Chereads / BOS.. MAAFKAN KAMI / Chapter 14 - Cerita 14

Chapter 14 - Cerita 14

"yheee terima kasih kak billy, kamu yang minta kak billy datang? terima kasih ya?" kata risty senang, risty sejak tadi bingung menjelaskan pada kakaknya kalau dia tak punya hubungan dengan herry, jadi dengan kehadiran billy dia yakin bisa menjadi saksi untuk membelanya. Risty senang dan langsung mendahului herry menemui kakaknya yang sedang ngobrol dengan seru bersama billy.

"halo kak billy.." sapa risty pada billy.

"bagaimana kak billy bisa tahu kalau kak evan datang ketempat ini?" tanya risty lagi dan dia kembali duduk disamping kakaknya.

"kakakmu yang menelpon aku" jawab billy,

"kau ingat kak billy pernah meminta nomor hp kakakmu, sejak itu kak billy dengan kakakmu sudah saling berhubungan kembali" kata billy lagi.

"kamu dari mana aja kenapa lama sekali?.."tanya evan pada adiknya.

"tadi aku menelpon teman dirumah sakit kak.." kata risty berbohong, dan dia melihat ke kakaknya agak takut.

"eh bos.. kenapa disini? Bukannya sejak tadi keluar katanya ada janji dengan seseorang?" billy kaget dan langsung berdiri melihat bosnya yang berjalan mendekat kearah mereka.

"iya tadi aku bertemu klien disana, sudah selesai dan aku melihat kalian ditempat ini jadi aku mampir kesini" kata herry dia tersenyum.

"eh van.. kenalkan ini bosku herry, dia juga adik kelasku waktu kuliah dulu.." billy memperkenalkan herry pada evan sahabatnya sewaktu sekolah dulu. Evan menatap herry sedikit ragu, berpura-pura biasa saja, padahal dalam hatinya penuh pergolakan, orang ini dulu hanyalah seorang remaja yang sedang sekarat, tapi sekarang dia telah menjadi laki-laki yang penuh wibawa dan agak mengintimidasi tapi kemudian evan tersenyum palsu.

"saya evan sahabat billy dan juga kakaknya risty.. mari pak herry silahkan duduk" kata evan memperkenalkan dirinya. Dengan tenang herry duduk disamping evan berhadapan dengan risty, dalam hati herry merutuk dirinya sendiri, jadi tadi aku cemburu pada kakaknya,

"oooh jadi ini ya kakaknya risty, aku sudah sering dengar namamu dari cerita risty dan billy.." dan dia tersenyum tipis menatap risty yang dibalas tatapan kesal oleh risty.

"nah sekarang orangnya disini, dan disini juga ada kak billy, kak evan boleh bertanya pada orangnya langsung, aku dan dia tak ada hubungan apapun kak.." kata risty memulai pembicaraan untuk menghilangkan kecanggungan antara kakaknya dengan herry.

"isy.. apaan.. kenapa pembicaraan itu dibahas disini?" kata evan melirik adiknya kesal.

"habis kakak nggak percaya sih sama isy.. aku bicara yang sebenar kak.." kata risty protes.

"iya isy benar.. memang sekarang aku belum resmi jadi pacar adikmu, tapi.. mudah-mudahan kedepan dia bisa jadi pacarku, dan mungkin juga bisa jadi istriku" kata herry penuh percaya diri, dan dia mendapat tatapan dari semua orang dengan gaya mereka masing-masing, risty melotot, evan agak takut sedangkan billy tersenyum.

"jangan mimpi!!" kata risty ketus, evan terdiam memandangi herry dan risty, dia bisa merasakan kalau diantara herry dan adiknya ada getar yang tak biasa, walaupun saat itu mereka sedang tidak akur tapi dia bisa melihat dari cara mereka menatap dan dia tak ingin itu berlanjut.

"eh maaf pak herry ya..aku tadi memang memarahi adikku soal gosip yang beredar tentang hubungan kalian, masalahnya adikku risty sudah punya tunangan yang sangat mencintainya dimana tunangannya itu juga adalah sahabatku, jadi tolong dengan sangat kalau bisa pak herry lebih baik menjauh dari adikku.." kata evan dengan tegas tak ingin urusan ini berlanjut. kilatan kemarahan terlihat dimata herry hanya sekejap tapi cukup menakutkan.

"oh maaf, selama ini aku tidak pernah tahu kalau risty sudah punya tunangan, karena aku hanya laki-laki yang biasa, jadi saat melihat wanita cantik dan mempesona seperti risty aku langsung jatuh cinta dan menginginkan dia menjadi milikku" kata herry serius dan tetap tenang. Wajah risty memerah malu, dia tahu herry menyukainya tapi belum pernah herry berkata seperti itu padanya walaupun perkataan itu bukan ditujukan padanya, jantung risty tetap berdebar dengan kencang.

"aku bisa mengerti, tapi karena sekarang pak herry sudah tahu kalau risty punya tunangan jadi harap pak herry bisa menjauh dari risty, aku juga akan dengan sangat keras melarang risty untuk bergaul dengan pak herry, supaya tidak menimbulkan gosip" kata evan lagi.

"ih siapa juga kak yang ingin berhubungan dengan dia.. aku nggak pernah mau kak" kata risty meyakinkan kakaknya. Billy melirik takut pada bosnya dia bisa merasakan dibalik wajah tenang bosnya sebenarnya ada kemarahan disana.

"pak evan sepertinya agak kurang menyukaiku, apakah semua itu karena gosip buruk yang beredar tentangku? Tak ku sangka pak evan mempercayai gosip." Kata herry tetap tenang.

"aku bukan orang yang percaya dengan gosip, aku tahu pak herry pastilah orang yang sangat hebat, tapi aku hanyalah seorang kakak yang berusaha melindungi kehormatan adiknya, sangat tidak sopan jika dia yang sudah bertunangan terlibat gosip yang kurang baik dengan seorang seperti pak herry, juga kurasa adikku tidak pantas berhubungan dengan pak herry" herry dan evan saling menatap untuk sesaat dengan pikiran mereka masing-masing.

"kalau boleh aku tahu seperti apakah tunanganmu itu isy?" tanya herry penasaran pada risty. Risty sedikit terkejut dengan pertanyaan herry itu, dia terlihat gugup.

"orangnya hebat, walaupun dia belum sekaya keluarga pak herry tapi dia juga tidak terlalu jauh berbeda dari pak herry dalam mengelola perusahaannya, aku rasa dia cukup pantas buat risty" bukan risty yang menjawab pertanyaan herry itu tapi evan yang bantu menjawabnya.

"baiklah kalau seperti itu, aku sangat berharap tunangan risty itu seorang yang baik, menyayangi risty dan bisa diandalkan, supaya kalau aku harus mundur, aku akan mundur dengan iklas.." kata herry dia menatap risty agak kurang iklas, hatinya rasanya teriris-iris begitu menyakitkan. Tak jauh berbeda dengan perasaan risty, dia tertunduk pura-pura sibuk dengan hpnya padahal karna tak ingin menatap herry. Dalam hati kecilnya risty sangat menyesal dan pasrah karena dia sadar walaupun dia sangat menyukai herry tapi itu hanya bisa dia lakukan diangannya saja bukan untuk diwujud nyatakan. Risty tak bisa membayangkan apa yang akan herry perbuat kalau dia tahu kenyataan, bahwa risty dan kakaknya pernah mencuri dari herry dan keluarganya.

Billy yang sejak tadi mendengar pembicaraan itu jadi kasihan dengan bosnya, dia tahu dalam dua bulan terakhir ini bosnya telah banyak berubah, bosnya tak peduli lagi dengan perempuan yang lain dan hanya fokus pada risty seorang, billy juga sudah sangat yakin kalau risty akan menjadi harapannya untuk mengubah pandangan bosnya tentang perempuan, dan akan menjadi perempuan terakhir dan satu-satu dalam hidup bosnya, tapi kenyataan tak seperti harapannya, ternyata risty telah punya tunangan. Sebenarnya billy sedikit ragu, memang benar risty telah menolak bosnya berkali-kali tapi alasan dia menolak bosnya tak pernah dikatakan kalau risty telah punya tunangan, hanya saat ini, saat evan datang dan mengatakan kalau risty telah punya tunangan, jangan-jangan tunangan itu hanya keinginan kakaknya saja, pikir billy.