Chereads / BOS.. MAAFKAN KAMI / Chapter 12 - Cerita 12

Chapter 12 - Cerita 12

Pagi itu, hari masih pagi-pagi sekali ketika herry dan billy telah berada di rumah sakit sambil membawa bungkusan untuk sarapan.

"halo sayang.. kamu sudah sembuh?.." sapa herry pada risty yang kebetulan juga sudah bangun dan baru saja menutup telpon.

"kenapa kamu kesini?" tanya risty, dia cemberut pada herry tapi tersenyum pada billy.

"menjenguk pacarku" kata herry tenang, kemudian dia menyuruh billy untuk mencari dokter mira untuk menanyakan bagaimana keadaan risty.

"nggak usah di tanya kak bil, aku sudah sembuh.." kata risty, tapi melihat tatapan herry, billy langsung pergi dan hanya tersenyum pada risty.

"yakin kamu sudah sembuh?..kalau begitu ayo aku antar pulang.." tanya herry lembut dan menatap risty.

"nggak perlu aku bisa pulang sendiri, aku nggak mau pulang sama kamu lagi" kata risty ketus.

"makanya kalau kamu punya sakit atau alergi kasih tau aku, supaya kejadian seperti itu tidak akan terjadi lagi.." kata herry masih dengan gaya yang sama.

"gila ya kok aku yang salah, bukannya kamu yang kurang ajar" risty jadi kesal dengan jawaban herry.

"emang aku kurang ajar apa? Kupikir apa yang aku lakukan itu adalah hal yang wajar sebagai seorang pacar.."

"Kau Hampir Membunuhku Dan Kau Bilang Itu Wajar?" risty jadi melotot, benar-benar kesal pada herry

"makanya ku bilang tadi, jadi kalau kamu punya sakit atau elergi jangan lupa kasih tahu aku" kata herry dan dia sekarang sedang tersenyum.

"iya.. supaya kamu tahu ya.. aku itu alergi sama kamu!! Jadi lebih baik kamu menjauh dan jangan dekat-dekat aku" dan herry tertawa mendengar jawaban risty itu.

"kalau nggak salah ada teori terapi untuk yang alergi akut itu.. katanya bisa sembuh dengan memakan terus apa yang membuatmu alergi.. jangan berhenti..jadi kamu harus.."

"gila ya itu namanya cari mati.." potong risty. Tapi tawa herry semakin menjadi.

"iya maafkan aku.." kata herry disela tawanya, sedangkan risty masih cemberut tapi matanya menunjukkan kalau dia juga merasa lucu. Dan bersamaan itu dokter mira telah datang bersama billy.

"jadi apa yang telah dia lakukan padamu semalam sampai elergimu kambuh isy?" tanya dokter mira saat dia masuk kedalam ruangan risty. Risty jadi bingung bercampur malu dengan pertanyaan dokter mira itu, dia tak tahu harus menjawab apa, sedangkan herry tersenyum lebar menatap risty, kemudian..

"apaan sih mir mau tahu aja.. itu rahasia kami.." herry berjalan ke arah risty dan membelakanginya, melindungi risty dari tatapan mira yang ingin tahu.

"jadi gimana kesehatannya mir? Apa dia sudah boleh pulang?" tanya herry mengalihkan pembicaraan, mira menatap kesal pada sepupunya karna sekali lagi dia tak bisa mengetahui penyebab alergi risty kambuh.

Dirumah risty mereka diterima oleh kakek risty ketika herry dan billy mengantarnya pulang ke rumah, kakek begitu senang ketika ketika mengetahui siapa yang mengantarkan cucunya, kehadiran billy seperti mengobati rasa rindunya pada cucu tertuanya evan, tapi wajah kakek sedikit berubah ketika dia tahu teman billy itu adalah anak yang mengalami kecelakaan disungai waktu itu, walaupun kakek tersenyum tapi sepertinya ada sesuatu yang dia sembunyikan.

"nak herry, boleh kakek minta nomor telponmu?" kata kakek ketika beliau mengantarkan herry dan billy didepan rumah saat mereka hendak pergi.

"boleh sekali kek.. kalau kakek memerlukan bantuanku silahkan menelponku" dan herry menyebutkan nomor hpnya dengan senang hati. Dalam hati herry sedikit bersorak gembira dia tersenyum bahagia karena merasa kakek menyukainya.

Tapi sayang apa yang herry harapkan ternyata tak sepertinya bayangannya, keesokan harinya kakek menelponnya minta untuk bertemu dengan herry, kakek juga meminta herry agar merahasiakan pertemuan mereka dari billy dan juga risty. Herry sedikit merasakan keanehan ketika kakek memintanya merahasiakan pertemuan mereka, tapi rasa optimisnya terlalu besar, sehingga tak terlintas sedikitpun kalau ada masalah.

"mari kek silahkan duduk" herry mempersilahkan kakek duduk saat dia baru tiba, herry  walaupun sangat sibuk tapi dia berusaha meluangkan waktu untuk memenuhi permintaan kakek risty dan  telah mengatur pertemuan di sebuah restoran.

"kakek mau makan apa? Kita makan dulu ya kek.." kata herry ramah.

"nggak usah repot-repot nak.."

"nggak ada yang repot kek, saya sangat senang bisa melayani kakek.." kata herry dengan senyum lebarnya.

"tapi ini mungkin mengganggu kesibukanmu.."

"nggak apa-apa kek.. aku jugakan perlu makan kek.. kita makan dulu, apapun yang ingin kakek bicarakan kita bicarakan selesai makan ya.." kata herry, kakek berpikir sejenak dan akhirnya menyetujui, iya benar lebih baik hal ini dibicarakan setelah perut kenyang, pikir kakek. sambil makan herry sempat bertanya-tanya pada kakek tentang keluarga kakek, anak-anaknya termasuk juga tentang orang tua risty dan kakaknya risty, awalnya kakek agak ragu menjawab, tapi kehebatan herry dalam bernegosiasi dan mengatur cerita sehingga tanpa sadar kakek sendiri yang menceritakan semua yang ingin diketahui oleh herry. Tapi kemudian akhirnya kakek sadar dengan tujuannya datang menemui herry.

"jadi begini nak herry.. tujuan kakek menemuimu sebenarnya ada hubungannya dengan risty" kata kakek serius setelah mereka selesai makan.

"iya kek silahkan, nggak usah sungkan kalau ada yang ingin kakek katakan.." kata herry, dan herry melihat raut wajah kakek sedikit berubah terlihat agak takut. Kemudian kakek mengeluarkan map yang tadi sedang dibawanya.

" ini nak herry.." kata kakek menyerahkan map itu pada herry, herry melihat isi map itu, sejenak kedua alisnya sedikit mengerut.

"ada apa dengan sertifikat ini? Kenapa.. kakek memerlukan uang?" tanya herry sedikit bingung.

"itu nak herry, tanah itu memang tidak terlalu besar, tapi ditanah itu kakek telah menanam beberapa pohon jati yang sekarang telah tumbuh besar, beberapa tahun lagi pohon jati itu sudah bisa dipanen, selain itu juga kekak telah menanam buah-buah yang kalau dijual bisa menghasilkan uang yang banyak" kata kakek menjelaskan, herry masih diam mendengarkan penjelasan kakek.

"tanah ini akan kakek berikan pada nak herry.." kata kakek dan beliau dengan herry saling menatap dengan pikiran masing-masing, herry sedikit berbunga-bunga, apakah maksud kakek ini untuk melamarnya? Herry jadi penasaran.

"kenapa kakek ingin memberikan aku tanah kek? Kakek ingin menjualnya?"

"bukan begitu nak herry," kakek menatap herry sekali lagi, dia agak bimbang.

"jadi begini nak herry, kakek ingin memberikan tanah ini pada nak herry tapi kakek sangat mengharapkan bantuan nak herry.."

"bantuan apa yang kakek perlukan, katakanlah.." kata herry tersenyum menenangkan kakek. Mereka sekali lagi diam saling menilai.

"jadi begini nak herry.. kakek sangat mengharapkan kalau nak herry dapat menjauh dari cucu kakek risty..kakek tak ingin kalau risty sampai jatuh cinta pada nak herry " DEG.. wajah herry berubah jadi kurang suka.

"ada apa kek? Kenapa kakek tak menyukaiku? Apa ada yang salah kek?" tanya herry

"tak ada yang salah nak herry, tapi kakek hanya tak ingin cucu kakek bergaul dengan nak herry.."

"apa kakek mendengar gosip buruk tentang aku?"

"tak ada gosip, tak ada cerita buruk, kakek hanya mohon sama nak herry untuk menjauh dari cucu kakek, tanah ini akan jadi bayaran untuk nak herry agar menjauh dari cucu kakek" kata kakek risty dengan tegas. Herry hanya tersenyum kecut, dia sedikit kesal, tapi dia juga merasa lucu, mungkin seperti inilah rasanya seperti difilm-film, ibu mertua yang memberikan uang untuk menjauh dari anaknya.