Chereads / BOS.. MAAFKAN KAMI / Chapter 11 - Cerita 11

Chapter 11 - Cerita 11

Sate ayam di kedai itu memang kesukaan herry, walaupun kedai itu dipinggir jalan tapi tak membuat herry jijik ataupun malu membeli sate ditempat itu, daging ayamnya yang empuk, juga pedasnya yang pas, membuat herry selalu ketagihan dengan sate dari kedai itu.

"pak sate 50 tusuk, pedasnya seperti biasa ya.." kata herry pada penjual sate langganannya itu.

"tumben dek sendirian.. makan disini kan dek?.."

"nggak pak, di bungkus ya.. makan dimobil aja, aku lagi mengantar pacarku pulang dan dia sudah ketiduran di mobil" kata herry menjelaskan dan bapak itu hanya tersenyum sambil manggut-manggut. bapak penjual sate itu biasanya tahu kalau herry bersama temannya billy datang makan sate ditempat itu pasti sambil ngobrol dan minum bir dikedainya, dia juga bertanya karna tak melihat billy yang selalu bersama herry.

Dimobil herry makan setenya sendirian, karena pak sopir juga menolak katanya masih kenyang. Dan 50 tusuk sudah lebih dari cukup untuk menenangkan perut herry yang kelaparan. Dia masih mengunyah sate kesukaannya itu ketika dia melihat tas tangan risty hampir jatuh, rupanya risty telah tidur beneran. Dengan sigap dia manangkap tas itu dan meletakkan di samping risty. Dia tersenyum melihat risty yang tertidur pulas. Dan dengan perlahan dia pindah duduk lebih mendekat disamping risty, menyandarkan kepala risty ke bahunya. Jantung herry berdebar kencang ketika risty bergerak untuk mencari posisi yang nyaman dibahunya, bibir risty yang agak terbuka saat tidur membuat herry ingin sekali menciumnya, herry berusaha keras menahan keinginannya itu tapi suara nafas risty yang teratur ditelingahnya membuatnya tak bisa menahan keinginannya untuk mencium risty. Dan dia mencium risty walaupun wanita itu sedang tidur pulas. dia mencium sekilas, tapi risty yang sepertinya sedang bermimpi menyebut namanya dengan lembut, mendengar namanya disebut keinginannya untuk lebih tak bisa ditahan lagi herry mencium risty dengan ciuman yang dalam, dan ternyata ciuman itupun bersambut oleh risty yang sedang bermimpi. Tapi tak lama kemudian risty terbangun kaget dan dia megap-megap susah bernafas.

"a a apa yang kau lakukan.." tanya risty dalam keadaan seperti tercekik,  herry jadi kaget dan ketakutan,

" isy.. kamu kenapa? isy..isy..isy.. iiiiiissssyy" tanya herry dalam ketakutannya.

"to long.. ru mah sa..kit.." kata risty susah bernafas tak lama kemudian dia syok dan pingsan. pak sopir langsung melarikan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit. Herry diliputi ketakutan yang luar biasa, kengeriannnya membayangkan akan kehilangan risty tak bisa membuatnya berpikir rasional lagi, herry mulai menangis.

"pak her.. tenang pak.." kata pak sopir setengah berteriak pada herry, tapi herry tak bisa melakukan apa-apa lagi, dia seperti orang bodoh, yang terduduk menangis meratapi risty.

Dengan kecepatan yang luar biasa, akhirnya mereka tiba di rumah sakit, dokter dan perawat langsung menangani dan ngurus risty dengan segera. sedangkan herry dia masih seperti orang bodoh menangis dengan sedihnya tanpa melakukan apa-apa, kaki dan tangannya gemetar ketakutan. pak sopir langsung menelpon billy, dan tak lama kemudian billy dan dokter mira tiba dirumah sakit hampir bersamaan. herry yang masih menangis ketakutan itu dituntun billy masuk kedalam ruangan dokter mira, tak enak dilihat orang-orang. Tapi herry tak peduli dan dia baru mulai tenang ketika mira mengatakan padanya kalau masa kritis risty telah lewat.

"apa yang terjadi pada kalian herry ceritakan padaku.." tanya mira saat dia kembali ketempat herry setelah memastikan risty baik-baik saja.

"aku nggak tau mira..aku benar-benar takut.." cerita herry dia masih terlihat takut.

"dia tiba-tiba seperti orang yang kesurupan mir.., seperti sedang dicekik kemudian dia mulai sesak nafas, dan akhirnya dia pingsan mir.. aku sungguh tak tahu apa yang sedang terjadi.."

"cerita yang benar herry!!.." dokter mira jadi kesal mendengar cerita herry, tapi herry hanya memandangnya dengan pandangan yang bingung.

"apa yang terjadi pada risty.. itu gejala orang alergi akut, bukan kesurupan.. pasti ada sesuatu yang kau perbuat.., aku yakin risty pasti tahu kalau dia alergi cabe, jadi dia nggak mungkin makan cabe secara sengaja, pasti ada sesuatu yang kamu perbuat?!"

"isy alergi cabe?!"  tanya herry bingung.

"iya.. dia alergi cabe, jadi katakan yang jujur apa yang telah kau perbuat.. aku curiga kamu kasi dia makan yang dia nggak tau kalau ada cabe didalamnya.. iyakan?" mendengar itu herry merasa sedikit lucu, dan dia tersenyum mengingat semua kebodohannya.

"HERRY INI NGGAAK LUCU.." bentak dokter mira.

"kau tahu.. beruntung aja tadi itu kalian cepat tiba dirumah sakit, kalau nggak risty bisa mati dijalan TAU.." mira benar-benar kesal pada herry.

"iya aku tahu aku salah mir.."suara herry penuh penyesalan.

"jadi ceritakan padaku, apa yang terjadi herry?" suara dokter mira juga mulai melembut.

"kayaknya itu akan jadi rahasia kami mir.. tapi aku janji mira.. risty nggak akan pernah menyentuh cabe lagi." Herry memandang mira dengan yakin.

"herry?!.. ah sudah lah..." dokter mira akhirnya menyerah.

"tapi ingat janjimu itu her, kejadian ini peringatan buatmu.. aku nggak mau dengar kalau ada kejadian seperti ini lagi" kata mira tegas dan herry mengiyakan dengan mengangukkan kepalanya.

"ya sudah, sekarang lebih baik kamu pulang dan istirahat her"

"aku ingin menjaganya mir.."

"nggak usah, banyak perawat yang akan menjaganya"

"aku yang membuatnya menjadi seperti itu mir, jadi aku harus bertanggung jawab" kata herry sedikit ngotot, dia masih kwatir dan takut sesuatu terjadi lagi pada risty.

"kamu pikir aku akan mengijinkanmu?.. kamu itu laki-laki herry dan bukan keluarganya.. sekarang risty lagi tidur, buat apa kamu menjaganya, lebih baik kau pulang sana.. dengarkan apa yang aku katakan herry.." kata dokter mira kembali kesal.

"tapi mir.. bagaimana kalau isy bangun tengah malam dan membutuhkan orang untuk membantunya..aku tak ingin dia kesakitan dan tak ada orang disekitarnya" suara herry memohon. mira jadi terharu memandang herry, sepupunya ini belum pernah bertingkah seperti ini, beberapa saat yang lalu mira juga melihat herry menangis seperti seorang yang kehilangan orang yang paling dia sayang dan sekarang dia sedang memohon, bukan herry yang biasa.

"kamu nggak usah kwatir her, dirumah sakit ini risty punya banyak teman perawat dan dokter yang akan menjaganya"

"tapi aku nggak mau kalau dokter maxi yang menjaganya.. aku sama sekali nggak mengijinkan itu.. orang itu harus menjauh dari risty atau aku akan mengusir dia dari sini" herry jadi ingat dengan dokter maxi.

"apa-apaan sih kamu cemburu ya? Okay aku sendiri yang akan menjaga isy untukmu, puas?!.." kata mira meyakinkan.

"pulanglah herry kamu perlu istirahat.. aku jamin besok risty pasti sudah sembuh.."

"tapi mira.. aku.."

"pulanglah herry.. lihat keadaanmu, tadi itu kau habis menangis tersedu-sedu, jadi pasti bajumu basah dengan keringat dan airmata, kamu bisa sakit herry, pulanglah.. istirahatlah.."

"mir.."

" herry.. menurutlah.."

"baiklah.. tapi ijinkan aku melihatnya sebelum pulang mir.."

"ok.. tapi jangan lama-lama.." kata mira. Saat melihat herry pergi dokter mira tersenyum dan menarik nafas dalam, semoga kali ini herry benar-benar serius..