Chereads / BOS.. MAAFKAN KAMI / Chapter 6 - Cerita 6

Chapter 6 - Cerita 6

Risty sebenarnya tak menyukai acara kencan buta, bertemu dan berkenalan dengan orang yang belum pernah dia lihat sebelumnya sebenarnya itu agak menakutkan buat risty, apalagi setelah apa yang dia alami dengan rekan kerja kakaknya yang menyebabkan dia harus pergi jauh dari tempat tinggalnya, membuat risty agak ragu. Tapi karena itu permintaan dari dokter mira, dokter yang sangat risty kagumi karena kebaikan hatinya, juga karena rasa hormat dan segannya pada dokter seniornya itu yang adalah atasannya membuat risty sulit menolak permintaan dokter mira itu.

"kamu nggak usah kwatir isy, karna ini pertemuan kalian yang pertama aku akan menemanimu, tapi untuk selanjutnya itu terserah kalian.." kata dokter mira tersenyum meyakinkan risty. Dokter mira sengaja duduk dekat risty saat mereka sedang makan siang dan membahas hal itu.

"tapi dok, gimana kalau.." risty berusaha mengutarakan keraguannya tapi dipotong oleh dokter mira.

"soal suka atau tidak pada orang ini, sepenuhnya itu adalah keputusan isy, aku tak akan mempengaruhimu atau memaksamu, semua terserah isy, tugasku hanya untuk memperkenalkan kalian"

"oh ya, dan satu lagi.. kalau seandainya isy tidak suka dengan orang ini, aku yang akan menjamin dia tak akan mengganggu risty, apalagi kalau dia sampai kurang ajar, aku yang paling depan akan melawan dia.." kata dokter mira meyakinkan risty. Dokter risty tersenyum mendengar yang dikatakan dokter mira apalagi melihat tekadnya, akhirnya

"iya dok, baiklah aku akan pergi.." kata dokter risty tersenyum malu-malu, mendengar itu dokter mira langsung memeluknya.

Risty tiba duluan direstoran tempat yang direncanakan mereka untuk bertemu. Dia datang lebih cepat bukan karena terlalu bersemangat, tapi karena pengalaman buruk yang pernah dia alami membuatnya lebih waspada dan tak mudah mempercayai orang yang baru dikenalnya. tujuannya datang lebih awal untuk memastikan keadaan sekitar restoran itu, pintu-pintu dan jalan-jalan direstoran itu dia perhatikan sebagai persiapan apabila diperlukan untuk melarikan diri. Selesai memastikan semua yang harus dia perhatikan maka dengan manis dokter risty duduk menunggu dokter mira dan calon teman kencannya. Tak lama kemudian dokter mira tiba direstoran itu bersama seseorang, risty yang sengaja duduk ditempat yang bisa langsung melihat tamu datang, segera sadar siapa yang bersama dokter mira, Sosok itu.. DEG.. jantung risty berdetak lebih kencang, untuk sesaat dia panik, "kenapa orang ini?!, kenapa dia?!.. ini tidak boleh terjadi aku tak boleh dekat dengan orang ini.." pikir risty takut, tapi saat dokter mira dan orang itu semakin dekat ketempatnya, risty tak bisa pungkiri kalau dia terpesona pada laki-laki yang bersama dokter mira itu. sosoknya jangkung, ramping, atletis dan kepercayaan dirinya yang tinggi seakan memancar dari dirinya, jantung risty berdebar sangat kencang selain disebabkan oleh rasa takut, dia juga merasa bahagia bercampur dengan gugup karena akan bertemu langsung dengan orang yang sangat dia kagumi dan selalu dia rindukan. risty berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, sebagai dokter spesialis Emergency Medik dengan cepat risty dapat menguasai rasa paniknya itu.

"halo risty selamat malam.." sapa dokter mira.

"selamat malam juga dok.. silahkan duduk.." kata risty tenang, dia telah bisa meredam rasa paniknya, dan dengan gerakan yang gemulai mempersilahkan dokter mira dan temannya duduk. dokter mira duduk disamping risty sedang teman dokter mira duduk didepan risty. Laki-laki itu tersenyum manis pada risty berusaha menebarkan pesonanya. Tapi Risty berusaha untuk tidak bertatapan dengan temannya dokter mira itu.

"kalau kita lagi diluar rumah sakit jangan panggil aku dokter dong, panggil aku mira" kata dokter mira sambil tersenyum

"tapi dok.."

"jangan pakai tapi, isy.. panggil aja mira..atau kalau kamu agak sungkan, panggil kak mira, gimana?"

"baiklah kak mira.." risty tersenyum canggung.

"oh ya isy.. ini kenalkan sepupuku.., mungkin kamu sudah pernah dengar tentang dia, dia juga salah satu pemilik rumah sakit kita" mira memperkenalkan herry yang sejak telah tersenyum dan memandangi risty dengan terpesona. Sejak mereka tiba dan melihat risty hati kecil herry bersorak gembira, "itu dia orangnya, dia wanita paling cantik dan seksi yang pernah ku lihat." Dan saat duduk didepan risty, herry mengamati wajah risty, matanya yang bulat indah lengkap dengan bulu mata yang lentik, bercahaya dan terlihat cerdas, hidungnya mancung,  dan yang luar biasa bibirnya, berwarna merah muda tanpa polesan, agak tebal dan sangat seksi.. naluri laki-lakinya bereaksi pada gadis itu, dan tak bisa disembunyikan itu terlihat jelas dimata herry, dia terlalu terpukau dan terpesona.

"herry.. hei herry.. berkenalan dulu.." mira sedikit kesal melihat tingkah herry yang terlalu memperlihatkan keterpesonaannya, kalau tidak segera disadarkan kemungkinan besar air liurnya pasti akan menetes.

"eh sorry.. soalnya kamu terlalu cantik.." katanya tersenyum ramah. Suara herry yang berat itu sebenarnya membuat risty terpesona, tapi dengan berusaha keras risty membuang jauh-jauh rasa terpesonanya.

"namaku herry.. herry harmanto..aku sepupunya mira, ibuku dan ayahnya mira kakak beradik" herry memperkenalkan dirinya dan menjelaskan hubungannya dengan dokter mira. herry mengulurkan tangannya, tapi risty agak ragu untuk menyambut uluran tangan herry itu, dia memandangi herry dengan wajah datar, dan berusaha terlihat dingin.

"risty.." risty menjabat tangan herry juga, tapi cepat-cepat ditarik tangannya. Herry jadi kaku saat tangan risty menyentuh tangannya, ingin rasanya dia menggenggam tangan itu lebih lama tapi dia takut itu akan menakuti risty dan  dia menyadari tatapan tajam mira yang seakan berkata jangan kurang ajar herry, jadi dengan enggan herry melepaskan tangan risty dari genggamannya.

"senang berkenalan denganmu.." katanya lagi masih tersenyum herry memandangi tangan risty yang terlihat begitu indah dimatanya.

"kak mira maaf ya, sepertinya aku tak bisa menemani kalian lebih lama.." kata risty agak canggung. Dia tak ingin berlama-lama ditempat itu.

"kenapa? Ada masalah sy?" tanya mira.

"iya dok eh kak, tadi kakekku agak kurang sehat, aku kwatir meninggalkannya sendirian dirumah" ide itu datang dengan cepat, tapi dalam hati risty merasa bersalah karena harus berbohong.

"gimana kalau kita makan dulu, baru kemudian kamu pergi"

"nggak usah kak.. aku pamit ya, maaf tak bisa lama-lama.." pamit risty

"gimana kalau aku yang mengantarmu pulang.." tawar herry dia berusaha terdengar bersahabat.

"oh nggak usah aku sudah memesan taksi online.. maaf ya.." kata risty lagi,

"ya sudah.. pergi lah.." kata dokter mira tersenyum mengiyakan kepergian risty. Dengan setengah berlari risty meninggalkan mereka.

"sampaikan salam buat kakekmu.." kata dokter mira setengah berteriak karena risty telah pergi jauh. Disampingnya herry terlihat kecewa.

"dia sepertinya takut padaku mir.. kenapa ya perempuan itu selalu tak bisa ditebak? Kau tahu mir direkaman yang diberikan billy dia terlihat tersenyum padaku"

"kamu nggak dengar apa yang katakan isy tadi.. kakeknya sedang sakit jadi dia harus pulang.."

"tapi mir.."

"tapi kenapa? Jangan bilang herry yang super percaya diri sekarang jadi naif?" dokter mira tersenyum karna candaannya, sedangkan Herry tersenyum kecut, hati kecilnya mengatakan kalau risty takut padanya, tapi keterpesonaannya pada perempuan itu  membuatnya tak ingin mundur, dia optimis dan menghapus pikiran buruknya.