Setelah mengantar kakek pergi herry berpikir keras bagaimana caranya agar dia bisa membuat kakek risty menarik kata-katanya dan membiarkannya mendekati cucunya yang cantik itu. sebenarnya ada sedikit penyesalan juga dihati herry, dia mulai tak merasa bangga dengan statusnya yang terkenal sebagai playboy. dahulu herry sama sekali tak peduli, tapi setelah kejadian kakek memintanya menjauhi risty dan menurut pemikiran herry itu pasti karena kakek telah mendengar gosip dan cerita buruk tentangnya, herry mulai tak menyukai gelarnya itu. dia bisa saja tak peduli, tapi bagaimanapun juga kakek risty orang yang sangat berarti buat risty dan itu mengganggunya. Sebelum kembali kekantornya, herry meminta sopirnya untuk mampir sebentar kerumah sakit tempat risty bekerja, tadi sewaktu dia berbicara dengan kakek, kakek mengatakan kalau risty sudah kembali bekerja dirumah sakit. Rasa rindunya membuatnya ingin melihat risty walaupun hanya dari jauh.
Didepan rumah sakit ketika herry baru turun dari mobilnya, dia bertemu dengan dokter maxi. Dokter maxi terlihat memberikan hormat pada herry.
"selamat siang pak herry.. cari dokter risty ya?" dokter maxi menyapa herry dengan senyum yang ramah, tapi dia hanya mendapat tatapan dingin dari herry.
"iya, tapi aku bisa mencarinya sendiri.." kata herry tenang. Dokter maxi menjadi salah tingkah mendengar jawaban herry.
"oh iya.. tapi tadi aku sempat lihat dokter risty sedang keluar dengan seorang pria.. dan sepertinya sedang menuju ke hotel yang didepan itu.." kata dokter maxi, dia sebenarnya tak ingin memanasi herry tapi aura wajah herry langsung berubah dingin karena marah.
"terima kasih dok untuk informasinya.." kata herry tetap tenang walaupun terlihat jelas kalau dia sedang marah. Dan dia langsung meninggalkan dokter maxi. Diruang IGD herry melihat kesibukan para perawat, dokter dan pasien mereka sedang mengobati dan diobati. herry kembali tersenyum, pacarku risty orang yang bertanggung jawab tak mungkin dia meninggalkan kesibukan ini untuk bertemu dengan seorang pria pikir herry, tapi beberapa orang perawat datang mendekat padanya.
"pak herry..cari dokter risty ya?" tanya perawat itu
"iya? Kalau dia lagi melayani pasien aku akan menunggu diluar, hanya beritahukan saja padanya kalau aku mencarinya.." kata herry tersenyum.
"itu pak.. dokter risty lagi ijin keluar, kayaknya ada urusan penting" DEG.. herry mengerutkan alisnya, apakah yang dikatakan dokter maxi itu benar? Pikirnya ragu.
"maaf, apa ada dari kalian tahu dia lagi ada urusan kemana?"
"itu pak herry.. kayaknya tadi dokter isy jalan sama seorang pria, mungkin mantan pacarnya atau apa pak her..eh.. maaf.." kata seorang perawat sedikit keceplosan dan hampir semua teman-temannya menatapnya dengan pandangan marah. Herry tersenyum kecut mendengar yang dikatakan perawat itu.
"oh ya sudah.. aku akan menelpon risty kalau begitu.." kata herry dan dia langsung beranjak pergi, dibelakangnya herry mendengar perawat yang tadi dimarahi oleh teman-temannya. sial!! Ternyata risty juga sama seperti mama dan perempuan-perempuan brengsek lainnya, yang akan menggigit setelah diberi hati, pikir herry marah, tapi herry bukan seperti ayahnya yang memdiamkan kelakuan buruk ibunya, dia harus mengkonfirmasi langsung apa yang terjadi dan akan dengan tegas menindaki penghianatan. Dan herry mulai menelpon risty. panggilan pertamanya dan keduanya diabaikan, panggilan ketiga ditolak, karena ditolak herry semakin marah dia tak berhenti menelpon. Walaupun dia tahu dan sadar kalau risty bukan pacarnya secara resmi tapi kemarahan dan sakit hatinya bercampur menjadi satu, dia tak ingin diabaikan. Dan dia terus menelpon seperti seorang pacar yang sedang marah sampai risty mengangkat panggilannya.
"HALO!" jawab risty marah, karena tak tahu kenapa herry hari ini bertingkah aneh dengan menelponnya terus menerus, padahal dia telah beberapa kali mengabaikan dan menolak panggilannya, biasanya herry kalau dia melakukan itu akan berhenti menelponnya, dan akan menelpon lagi setelah beberapa saat kemudian, itupun pasti akan dimulai dengan pesan bertanya apakah dia boleh menelpon, tapi hari ini sepertinya aneh. Risty benar-benar kesal, kakaknya juga yang tiba-tiba datang memarahi dia setelah mendengar berita tentang hubungannya dengan herry langsung memarahinya tak bertanya terlebih dahulu, kekesalannya tanpa bisa dibendung tertumpah pada herry yang menelponnya terus menerus.
"kamu dimana?!" tanya herry juga tak kalah marah.
"ITU BUKAN URUSANMU!!" bentak risty.
"ITU URUSANKU, Karena Sekarang Semua Orang Tahu Kalau Kamu Pacarku, Jadi Kalau Kamu Berniat Balik Dengan Pacar Lamamu, Katakan Padaku, Jangan Mempermalukan Aku!!" kata herry cepat.
"siapa yang mau balik dengan pacar lama, jangan asal bicara.."
"dimana kamu?! Jawab isy!!" tanya herry tegas, tapi risty sepertinya tak ingin menjawab.
"kau pikir kalau kamu diam aku tak bisa menemukanmu?!" tanya herry lagi, tapi risty telah mematikan hpnya. Herry benar-banar marah pada risty yang mematikan hpnya. Setengah berlari dia ke hotel dekat rumah sakit itu, teringat yang dikatakan dokter maxi tadi. Dia langsung mencari pimpinan hotel itu, dengan nama besar dan kemampuan negosiasinya herry berhasil mendapatkan akses cctv hotel itu. masih dengan marah herry mencari keberadaan risty. Ternyata benar, risty tadi datang bersama seorang laki-laki masuk ke sebuah kamar, dan sekarang telah keluar dan hendak makan di restoran. Wajah herry memerah marah. Dengan cepat dia bergegas menuju restoran tempat risty dan laki-laki itu sedang makan.
Risty yang telah punya kebiasaan selalu awas walaupun sedang makan, melihat herry didepan restoran itu, perasaan risty berkata kalau herry akan datang mengacau ditempatnya. Risty langsung pamit pada kakaknya untuk menemui herry secara tersembunyi karena tak ingin herry dan kakaknya bertemu.
"Apa Yang Kau Lakukan Disini?!"geram risty dan menarik herry menjauh dari restoran tempat kakaknya sedang makan. Dengan wajah dingin karena marah herry mengikuti risty.
"sekali lagi herry aku bertanya, apa yang kau lakukan disini?" tanya risty menatap herry, dia telah berhenti menarik herry setelah dirasa cukup jauh dan tidak terlihat lagi dari restoran itu. herry memandangi risty, dia yang tadi begitu marah tapi setelah melihat risty sedang marah juga, tanpa dia sadari kemarahannya telah hilang.
"aku hanya merindukanmu.." kata herry santai.
"jangan bercanda herry.. aku sedang tidak ingin meladeni gombalmu itu" kata risty tegas.
"jadi itu pacarmu yang sangat kamu takuti? Aku ingin berkenalan dengannya" kata herry dan dia hendak meninggalkan risty, tapi risty segera menahannya. Risty sedikit takut apa yang akan terjadi jika herry bertemu kakaknya.
"Jangan Konyol Herry, Kamu Bukan Siapa-Siapanya Aku.. Ku Harap Kamu Jangan Seenaknya Bertingkah" kata risty tegas, dia menatap herry marah, ditatap risty seperti itu bukannya membuat herry takut tapi herry yang mulai marah dengan berani memegang dagu risty dan menciumnya. Risty kaget dan mendorong herry menjauh darinya, setelah terlepas dari risty herry bejalan mendahului risty menuju kerestoran, risty mengejarnya tapi langkah kaki herry yang panjang tak bisa terkejar oleh risty. Tak berapa jauh dari tempat kakak risty sedang makan langkah herry terhenti, dan risty yang sedang mengejarnya menabrak tubuh bagian belakang herry dan hampir terjatuh. Herry terpana menatap pemandangan didepannya sedangkan risty tersenyum, merasa selamat.