Herry membuka matanya dengan perasaan lega, sakit kepala yang dia rasakan pagi tadi sekarang berangsur hilang, batuk dan hidung mampetnya juga telah hilang, seketika herry tersadar dan ingat kalau sebelumnya dia meminta risty untuk tetap berada dirumahnya, setengah melompat dari tempat tidur herry bangun dan mencari keberadaan risty. Tapi kemudian herry diam tak bergerak seperti patung, dari tempatnya dia melihat risty sedang tidur di sofa didalam kamarnya. dengan perlahan karena tak ingin membangunkan risty herry berjalan mendekat ke sofa itu dan duduk didepannya, wajah herry melembut tersenyum melihat risty yang sedang tidur. risty ternyata belum mengganti pakaiannya dia masih dengan pakaian yang dipakainya pagi tadi, hanya saja sekarang dia tak memakai jas putih dokternya, dan dia tertidur dengan lelapnya. wajah gadis itu ternyata lebih cantik saat dia sedang tidur, bulu matanya yang panjang dan lentik terlihat indah dan itu asli bukan tambahan, dengan perlahan jari telunjuk herry ingin menyentuh bulu bata itu, tapi hal itu meyebabkan risty berpaling dan membalikkan badannya membelakangi herry. Wajah herry yang sedang terpesona menatap risty berubah menjadi kelam, hatinya menjadi sakit saat risty berpaling darinya dia juga teringat kalau risty sudah punya tunangan dan tak akan bisa dia miliki, rasa rasa marah dan egoisnya langsung menguasai herry.
"aku sangat ingin memilikimu isy.."erang herry dan matanya berkilat penuh hasrat. Jari-jari herry mulai membelai rambut risty, pipinya, lehernya dan terus bergerak perlahan menelusuri kerah baju risty. Risty yang sedang tertidur mulai bergerak lagi akibat sentuhan herry itu,
"jangan takut sayang.. aku hanya ingin bercinta denganmu dan memperjelas kepemilikanmu.. aku begitu menginginkanmu dan membutuhkanmu isy.." bisik herry lembut mengoda, dia juga merebahkan tubuhnya diatas tubuh risty dan tangan yang satu mulai membelai tubuh risty. Merasa berat karena ditindih tubuh yang kokoh membuat kesadaran risty kembali, tubuhnya menyukai sentuhan itu tapi denting peringatan bergaung dikepalanya, dan risty tersadar sepenuhnya, dia syok dengan keberadaan herry diatas tubuhnya.
"ayo sayang.. aku sangat menginginkanmu sayang.. jangan takut ya.." bisik herry lagi dengan begitu menggoda, dan mulai melumat bibir risty dengan lembut dan menggoda. Risty menyukai lumatan itu tapi dia yang sudah sadar sepenuhnya kembali memejamkan matanya mengumpulkan semua akal sehatnya, dia menyadari bahwa dia harus menghentikan semua ini atau dia akan tersesat,
"TIDAK HERRY.. JANGAN LAKUKAN INI" risty mendorong herry dari atas tubuhnya, dan dia berusaha keluar dari kungkungan herry.
"diamlah isy.. kau pasti akan menyukainya.." kata herry dan mencoba kembali mencium risty.
"HERRY.. SADARLAH!!... aku tahu kamu bukan orang yang seperti ini!!" dia mendongak dan menatap herry matanya berkaca-kaca menahan tangis, melihat risty yang hampir menangis hasrat herry langsung hilang.
"Aku Tahu Dan Sadar Apa Yang Sedang Aku Lakukan Isy.." kata herry sambil menarik nafasnya dalam-dalam dan dia langsung berdiri.
"Aku Menginginkanmu Dan Ingin Memilikimu isy, Kalau Harus Dengan Cara Ini Agar Bisa Memilikimu Akan Aku Lakukan!!.. Demi Tuhan Isy Aku Sangat Membutuhkanmu Dan Sangat Mencintaimu.." gumam herry dengan nada setengah putus asa. Mendengar itu risty yang telah duduk, mulai manangis, kedua tangannya menutupi wajahnya dan dia terisak. sebenarnya tangisannya itu adalah tangisan kebahagiaan seakan semua yang telah dia impi – impikan selama ini terwujud, dia juga mencintai herry bahkan sejak dulu, tapi risty juga sangat takut kalau herry akan membencinya jika dia tahu kalau risty dan kakaknya pernah mencuri darinya. herry yang melihat risty menangis seperti itu merasa sangat bersalah, tapi juga merasa sangat marah sebegitu bencikah risty padanya dan pada sentuhannya.
Dua jam kemudian setelah risty tenang dan setelah mereka selesai makan siang, herry mengantar risty pulang. awalnya risty tak setuju, tapi bukan herry kalau menyerah begitu saja, dia tetap memaksa dan sedikit mengancam akhirnya dengan berat hati risty menyetujui juga. Sepanjang jalan mereka hanya diam, dua-duanya galau dengan pikiran masing-masing. Dan untuk menghilangkan kecanggungan pak hen sopir mereka terpaksa memutar radio untuk menghadapi suasana itu.
Beberapa kali herry melirik risty, sedangkan risty yang merasa galau melebihi dari yang pernah dia alami sebelumnya tetap berusaha memejamkan matanya, bayangan adegan dramatis tadi dan pernyataan cinta herry yang aneh bagaimanapun juga sangat membuatnya senang, dia juga ingin menyatakan cintanya pada herry, tapi rasa takut membuatnya galau. Herry yang tidak tahu pikiran risty saat dia melirik dan menemukan risty sedang memejamkan mata, jadi berpikir kalau risry sedang kelelahan dan tertidur.
"isy.. kita sudah sampai.." bisik herry ketika mereka telah tiba didepan rumah risty. Risty yang pada dasarnya tidak sedang tidur langsung bangun dan bergegas turun dari mobil herry,
"terima kasih pak hen.." pamit risty pada sopir herry, sedangkan herry hanya mendapat lirikan kesal dari risty.
"terima kasih juga isy sayang.. hati-hati dijalan ya.." herry yang mendapat lirikan kesal dari risty tersenyum membalas perkataan risty pada sopirnya. Risty mengacuhkan perkataan herry itu, namun saat dia turun dari mobil herry, dia melihat sebuah mobil yang dia kenal terparkir didepan rumahnya, dan wajah risty mulai memucat dia terlihat ketakutan.
"ada apa isy?" tanya herry dia menyentuh tangan risty untuk menyadarkanya.
"herry bawa aku pergi, aku tak ingin pulang.." kata risty ketakutan, firasat herry yang mengatakan ada sesuatu yang buruk segera menyuruh sopirnya untuk pergi. Tapi sayang pemilik mobil yang dilihat risty itu telah melihat mereka, dan dia keluar menghalau mobil herry.
"isy tolong.. kita harus bicara..dan ini penting.." kata orang itu setengah berteriak, dia telah berdiri didepan mobil herry dengan memegang sebuah batu.
"turun isy.. atau aku akan menghancurkan mobil ini!!.." kata orang itu lagi, herry menjadi marah mendengarnya,
"kalau dia macam-macam pak hen, tabrak saja!!" herry marah suaranya terdengar dingin menakutkan.
"siapa orang brengsek ini isy?!" tanya herry pada risty.
"jangan herry please.. aku tak ingin kau terlibat masalah dengan orang itu.. dia bukan orang yang baik herry.."
"kalau begitu kita harus lapor polisi.."
"jangan herry please.. dia tunanganku yang dibilang kakakku waktu itu.." risty berusaha memohon pengertian herry.
"kata kakakmu dia mirip aku?! Aku tak pernah menyiksa perempuan isy.." geram herry, pak sopir yang mendengar perkataan herry itu meliriknya dari kaca spion, herry memang tak menyakiti perempuan secara fisik tapi secara mental, bahkan mungkin lebih parah pikir pak hen, tapi dia hanya diam mendengar perintah bosnya.
"kamu memang tidak sejahat dia herry.. tapi pelase herry.. ku mohon jangan membuat kekacauan disini.." mendengar permohonan risty itu bukannya membuat herry diam, dia malahan turun dan menantang laki-laki yang dibilang tunangan oleh risty itu.
"hei bisa bos.. bisa sopan dikit nggak?!!" tantang herry.