Chereads / BOS.. MAAFKAN KAMI / Chapter 15 - Cerita 15

Chapter 15 - Cerita 15

Sepulang dari restoran itu herry menyuruh billy untuk membatalkan semua acaranya sore itu, dan dia dengan penuh kemarahan mengamuk dikantornya.

"BRENGSEK.. DIA PIKIR SIAPA ADIKNYA ITU.." kata herry marah, sedangkan billy hanya diam tertunduk mendengar kemarahan bosnya.

"Memang Benar Adiknya Itu Cantik, Sexi Dan Baik.. Tapi Sialan Diluar Sana Masih Banyak Perempuan Yang Lebih Cantik Dan Lebih Sexi Dari Adiknya Itu.. Dan Ingat Bil.. Kamu Jadi Saksinya Kalau Aku Pasti Bisa Mendapatkan Gadis Lebih Dari Adiknya Itu.." billy hanya diam tertunduk tak berani menatap bosnya.

"dia bilang tunangan adiknya itu sama seperti aku..MIMPI!!!... AKU HERRY HERMANTO  Bukan Orang Biasa Seperti Mereka..SIAPA MEREKA!!.." herry tertawa seakan hal itu sangat lucu. Walaupun herry tertawa, tapi billy bisa merasakan kalau bosnya sedang sakit hati.

Malam itu herry meminta billy menemaninya minum alkohol, mereka tidak ke bar karena herry tak ingin orang-orang melihatnya mabuk, apalagi kalau mereka tahu dia mabuk hanya karena seorang perempuan itu sangat memalukan buat herry, maka dengan terpaksa billy yang tidak minum alkohol harus menemani bosnya mabuk dan bertugas mengurus bosnya saat dia mabuk. billy merasa kasihan pada bos sekaligus temannya itu, ini pertama kalinya bosnya ditolak dan dia agak kwatir entah apa yang akan terjadi selanjutnya mungkinkah bosnya akan semakin jahat, atau mungkin saja akan bertobat, billy masih tak tahu apa yang akan terjadi.

Pagi itu herry terbangun dengan rasa sakit dikepalanya dan seluruh badannya akibat terlalu banyak minum alkohol. Dia teringat kembali apa yang terjadi padanya kemarin, kamarahan dan rasa terhinanya dia rasakan kembali menyebabkan rasa sakit dihatinya dan dia mengumpat marah lagi tapi sakit dikepala dan seluruh badannya membuatnya berhenti  dan setelah dia tenang.

"halo mir.. kamu lagi dirumah sakit?" tanya herry pada mira ditelpon.

"kenapa her.. kamu terdengar sepertinya sedang sakit, Kamu sakit? Apa yang kau rasakan her? Apa aku harus menyuruh salah satu dokter kami untuk memeriksamu?" tanya mira kwatir, dari suara herry mira bisa tahu kalau dia sedang sakit.

"aku hanya sakit kepala mir.. tapi kalau kamu ingin menyuruh salah satu doktermu, boleh aku minta risty yang datang?" herry tertawa pelan, merasa lucu dengan permintaannya, tapi dia mamang sangat mengharapkan risty datang kerumahnya. Tawa herry terhenti karena dia harus bersin, ternyata semalaman dia tidur dilantai, billy mungkin menaruhnya ditempat tidur tapi dia sendiri yang turun kelantai dan tidur disana.

"okay aku akan minta risty datang memeriksamu.." kata mira, tapi segera dipotong oleh herry.

"nggak usah mir.. aku hanya mau minta resep obatmu saja, biar nanti billy yang menebus obatnya" kata herry, setelah bersin itu dia juga mulai batuk dan flu.

"her, kamu harus diperiksa dulu baru diberikan obat.."

"nggak usah mir, aku hanya sakit kepala karena semalam mabuk, dan juga sedikit flu karena  semalam tidur dilantai" kata herry.

"jadi sekarang kamu mulai mabuk-mabukan her?.. Apa yang terjadi?" tanya dokter mira sedikit kesal dan penasaran.

"sudahlah mir, aku hanya punya sedikit masalah dikantor, jadi semalam niat minum sedikit ternyata tanpa kusadari aku mabuk" kata herry berbohong.

"ok aku akan menelpon billy untuk memberikan resep obat yang harus dia tebus, sekarang kamu istirahat saja, jangan dulu kekantor" kata mira dan menutup telpon. Herry tesenyum mendengar perintah mira yang terakhir, dia tak mungkin tidak masuk kantor, tapi karena tubuhnya agak sakit herry berniat kembali tidur sebentar saja.

Setengah jam kemudian herry dibangunkan oleh ketukan dipintu kamarnya.

"tuan boleh masuk?"

"iya... masuk aja," perintah herry pada orang yang mengetuk pintu kamarnya, dia masih malas untuk bangun.

Risty karena kemarin bolos saat kerja, makanya untuk menebus itu dia lembur menggantikan temannya jaga malam, dan pagi itu saat dia selesai jaga, dia mendengar dokter mira sedang meminta salah satu dokter untuk ditugaskan ke rumah pasien VVIP mereka. Karena dia baru saja selesai jaga dan hendak pulang dokter risty berniat membantu dan menawarkan diri untuk memenuhi tugas itu, dokter mira sebenarnya agak ragu, tapi akhirnya dia menyetujui. Dan disinilah risty.

"ini tuan.. ada dokter dari rumah sakit yang diminta dokter mira untuk memeriksa keadaan tuan" kata pelayan itu pada herry. Herry yang baru bangun agak lama baru memberikan reaksinya. Dengan agak malas dia memutar tubuhnya menghadap ke arah pelayannya itu.

"huh.. mira itu.. sudah ku bilang nggak usah diperiksa, tetap aja keras kepala" dan herry memfokuskan pandangannya pada dokter yang bersama pelayan dirumahnya tadi. DEG.. herry tersenyum kecut melihat siapa yang datang.

"tapi kupikir dokter mira benar, kamu harus diperiksa dulu baru diberikan obat, bagaimana kita tahu apa sakitmu kalau tidak diperiksa.." kata dokter itu, dan dokter itu berjalan mendekat ke herry.

"bu inem pergilah.. kalian bisa meninggalkan kami, dan jangan datang lagi kalau tidak dipanggil" kata herry, pelayan yang dipanggil bu inem oleh herry itu langsung menuruti apa yang dikatakan oleh majikan mereka. Dokter risty yang berniat memeriksa keadaan herry terhenti langkahnya mendengar perintah herry pada pelayannya itu.

"kenapa ibu itu harus keluar?" tanya dokter risty agak ragu.

"kenapa? kau takut dok? Tenanglah aku bukan laki-laki brengsek yang akan menggoda seorang dokter yang akan mengobatiku, kecuali kalau orangnya mau digoda" kata herry menatap risty dan untuk sesaat mereka diam saling manatap.

"baiklah.. pak herry apa keluhanmu? Apa yang kau rasakan?" tanya risty secara profesional. Saat risty mendekat dia bisa mencium bau alkohol dari tubuh herry.

"pak herry semalam mabuk ya?" tanya risty lagi.

"kenapa kau datang?" tanya herry tak menghiraukan pertanyaan risty.

"kenapa? Aku datang untuk mengobati pasien, ada yang salah?" risty tak peduli dan dia mulai meriksa herry.

"bukannya kakakmu melarangmu bertemu dengan aku?" tanya herry masih penasaran

"aku disini bukan untuk membuat gosip, tapi sedang bekerja" kata risty tenang. Herry menatap risty, wanita ini telah membuatnya marah besar kemarin, tapi setelah melihatnya lagi rasanya kemarahan yang kemarin itu telah hilang entah dimana, dan herry tersenyum.

"apa aku tidak pantas untukmu? Kenapa semua keluargamu tak menyukaiku?" tanya herry dia teringat kakeknya risty juga meminta dia untuk menjauh dari cucunya itu.

"kenapa jadi berpikir kamu tak pantas ?" tanya risty tenang dia sedang menuliskan resep obat untuk herry.

"jadi aku boleh mencintaimu? Kamu nggak keberatan?" herry tersenyum bahagia medengar yang dikatakan risty itu.

"aku bilang begitu bukan bermaksud apa-apa, kamu itu laki-laki yang sangat baik dan hebat kok.., tapi sayangnya aku nggak suka sama kamu.. jadi bukan masalah kau pantas atau tidak, toh aku nggak suka" kata risty tersenyum sambil menyimpan peralatannya. Herry tak percaya dengan apa yang dikatakan risty itu, risty boleh bilang seratus kali kalau dia tak menyukai herry tapi hati kecil herry bisa merasakan kalau risty juga menyukainya.

"ini obat yang harus ditebus, kamu baru gejala flu, jadi aku lebih meresepkan vitamin untuk kau minum, jangan lupa untuk minum air putih yang banyak, dan ku harap kamu jangan mabuk lagi" kata risty dan hendak pergi.