Chereads / BOS.. MAAFKAN KAMI / Chapter 2 - Cerita 2

Chapter 2 - Cerita 2

"kak lihat.. sopirnya sepertinya masih hidup kak.." teriak risty lagi, dia berusaha membuka pintu disamping sopir, risty terpana memandang wajah sopir itu, dia terpesona.

"dia tadi terdengar seperti mengaduh kesakitan kak.. tapi sekarang kayaknya dia pingsan.." dia memandangi kakaknya yang mengambil alih darinya untuk membuka pintu disamping sopir itu.

"iya benar dia masih hidup..kita harus mencari pertolongan.." kata evan setelah memeriksa korban dengan menyingkirkan airbag yang menutupi sopir itu.

"kak, sopirnya masih sangat muda dan ganteng, sepertinya hampir seumuran kakak.." kata risty, evan yang sedang mencari hp jadi sedikit teralihkan perhatiannya dan melihat kearah sopir itu. jadi ini sebabnya mengapa mereka mengalami kecelakaan, pasti anak ini mengendarai mobil dengan ugal-ugalan dasar orang kaya, pikir evan. Dan dia kembali mencari hp.

"diantara mereka pasti punya hp.." kata evan sedikit bergunggam. Dan saat mencari hp itu dia kembali melihat kantong plastik hitam seperti yang tadi didekat tempat duduk penumpang.

"sy disana sepertinya ada kantong plastik seperti yang tadi.." kata evan pada risty

"iya kak..uang mereka banyak ya kak..sepertinya mereka orang kaya kak.." kata risty. Dia masih memandangi wajah cowok itu.

"kak dikantong celana cowok ini, itu bentuknya seperti hp kak.." tunjuk risty pada kakaknya. Dan benar dugaan risty itu sebuah hp, evan segera mengambil hp itu. dia menelpon unit gawat darurat meminta ambulance, dan dia meletakkan hp itu ditangan anak cowok yang jadi sopir itu.

"isy ayo kita harus segera meninggalkan tempat ini.." katanya mengajak adiknya untuk bergegas.

"kenapa kak? Kenapa kita tidak menunggu petugas medis saja kak.." tanya risty penasaran.

"nggak.. kakak ngak mau kita terlibat apalagi jadi saksi dengan kecelakaan ini, pasti sangat ribet..apalagi kalau urusannya dengan polisi" kata evan dan menarik adiknya pergi. Dia juga berusaha menghapus jejak keberadaan mereka ditempat itu. dan risty walaupun agak ragu tapi dia tak ingin membantah kakaknya. Merekapun cepat-cepat meninggalkan tempat itu. dan sebelum pergi evan mengambil kantong plastik yang penuh uang yang mereka temukan yang terlempar keluar dari mobil itu.

"kak kenapa kakak mengambil kantong uang itu?" tanya risty penasaran pada kakaknya.

"kak.. kita bukan pencuri kan.." katanya risty lagi.

"bukan kita bukan pencuri..uang ini sebagai bayaran buat kita karena kita telah menolong anak itu," kata evan, dia masih menarik adiknya meninggalkan tempat itu.

lagi pula kakak perlu uang ini untuk biaya kuliah kakak" kata evan, risty terlihat masih ragu.

"isy..walaupun yang kita lakukan hanya menelpon ambulance, tapi kita sudah menolong menyelamatkan nyawa anak cowok itu, kakak yakin cowok itu anak orang kaya, dan buat orang kaya nyawa lebih penting dari uang, lagi pula uang yang kita ambil ini.. uang yang terlempar keluar dari mobil kan..anggap saja kita menemukan uang dijalan" risty mengganguk-anggukkan kepala tanda mengerti dengan perkataan kakaknya.

"dan dengan uang ini juga sy.. kita tak akan berpisah.. kakak nggak mau kalau kita harus hidup terpisah walaupun itu karena kakak kuliah, tapi dengan uang ini kita bisa kembali tinggal dirumah kita yang dulu tanpa kwatir kehabisan uang.." kata evan dengan mantap, dan risty dengan lugu mempercayai perkataan kakaknya. Setelah agak jauh dari tempat itu suara ambulance terdengar dari kejauhan. Risty dan evan mempercepat langkah mereka pulang kerumah.

"sy, hal ini jangan pernah ceritakan pada siapapun ya.. termasuk kakek.." wajah evan serius memperingati adiknya sebelum mereka tiba dirumah.

"siap bos..tapi kak cowok itu pasti selamatkan" risty masih kwatir pada cowok itu. dia berhenti dan melihat lagi kebelakang ketempat kecelakaan itu.

"iya dia pasti selamat" evan juga berhenti melihat adiknya kemudian menarik adiknya pergi.

"uang ini akan kakak simpan dulu, nanti kita gunakan saat kakak kuliah." Kata evan dijalan.

"ehm.." jawab risty disertai anggukan kepala dengan pasti.

Malam itu seperti biasa risty dan kakaknya makan malam dengan kakek mereka.

"van tadi kamu jadi kesungai ambil kangkung?" tanya kakek membuka pembicaraan mereka.

"nggak jadi kek, soalnya isy tadi memaksa minta ikut, jadinya kita hanya pergi cari buah mangga di kebunnya kakek omar.." kata evan berbohong, kebohongan ini sudah dia pikirkan sejak dijalan sewaktu mereka pulang tadi, risty memandang kakaknya, tapi evan tenang.

" syukurlah, tadi kakek sempat kwatir, soalnya katanya didekat sungai tadi sore terjadi kecelakaan, sebuah mobil keluar dari jalan tol, dan jatuh menabrak batu disungai,"

"trus kek, gimana kabar para penumpangnya kek.." tanya risty penasaran.

"satu orang meninggal dan yang satunya masih sempat diselamatkan,  yang meninggal itu terlempar keluar dari mobil, ternyata orang itu tidak menggunakan sabuk pengaman, kepala orang itu.."

"sudah ah kek nggak usah diceritakan, kita lagi makan kenapa membahas orang kecelakaan, jadi pingin muntah nih.." potong evan, dia tak ingin membahas cerita kecelakaan itu takut adiknya akan keceplosan menceritakan semuanya pada kakek mereka.

"oh iya maafkan kakek.." kata kakek merasa bersalah, risty tak lagi bertanya setidaknya dia tau bagaimana keadaan cowok itu, ternyata cowok itu selamat dan itu membuat risty merasa lega.

"kek, aku jadi kuliah dikota tempat tinggal kita dulu.." kata evan memulai cerita baru. Kakek berhenti makan sebentar dan memandangi cucunya.

"bagaimana dengan biayanya van?" tanya kakek pelan.

"aku dapat beasiswa kek, untuk makan dan biaya lainnya pakai sisa uang asuransi ayah dan kemungkinan aku akan bekerja kek, untuk rumah kita akan tinggal di rumah kita yang dikota itu." kata evan menjelaskan.

"kenapa kita van.. apa maksudnya.."

"iya kek, isy akan ikut aku kekota kek.."

"kenapa adikmu ikut, isy bisa tinggal dengan kakek disini.."

"isy ikut kakak kek.." kata risty menyela perkataan kakeknya, suaranya merengek.

"tapi kalau isy ikut nanti hanya akan merepotkan kakakmu" kakek coba menbujuk risty.

"isy nggak akan merepotkan kek, kan dirumah kakak perlu orang buat masak, cuci baju, bersih-bersih rumah, nah itu nantinya akan menjadi tanggung jawab isy kek.. isy nggak merepotkan kakakkan?.." kata risty memandangi kakaknya meminta dukungan.

" iya kek, benar yang dikatakan isy kek, setidaknya dia bisa buat disuruh-suruh kek.." kata evan bercanda.

"tuh kan kek, kakak juga setuju.."

"terserah kalianlah, tapi kalau terjadi sesuatu telpon kakek ya.."

"beres kek.. sekarang aku hanya harus lulus dulu dengan nilai yang terbaik.. bantu doakan evan ya kek.." kata evan penuh tekad.

"iya kalian pasti selalu kakek doakan..ayo sekarang makan dulu" kata kakek dan tersenyum pada kedua cucunya. Merekapun melanjutkan makan malamnya.

Hari-hari setelah kejadian itu sempat membuat evan gugup, kwatir dan sering bangun tengah malam, tapi lama-kelamaan hidupnya kembali normal dan dia berhasil menyelesaikan studinya sesuai dengan yang diimpikannya, dia lulus dengan nilai terbaik, risty juga disekolahnya bahkan menjadi lulusan terbaik sekabupaten tempat sekolahnya. Dua anak itu akhirnya diantar kakek mereka kembali kekota tempat tinggal mereka dulu.