pagi itu di ruang IGD rumah sakit sedikit sunyi, hanya seorang remaja yang datang dengan keluhan sakit perut, demam dan muntah-muntah, setelah dilakukan pemeriksaan ternyata usus buntu. Setelah diberikan obat anti nyeri juga obat anti muntah anak itu akhirnya bisa tidur dengan tenang.
"dok.. dokter isy.." panggil salah satu perawat pada dokter risty yang baru saja selesai rapat dengan dokter bedah dan dokter anestesi untuk menentukan waktu akan mengoperasi remaja itu.
"iya.. kenapa.. Ada pasien?" risty bersama perawat itu berjalan keruang IGD.
"bukan dok.. itu dok.. ada kiriman buat dokter?"
"kiriman? Kiriman apa?" tanya risty bingung.
"kiriman bunga mawar yang indah buat dokter.." kata perawat itu.
"kiriman bunga ? Yakin kiriman itu buat saya?"
"iya dok.. pacar dokter romantis banget.." perawat itu tersenyum menggoda pada risty.
"kok pacar.. aku belum punya pacar.. apaan sih.." jawab risty agak malu, mereka yang telah tiba diruang IGD berjalan menuju tempat kiriman itu.
"kalau nggak percaya lihat aja dok.." perawat itu menunjukkan paket bunga itu.
"ada kartunya dok.., kita penasaran siapa sih pacarnya dokter isy.. romantis banget," perawat yang lainnya juga mulai mengoda risty.
"apaan sih.." jawab risty dengan malu-malu. Dia mengambil kartu yang terletak di tengah paket bunga mawar putih itu.
Dear risty..
Senang berkenalan denganmu,
boleh kah aku mengajakmu makan malam?
Aku ingin mengenalmu lebih jauh.
Nanti malam aku jemput ya..
Salam
Herry Hermanto.
DEG..Risty memandang sedih kartu yang dibacanya itu hatinya teriris sakit, "ya Tuhan.. kenapa Kau mengabulkan doaku untuk bertemu dengannya.. dan kenapa juga dia ingin mengenalku padahal begitu banyak manusia di dunia ini, begitu banyak perempuan yang jauh lebih cantik dariku, kenapa?.. pikir risty sedih airmatanya hampir menetes tapi ditahannya. Walaupun sebenarnya jauh dalam hati kecil risty ada sedikit bahagia, tapi logikanya menuntut dia untuk menjauh dan melupakan orang itu.
"ada yang ingin bunga mawar ini?.. ambillah buat kalian.." kata risty berusaha tersenyum.
"tapi itu buat dokter.."
"ambillah, atau bagikan kesiapa yang suka.. aku nggak suka bunga mawar.." kata risty dan dia berjalan menjauh.
"bil jangan lupa bunga mawar yang indah buat dokter risty.." kata herry mengingatkan billy.
"her.. sudahlah.. ini sudah minggu kedua kamu mengirimkan paket bunga buat dokter itu tapi sampai sekarang tak ada tanggapan sama sekali, itu berarti dia menolakmu her, berhentilah mengejarnya?" sebenarnya billy mulai kasihan pada bosnya, stiap pagi, stiap hari dia mengirimkan paket bunga mawar yang indah dengan pesan ajakan makan malam, tapi tak sekalipun ditanggapi oleh dokter risty.
"nggak apa-apa bil.. dia menerima pesanku saja aku sudah benar-benar senang.." kata herry dengan tenang dan tak peduli.
"her, dari pada stiap hari keadaannya cuma kayak gini, bagaimana kalau hari ini kau temui dia, ajak dia makan malam secara langsung.."
"gimana kalau dia takut dan nggak mau menemui aku.." jawab herry penuh pertimbangan.
"setidaknya dicoba dulu her..itu bentuk dari perjuangan untuk mendapatkan cinta.."
"kenapa kau berpikir kalau aku mencintainya bil.."
"herry nggak ada laki-laki yang ditolak dua minggu berturut-turut tapi masih konsisten melakukan pendekatan sepertimu, kalau bukan karena cinta.."
"aku hanya penasaran dan mungkin karena sifatku yang keras kepala jadi aku tak ingin menyerah"
"oke terserah.. mau itu cinta atau bukan terserah.. yang pokok sebantar malam temui dia secara langsung dan ajak dia makan malam, kalau dia tidak mau atau melarikan diri lagi, kumohon her.. kamu harus memikirkan tentang perasaanmu lagi dan juga berhenti mengirimi dia bunga.." kata billy tegas, dia kesal pada bosnya.
"aku mau.. tapi.. temani aku bil.." jawaban herry masih tetap tenang tak terpengaruh dengan kekesalan billy.
"what?!.. bos umurmu berapa minta ditemani.. eh maksudku bukannya bos perlu privasi buat makan berdua.."
"jujur aku masih ragu bil dia akan setuju, jadi kalau seandainya dia tidak setuju aku masih punya kamu buat temani aku makan malam." Kata herry tersenyum dengan tenang pada asisten sekaligus sahabatnya itu.
Herry dan billy menunggu didepan rumah sakit dengan sabar, menunggu dokter risty selesai bekerja, dan setelah menuggu hampir satu jam akhirnya dokter risty selesai juga bekerja. Dia berjalan keluar dari dalam ruang gawat darurat dengan terlihat lelah.
"selamat malam dok.. capek ya.." sapa herry dengan senyum manisnya. Risty agak kaget, sebenarnya risty telah melihat ada orang yang berjalan mendekat tapi tak memperhatikan kalau itu herry.
"bagaimana kalau ku antar pulang, tapi sebelumnya kita makan dulu ya.." tanya herry masih dengan senyum mempesonanya memandangi risty, sesaat dia diam menunggu jawaban risty. tapi risty berusaha tak melihat kearah herry, dia hanya melihat sebentar ke herry dan mulai menyibukkan dirinya dengan mengutak atik hpnya.
"terima kasih untuk tawarannya.. tapi maaf aku nggak bisa.." jawab risty, dia sebenarnya agak malas menjawab, dia tak ingin berurusan dengan herry karna itu terlalu berbahaya buatnya dia selalu terpesona pada herry.
"ini udah malam..apa salahnya menerima tawaranku dok.. lagi pula aku bukan orang jahat kok.."
"kalau bukan orang jahat jangan memaksa dong.."
"aku nggak memaksa hanya menawarkan diri.. tapi kalau nggak bersedia maafkan saya.." herry seperti sadar dia pasti akan ditolak, dengan tersenyum kecut dia memandang kearah billy yang telah bergabung dengan mereka.
"maaf ya.. permisi aku pergi.." kata risty dan berjalan pergi dengan cueknya meninggalkan herry dan billy yang telah berdiri didekat herry.
"kau lihat bil, sepertinya dia takut padaku.. anehkan padahal divideo yang kau rekam dia tersenyum.." herry terdengar sedikit kecewa.
"ya mungkin setelah bertemu langsung denganmu dia jadi tidak menyukaimu"
"aku kurang yakin kalau dia tak menyukaiku bil, soalnya dia tak berani memandang mataku"
"her sudahlah, kalau dia nggak mau menemuimu berarti dia tak menyukaimu, itu saja cukup"
"bil dia kembali.." herry hampir bersorak gembira ketika melihat risty berjalan ke arah mereka, risty berhenti sebentar seperti ragu tapi hanya sebentar dan kembali berjalan menemui herry dan billy. Herry ingin bergerak menyambut risty tapi ditahan oleh billy.
"jangan membuatnya takut, biar dia yang datang.." kata billy setengah berbisik, dan herry mendengarkan, tapi herry tetap tak bisa menahan senyum lebar diwajahnya. Risty berjalan mendekat dengan ragu memandangi billy dan herry.
" kak billy kan? Iya benar kak billy.." kata risty dia memandangi billy dan tersenyum.
"aku?! dokter mengenaliku?" kata billy bingung dan merasa bersalah karena sekarang bukan hanya risty yang memandangnya dengan senyum, herry juga telah memandanginya dengan penasaran.
"iya benar kak billy.. kak billy lupa sama aku? Aku isy kak..isy.. adiknya kak evan teman kakak.." kata risty menjelaskan.
"isy adiknya evan.. si gadis kecil tomboy yang selalu mengikuti kemanapun kakaknya pergi.." kata billy ragu.
"ih kak billy siapa yang tomboy.." kata risty sedikit protes.
"kamu benar isy adik evan sahabatku.."
"iya kak aku isy.. yang selalu senang stiap kali kak billy datang karena pasti dibawaain kue-kue yang enak.." kata risty bahagia karena sepertinya billy mulai mengingatnya, billy juga ikut tersenyum bahagia karena bertemu dengan adik teman lamanya.
"kamu berubah sih.. dulu itu kamu agak tomboy, rambutmu dipotong kayak anak laki-laki dan selalu mengikuti kemanapun kakakmu pergi, tapi sekarang jadi cantik, kulitmu juga dulu hitam sekarang udah jadi putih" kata billy sedikit bercanda.
"ah kak billy..kan aku sekarang kerja didalam ruangan makanya jadi putih, terima kasih kak atas pujiannya.." risty tersenyum malu, diikuti dengan tawa billy, tapi kemudian billy menyadari tatapan tajam bosnya.
"isy mau pulang kan? Gimana kalau kakak antar bersama bos kakak.." kata billy merasa bersalah pada bosnya.
"tapi kita makan dulu ya.. kamu belum makan malam juga kan.." kata billy lagi sebelum dijawab oleh risty. Akhirnya dengan pertimbangan risty menyetujui.