"hei bisa bos.. bisa sopan dikit nggak?!!" tantang herry. Dia telah turun dari mobil dan dengan perlahan berjalan mendekati bram tunangan risty, mata tajamnya awas menatap bram, aura tubuhnya gelap dan sangat mengintimidasi, orang biasa yang melihatnya pasti akan ketakutan.
"senang bertemu denganmu.." kata herry sarkas, dia tersenyum tapi itu membuatnya lebih menakutkan. Bram juga tidak kalah menakutkan dari herry, dia diam menatap herry menilainya dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
"kamu siapa?!" tanya bram suaranya sedingin suara herry. Risty yang masih berada didalam mobil kembali turun dan berlari kearah herry memeluk tangan herry dan berusaha menariknya kembali ke mobil, tapi risty tak bisa menariknya herry seperti tertanam dengan dalam ditanah.
"sudahlah herry please.. jangan membuat kekacauan disini, lebih baik kamu pulang!" bujuk risty. Dan bersama dengan itu kakek risty dan juga kakaknya juga telah keluar dari dalam rumah.
"isy ada apa ini?! Kenapa laki-laki itu ada disini!!" tanya evan sedikit emosi pada adiknya. Kemarin ia telah melarang risty bergaul dengan herry tapi kenyataannya laki-laki itu yang mengantar risty pulang hari ini.
"Jadi Bajingan Itu Yang Kau Inginkan Menjadi Suami Adikmu? Kau Buta Atau Bodoh!! Apa Kau Tidak Merasakan Betapa Takutnya Isy Pada Orang Itu?!" geram herry di depan wajah evan, wajah evan sedikit berubah, sebenarnya dia sudah tahu dari cerita risty tentang perlakuan bram pada adiknya itu, tapi dia lebih takut kalau adiknya akan berhubungan dengan herry, takut rahasia besarnya akan terbongkar.
"Heiii Brengsek!! Bisa Jawab Nggak Apa Yang Kutanya Tadi?!! Siapa Kamu!!" tanya bram setengah berteriak pada herry. Evan yang mendengar itu langsung berbalik dan mendekati bram, berusaha menenangkannya.
Mendengar pertanyaan bram itu, ingin sekali herry meneriakkan kalau dia adalah calon suami risty, tapi dia sempat melihat wajah risty yang hampir menangis memohon padanya sambil berbisik " herry please.." dan itulah kelemahan herry airmata risty, dengan marah dia menarik nafasnya dalam.
"aku sahabatnya.. kenapa?! kau akan melarang isy menemui sahabatnya?!" jawab herry dan dia bisa melihat risty menarik nafasnya lega.
Sudah-sudah.. sekarang nak herry silahkan pulang.. Dan Kalian Semua Masuk Kedalam Rumah!! Apa Kalian Ingin Menjadi Bahan Gosip Untuk Semua Tetangga!!" kata kakeknya risty dengan tegas. Herry yang baru menyadari kehadiran kakek risty segera memberikan senyum dan penghormatan pada kakek, dan dengan segan dia menuruti perintah kakek. Sebenarnya herry agak berat hati untuk meninggalkan risty disana, tapi anggukan kepala kakek yang berusaha meyakinkannya membuatnya pergi.
"isy.. aku nggak akan pergi jauh dari sini, jadi kalau bajingan itu membuat masalah ingat isy kau janji akan menelponku kan.." suara herry begitu lembut mengingatkan risty, dan juga ada rasa kwatir disana.
"pulanglah herry.. kumohon..kamu nggak usah mengkwatirkan aku lagi.. disini ada kakak dan kakek yang akan menjagaku.. kamu juga belum terlalu sembuh herry.. pulanglah..dan jangan lupa minum obatmu.. " suara risty juga tak kalah lembut dengan herry membujuknya. Dan dengan berat hati akhirnya herry pulang.
Seharian itu herry uring-uringan, dikantor hampir semua salah dimatanya bahkan billy pun tak lolos dari kemarahannya.
"bos kalau isy tak bisa dihubungi, kenapa tidak meminta tolong dokter mira untuk menanyakan kabarnya?" usul billy saat mereka hanya berdua, dia lelah dengan tingkah herry hari itu. herry menatap billy sesaat dan akhirnya melakukan seperti yang diusulkan billy.
"isy.. ada telpon buatmu," dan dokter mira memberikan hpnya pada risty, risty agak sungkan berbicara bebas, tapi dengan senyum dokter mira menyuruh risty menjauh agar dia bisa berbicara dengan bebas.
"dimana hpmu kenapa tidak menghubungiku?" tanya herry terdengar agak frustasi.
"herry kumohon berhentilah menghubungiku.." kata risty memohon dia tak ingin bertengkar dengan herry.
"isy aku tak bisa berhenti memikirkanmu.."
"kumohon herry, seperti yang pernah kau katakan padaku, kau bisa berhenti menyukaiku sekarang karena aku tak bisa menyukaimu herry.. sadarlah herry banyak perempuan diluar sana yang lebih baik dariku dan sangat menyukaimu, balaslah perasaan mereka itu"
"jadi kau menyukai bajingan itu?! hubungan kalian sudah sejauh mana isy?" tanya herry mengabaikan permohonan risty.
"herry!! Itu urusanku.. tak ada hubungannya denganmu.." risty mulai kesal pada herry.
"baik kalau kamu nggak mau jawab isy, aku akan mendatangi bajingan itu dan bertanya langsung padanya" pernyataan herry itu membuat risty takut, herry orang yang nekad dia bisa saja melakukan hal itu, dan risty yang tahu seperti apa bram itu jadi tak tega sesuatu yang buruk menimpa herry.
"baik aku akan cerita, tapi kau janji herry, kau akan menjauh dari kehidupanku dan tak lagi menghubungiku"
"mulailah bercerita isy atau aku akan.."
"herry!! Kenapa sih kau begitu keras kepala..oke aku cerita," dan risty menarik nafasnya dalam-dalam.
"aku kenal bram karena dia partner kerja kak evan dan juga sahabat kak evan," risty memulai ceritanya dan herry dengan tenang mendengar ceritanya.
"dia seperti kak billy, sering datang kerumah mencari kak evan, dia juga baik seperti kak billy suka membawakan aku kue atau buah, karena kupikir dia seperti kak billy akupun berlaku baik padanya, dan ternyata itu membuatnya menyukaiku dan akhirnya dia melamarku. awalnya aku tak masalah kalau bram menyukaiku, tapi aku belum ingin menikah karena aku baru saja menyelesaikan spesialisku dan masih ingin berkarir, jadi aku memintanya untuk pacaran dulu, dia menolak dan ingin segera menikah, kita bertengkar tentang itu dan akhirnya kita sepakat bertunangan. Kupikir dia terima keputusan itu ternyata bukan itu yang diinginkannya dia ingin segera menikah karena ingin segera meniduriku dia hanya menginginkan tubuhku, berkali-kali dia coba merayuku tapi selalu kutolak, dan dia mulai aneh, dia mulai jadi posesif, sampai terakhir dia menjebakku disebuah restoran, pura-pura mengajakku makan diluar ternyata untuk mengurungku dan membawaku disebuah rumah yang sepi, tapi untunglah bos dari gerombolan yang disewa bram itu pernah kutolong saat dia sakit parah, dan dialah yang menolongku melarikan diri sampai akhirnya aku tiba dikota ini, dalam keadaan yang sehat dan selamat" cerita risty panjang lebar, sewaktu risty mulai cerita tentang keanehan bram dia mendengar herry marah tapi risty tetap melanjutkan ceritanya.
"jadi herry.. tolong menjauhlah dari kehidupanku, aku tak ingin berurusan dengan laki-laki seperti kalian yang egois dan hanya menginginkan tubuhku saja" kata risty lagi, dia menghapus airmatanya yang meleleh tanpa dia sadari, padahal dia telah bertekad untuk tidak menangis lagi. herry merasa bersalah teringat perlakuannya yang terakhir pada risty.
"maafkan aku isy.. waktu itu aku hanya terbawa emosi.. aku menyesal isy.." kata herry penuh penyesalan.
"sudahlah.. aku sudah memaafkanmu. Aku sekarang hanya ingin keluar dari masalah ini dan hidup baru dengan tenang, semoga kamu mengerti alasanku menolakmu herry" kata risty lagi, kesalahan herry waktu itu membuat risty punya alasan untuk menolaknya.
"......" herry tak bisa berkata-kata dia ingin membela diri, tapi dia sadar dia juga telah membuat risty takut. Dan dengan terpaksa saat risty memohon diri untuk memutuskan telpon herry dengan berat hati menyetujuinya.