini hati dan pikiranku sedang tidak sinkron, seolah semua ini saling terkait, dan dia(Fay) adalah sesuatu dari semua ini.

Tiba-tiba terdengar suara aneh yang bergemuruh di dalam jurang yang tak jauh dari tempatku, lalu kemudian angin besar berhembus dari bawah ke atas, lalu di ikuti suara lolongan serigala.

Auuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

Suara tersebut membuat bulu kuduk semua orang yang mendengarnya merinding.

WUUUEEYISHIKJXAAGAABA

Setelah itu aku kembali mendengar suara yang menakutkan dari dalam jurang!

Suara itu kecil, namun sangat terdengar jelas!

Suara apa itu?!

"Hey kau mendengarnya?"

Aku mencoba menanyakan kepada seseorang yang tak jauh dariku.

"Hah… kau… anakku?"

"??"

Hah?? Kenapa dengannya? Aku mencoba menanyakan lagi kesetiap orang yang berada di sini, namun tak ada satu orangpun yang menjawab pertanyaanku dengan benar, mereka sudah gila. Pandangan semua orang terasa kosong, mereka tak lagi melihat kedepan maupun belakang, mereka sudah tak melihat masa depan, masa lalu, maupun masa kini, mereka hanya daging dan tulang berjalan tanpa jiwa didalamnya, mereka seperti zombie.

Orang-orang ini sudah tamat, aku tak bisa berdiam di sini terus menerus, atau aku akan kehilangan harapan dan menjadi seperti mereka. Aku harus segera pergi, di sini tidak aman, aku khawatir dengan sesuatu yang mengerikan di dekat jurang itu, aku takut jika makhluk itu benar-benar ada, lalu menyerang kami semua.

"Fay, Fay, Fay!"

Fay terbangun, dengan mata yang sedikit merah, lalu dia berdiri.

"Kau baik-baik saja?"

Dia hanya mengangguk, dia… mana mungkin dia baik-baik saja! Dia terlihat masih kelelahan, apa dia mencoba agar aku tak mengkhawatirkannya? Entahlah tapi... ya... sudahlah.

"Aku mau kembali ke toko, kau ikut?"

"Hmph."

Dia kembali mengangguk, aku merasa bersalah setelah membangunkannya, tapi ini demi kebaikan dan keselamatan kami berdua.

Aku tak tahu apa yang membuatku bisa berpikir jika toko itu akan baik-baik saja, bisa saja toko itu sudah rata dengan tanah, dan aku tidak akan mendapatkan apa-apa. Entahlah, hanya saja firsatku mengatakan untuk pergi kesana.

Di perjalanan menuju inamart untuk kesekian kalianya aku melihat pemandangan yang luar biasa buruknya. Tak ada satupun bangunan yang utuh, puing-puing bangunan berserakan di mana-mana, ribuan mayat tergeletak begitu saja, dari mayat anak kecil hingga mayat orang dewasa, ada yang tertindih puing bangunan, ada pula yang tertindih pohon. Ada yang sudah tak jelas kondisi tubuhnya, ada bagian yang terpisah dan hal-hal menjijikan yang lainnya.

Awalnya aroma bau busuk ini sangat menyengat hidungku, namun lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan aroma ini.

Setelah menempuh waktu yang cukup lama, kami sampai di Inamart. Dan aku benar-benar terkejut!

Seperti yang telah kuduga sebelumnya toko ini masih berdiri tegap! Hanya terdapat sedikit kerusakan kecil di tembok dan... pintu toko... ya... Fay yang melakukannya.

Saat kami memasuki toko, keadaan di dalam ternyata sangat kacau sekali. Barang-barang berserakan dimana-mana, retakan di atas atap, dan juga ada sedikit genangan air yang berasal dari atap yang bocor.

KRESCCK

Tiba-tiba saat keadaan sedang hening, aku mendengar sesuatu!

Suara itu berasal dari ruangan karyawan, apa ada seseorang di sana?? Kucing? Tikus? Entahlah, sial! Ini benar-benar menakutkan!

Namun dari kejauhan tampak terlihat cahaya kemerahan dari ruangan tersebut, aku yakin ada seseorang didalam sana!

Detak jantung yang berdetup semakin kencang! Semakin aku mendekati ruangan tersebut semakin kencangpula detak jantungku, secara perlahan aku mulai memasuki ruangan tersebut.

"Halo???"

...!!

Aku melihat seseorang sedang tertidur!

"Hallo?! Siapa diasana? Boy??! Siska??!!"

Awalnya aku takut sekali, namun saat aku semakin dekat dengannya, aku melihat wajah yang tak asing bagiku... dia seperti Bu Diana, pemiliki toko ini. Tapi aku perlu mendekatinya lagi agar terlihat lebih jelas.

Perlahan aku mendekatinya sambil mengetuk tembok bermaksud membangunkannya, dan benar! Itu Bu Diana, pemilik toko ini. Di dalam ruangan ini berantakan sekali, bahkan lebih berantakan dari luar sana. Kulihat di samping Bu Diana terdapat banyak sekali tumpukan botol minuman beralkohol yang sudah kosong, sepertinya dia habis mabuk dan tertidur... tunggu apa dia benar-benar masih hidup??

KRSSCHKK!

Dan sekarang aku mendengar sesuatu lagi!

Suara apa lagi itu?! Fay????!!

Dan setelah kulihat, suara itu memanglah berasal dari Fay! Sialan! Dia selalu mengejutkanku! Fay dengan dinginnya dia mengambil makanan yang berserakan lalu memakannya begitu saja, dia duduk dan tertidur, dan... makan lagi, tidur-makan-tidur-makan.

HAHHH????!!?!?!??

Dia tertidur sambil membuka dan memakan cemilan? Yang benar saja, apa dia benar-benar manusia? Aku tak tahu apa yang harus aku katakan lagi kepadanya. Entah kenapa tiba-tiba aku teringat seseorang seperti dia, lupakan.