"sudah ah geli.. malu juga kalau dilihat orang" risty berusaha menghentikan herry.
"kenapa malu? kamu sekarangkan nggak dalam tugas, nggak pakai baju doktermu jadi sekarang kamu itu calon istriku.."kata herry tersenyum bangga.
"iya tapi nggak segitunya kali.."
"aku itu bahagia sekali, soalnya isyku yang tadi pagi begitu murka sekarangan nggak lagi, dan mau menjadi istriku.."
"iya benar, aku lagi marah sama kamu, kok aku bisa lupa ya..pokoknya herry.. jangan sampai kejadian seperti ini terjadi lagi, aku nggak akan pernah memaafkanmu lagi!" kata risty menatap herry serius.
" ok aku berjanji.. jadi kapan kita akan menikah isy? Bagaimana kalau bulan depan?"
"ngaco!! ternyata kamu nggak beda sama si bram, hanya menginginkan tubuhku" kata risty sedikit kesal.
"kalau hanya menginginkan tubuh untuk kutiduri kenapa aku harus menikah denganmu, banyak perempuan diluar sama yang bersedia memberikan gratis padaku isy,"
"tapi mereka bukan aku.."
"iya mereka bukan kamu, itulah bedanya.., karena aku begitu mencintaimu isy, aku tak ingin berlama-lama lagi untuk bisa hidup bahagia bersama orang yang kucintai, bisa selalu melihatmu, menjagamu, memujamu dan masih banyak hal lain yang ingin aku lakukan denganmu secepatnya.." herry menatap risty dengan pemujaan.
"gombal..tapi aku ingin kasus kalian ini selesai dulu baru kita menikah, aku masih agak takut kalau orang itu masih berkeliaran" kata risty, herry menghembuskan nafas lega.
"kalau hanya itu, sekarangpun para detektif dan pengacaraku sedang mengurus semuanya, aku jamin si brengsek itu tidak akan lolos lagi.., jadi bagaimana bulan depan kita menikah isy?" herry tersenyum yakin pada risty.
Herry yang baru saja kembali dari kamar mandi, merasa ada suatu yang hilang, iya benar istrinya, dimana istrinya?..
Sejak sejam yang lalu herry menyadari kalau pesta pernikahan mereka ini adalah kesalahan, dia mulai frustasi, tapi dia tak bisa mengambil alih dan membubarkan pesta ini begitu saja karena dia yang telah menyetujuinya. dia yang terlalu menginginkan pesta pernikahannya dirayakan semewah dan semegah mungkin karena dia ingin semua orang mengetahui kalau risty sekarang telah menjadi istrinya. Awalnya dia bahagia dan bangga dengan rasa bahwa risty telah menjadi istrinya, tapi lama kelamaan dia mulai gelisah, gairah dan hasratnya mulai merasukinya, apalagi dengan risty yang mengenakan gaun pengantin yang begitu anggun tapi juga terlihat begitu seksi dimata herry sedang duduk disampingnya dan sesekali meliriknya dengan penuh cinta, toleransinya tak bisa dikompromi lagi, kenapa dia harus menyetujui mereka membuat acara pesta ini begitu panjang dan lama, dan untuk menghilangkan rasa frustasinya herry kekamar mandi ingin membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap dia bisa bertahan sebentar lagi, tapi saat dia kembali dia melihat risty tidak disana, kemana perginya?
"herry, kita akan mengakhiri pesta ini, kau harus menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka yang telah datang." kata billy berbisik pada herry.
"dimana istriku?" herry masih berusaha mencari risty.
"kita selesaikan ini dulu herry, kumohon.." kata billy, dan dengan yakin herry mengikuti permintaan billy, diapun memang sudah ingin mengakhiri pesta ini.
"jadi dimana istriku bill? Jangan bilang kalau dia sakit atau apa.." tanya herry mulai kwatir.
"oh itu her, tadi sewaktu kamu kekamar mandi, pembawa acara meminta ijin kerumah sakit katanya ada orang gila yang meledakkan dirinya disebuah restoran, sedangkan ibunya bekerja direstoran itu, mendengar alasan orang itu, kau tahukan istrimu itu dokter spesialis emergency, jadi dia juga langsung pergi ingin menolong korban bom bunuh diri itu"
"OH SHIIIIT ISY.. TAPI INIKAN HARI PERNIKAHAN KITA!!" herry marah dan semakin frustasi disaat itu juga sebuah pesan dari istrinya masuk ke hp herry.
[maafkan aku sayang, kau bisa lihat di berita ada kejadian bom meledak, dan kayaknya rumah sakit perlu banyak tenaga medis, aku akan membantu semoga bisa mengurangi korban jiwa, kuharap kau mengerti sayang] bunyi pesan risty. dan selesai membaca itu herry terduduk diam seperti orang bodoh.
"bill kupikir sepertinya cinta itu adalah kutukan buat keluargaku, dulu kupikir aku nggak mau hidup seperti ayahku yang menjadi bodoh karena cinta, tapi ternyata aku sekarang bahkan lebih bodoh, dimalam pertamaku gadis yang kucintai meninggalkanku dan aku yakin saat dia kembali nanti aku akan menyambut dia dengan penuh cinta, dan sepertinya hal seperti ini akan berlanjut terus sampai waktu yang tidak ditentukan.. AAAAAHHH ISY.. AKU AKAN MEMECATMU, KAMU NGGAK TAHU KALAU AKU INI BOSMU!!" geram herry begitu frustasi.
"sudahlah bos.. bukankah kau mulai menyukai isy setelah melihat dia menolong orang yang kecelakaan.. jadi itu adalah pesonanya" kata billy menghibur, tapi dia juga berusaha menyembunyikan senyumnya.
Selesai.
Epilog.
"van, bisa tahu nggak gimana caranya kalian menggunakan uang itu tanpa dicurigai oleh orang-orang?" tanya herry ketika dia sedang ngobrol dengan evan berdua.
"isy tak terlibat dengan uang itu her, jadi bukan cara kami tapi caraku, aku janji aku akan mengganti uangmu itu" kata evan
"nggak perlu van, pemilik uang itu juga sudah meninggal, lagipula semua itu salahku, aku yang ceroboh dan terbawa emosi makanya menyebabkan kecelakaan itu, waktu itu aku sedang marah pada ayahku karena begitu bodoh, saking cintanya dia pada mama, walaupun mama selingkuh dan meninggalkan hutang, dia tak marah sedikitpun dan terus saja memaafkan mama, hal itu membuatku marah, dan kecelakaan itu terjadi." cerita herry.
"maafkan aku" kata evan turut prihatin.
"ah sudahlah.. aku hanya penasaran aja bagaimana kau mengatur uang itu?"
"oh soal uang itu, aku mencuci uang itu dengan menukarnya dengan emas, jadi hampir dua tahun dengan sabar aku berkeliling membeli emas, aku membeli emas dimasing-masing toko dan pegaian, paling banyak sepuluh gram tiap transaksi dan akan kembali lagi ketoko yang sama setelah waktu yang lama. secara bergiliran berpindah temapt, jadi jika minggu ini ditoko sebelah utara, minggu depannya ditoko sebelah selatan dan seterusnya, sampai uang itu berubah jadi emas semuanya"
"bisa juga ya.. tak ku sangka evan muda bisa pinter dan sesabar itu"
"terima kasih her, tapi jujur aku tak merasa bangga dengan apa yang kulakukan itu her.. maafkan aku her.. aku juga berharap kau merahasiakan hal ini..soalnya.."
"oh bukan masalah van, bagaimanapun juga kalian telah menyelamatkan aku dan sekarang kalian adalah bagian dari hidupku.. aku juga berharap kalian bisa melupakan kejadian itu selamanya.." kata herry dan evan terdiam. herry tersenyum dan menarik nafas dalam, setelah tak ada reaksi lagi dari evan herry menyelonjorkan kakinya dan memejamkan matanya, perasaannya lega.
"ah disini rupanya kalian.." sebuah suara yang begitu lembut menyadarkan herry yang hampir tertidur. Dan sebuah kecupan didahinya.
"aku lagi ngobrol dengan evan, kebetulan dia datang jadi.." kata herry tersenyum pada risty.
"tapi pembicaraan kalian sudah selesaikan, kak boleh aku pinjam herry sebentar?" kata risty meminta ijin kakaknya.
"iya silahkan..kakak sebentar lagi baru masuk, masih belum ngantuk" kata evan, dan risty segera menarik herry menuju kamar mereka.
"dengar sayang.. aku nggak akan melayanimu kalau kamu nggak mematikan hpmu..aku nggak mau ada ganggu" kata herry dan segera tidur tengkurap diranjang mereka, risty yang melihat tingkah suaminya itu tersenyum licik.
" okay.. kalau kamu nggak mau.. tapi kamu yakin sayang.. beneran nih nggak mau..ehm?.." tanya risty dengan suara menggoda, herry mengerang walau tak ada yang sakit, dan risty tersenyum dia bisa merasakan tubuh herry telah mengeras dan dia memahami gairah yang ada pada suaminya. Malampun semakin panjang untuk mereka berdua.
Tamat.
Terima kasih telah membaca novelku ini, semoga menghibur.