Saat memimpin rapat sore itu herry terlihat kurang fokus, semua peserta rapat juga dapat merasakan kalau herry sedang terburu-buru, dia terlihat agak gelisah dan kurang suka kalau ada yang bertanya. akhirnya rapat itu selesai Herry dengan langkah yang panjang dan buru-buru keluar dari ruangan rapat dan memaksa billy untuk mengikutinya kerumah sakit. Billy yang walaupun kesal tapi dia kasihan dengan bosnya, jadi walaupun masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan dikantor terpaksa billy menemani bosnya kerumah sakit hanya untuk mengurusi masalah pribadi bosnya.
Dijalan herry langsung menelpon dokter mira sepupunya.
"mira aku nggak lagi bercanda dan nggak suka dikerjain," kata herry kesal, saat sepupunya mengangkat telpon.
"tadi siang sesuai pembicaraan kita, aku sendiri yang datang mengantarkan nasi kotak untuk semua pegawaimu dirumah sakit, tapi ternyata.. aku tidak bertemu dengan dokter cantik itu, dan kamu juga nggak tau berada dimana?"
"maaf her.. tadi itu ada pasien yang harus dioperasi mendadak, kau taukan bagaimana kehidupan rumah sakit, banyak kejutan-kejutan yang terjadi dan kami harus siap setiap saat" mira merasa bersalah dan membela dirinya.
"sekarang ini aku sedang diperjalanan menuju rumah sakitmu.." kata herry serius.
"kenapa?.. waah sepertinya kamu punya banyak waktu luang ya bro"
"itu sangat lucu mira.. kau tahu bagaimana sibuknya aku. tapi karena aku serius ingin berkenalan dengan doktermu itu makanya meluangkan waktu ku yang sangat berharga itu" potong herry.
"jadi ceritanya sepupuku yang dicintai semua orang ini mulai kena batunya ya.."
"kena batu gimana.. aku hanya sedang ingin berbagi kebaikan dan cinta pada seorang dokter yang cantik.."
"oh gitu ya.." mira tertawa
"hmm.. jadi karena aku ingin berbagi kebaikan dan cinta itu makanya aku harus lebih mengenal dokter cantik itu.." herry ikut tertawa dengan candaannya.
"her gimana kalau kamu menambahkan satu lagi kebaikanmu, belikan aku donat dan kopi.. dijalan menuju kesini ada toko donat yang enak, bolehkan her.." kata mira sedikit memohon, dan Herry langsung menyuruh billy untuk mampir ditoko donat dipinggir jalan seperti yang dikatakan mira.
sementara itu Risty yang sedang libur piket, menikmati hari liburnya dengan jalan-jalan dan berbelanja, kesenangan perempuan pada umumnya. Dan setelah lelah berbelanja risty datang ketoko donat yang dikatakan dokter mira itu untuk bersantai sambil menikmati segelas coklat hangat dan kue donat kegemarannya. risty duduk sendirian didepan jendela kaca toko kue itu menikmati pemandangan jalan raya yang sibuk. Toko donat itu temasuk ramai dikunjungi, tapi walaupun begitu hampir semua pembelinya hanya datang mampir berbelanja sebentar dan kemudian langsung pergi, tidak banyak yang menghabiskan waktu untuk duduk bersantai ditoko itu.
Ketenangan risty tiba-tiba terusik, mata bulatnya yang indah itu mengedip berkali-kali seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, sosok yang selalu datang dimimpinya dan selalu dirindukannya, sekarang sedang berdiri di tepi jalan tidak jauh darinya, Sosok itu telah berubah menjadi seorang laki-laki dewasa dan sekarang sedang berdiri bersandar di mobil sambil menelpon seseorang tepat didepan risty, dia sedang asik menelpon dan tidak memperhatikan sekitarnya dia begitu serius dengan penelponnya. Risty tersenyum lebar takjub memandangi sosok itu, matanya berbinar bahagia, bertahun-tahun dia berharap bisa melihat lagi orang itu, dan hari ini orang itu tak terduga muncul begitu saja didepan risty. "ah..sekarang dia telah menjadi laki-laki yang gagah dan sangat tampan, syukurlah dia terlihat sehat dan bahagia.." kata risty pada dirinya sendiri, dia memandangi laki-laki itu terpesona, dan sambil menopang dagunya dia tersenyum memandangi sosok laki-laki itu yang tanpa disadari oleh orangnya. tapi tak lama kemudian risty seperti tersadar, dia seperti takut ketahuan oleh orang itu, dia bergegas dan langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan susu coklat dan kue donatnya yang belum habis dimakannya. dari kejauhan risty menengok lagi kebelakang berharap semoga bisa melihat laki-laki itu lagi.
Ketika herry dan billy tiba diparkiran rumah sakit, herry yang sejak tadi menelpon mira mengakhiri panggilan telponnya.
"ada apa bill?, tadi kamu sepertinya ingin mengatakan sesuatu.. kenapa dikantor ada masalah?" tanya herry sambil menyimpan hpnya kembali.
"bukan soal kantor her, hanya ada sesuatu yang ingin aku katakan. Lagi pula bukannya kita datang kerumah rumah sakit ini untuk bertemu dokter mira, kenapa kalian masih ngobrol ditelpon.." kata billy melirik bosnya sedikit bosan.
"iya benar juga ya bill.." herry sadar dan menertawakan dirinya
"seru aja ceritanya, makanya kita ngobrol terus. Jadi tadi itu kamu mau protes?" lanjut herry masih tertawa.
"nggak.. aku hanya mau kasih lihat ini sama kamu.." billy mengambil hp miliknya dan memutarkan sesuatu kemudian menunjukkannya pada herry. Herry yang tak tahu apa yang mau ditunjukkan billy itu dengan malas menerima hp billy sambil turun dari mobil. DEG.. herry terpana dengan rekaman di hp billy itu, dia berhenti dan terdiam sesaat hanya memandangi layar hp billy, berkali-kali herry memutar rekaman itu seakan tak percaya. Billy tersenyum melihat tingkah bosnya.
"sudah bos lihatnya, aku memerlukan hpku kembali" goda billy dia membuka kedua tangannya meminta hpnya kembali sambil tersenyum.
"kirim ke aku bill videonya.. kenapa tadi kamu nggak kasih tau aku.." kata herry memandang billy serius.
"bukannya sejak tadi aku berusaha memberi tahu bos.. bos aja yang tak peduli!" kata billy. setelah dia selesai mengirimkan video rekaman itu kepada bosnya, dia sadar bosnya tak mungkin membantunya membawakan donat atau kopi yang dibelinya tadi, terpaksa walaupun penuh tangannya dia harus membawa semuanya itu. dia melirik maklum pada bosnya yang masih sibuk menonton rekaman video itu, entah sudah berapa puluh kali rekaman itu diputar lagi dan lagi dengan ekspresi wajah tetap sama terpesona dan senyum bahagia terlihat disana.
"ayo jalan bos.." kata billy sambil mendorong bosnya jalan menuju ruangan dokter mira.
"kau lihat bill.. dia juga terpesona padaku.. tapi ini benarkan bil.. dia sedang melihat kearahku dan tersenyum..bukan rekaman rekayasamu untuk menghiburku kan.." kata herry berbunga-bunga tapi masih tak percaya.
"itu rekaman langsung bos, mana mungkin rekayasa.. aku juga merekam itu karena merasa aneh dengan cara dia memandangi bos.."
"bill aku bahagia sekali.. mungkin inilah rasanya sedang berbunga-bunga, jantungku juga berdetak kencang.."
"iya.. tapi bos sebaiknya gombal itu diucapkan didepan dokter itu langsung.." billy menggelengkan kepalanya dan tersenyum, geli dengan tingkah bosnya, bosnya itu biasanya selalu sombong dan arogan kalau berurusan dengan perempuan tapi sepertinya kali ini dia kena batunya, semoga ini benar jodohnya, doa billy.
"iya bil, aku ingin secepatnya bertemu dengan dokter itu" kata herry matanya masih berbinar penuh semangat dan billy hanya tersenyum, sewaktu di toko donat itu tanpa sengaja billy melihat dokter yang sedang mereka cari-cari itu sedang terpesona pada bosnya, tadinya billy tak percaya dan tak ingin merekam, selain itu juga dia takut bosnya akan meremehkan perempuan yang terpesona padanya, tapi kenyataannya tak sama dengan yang dipikirkan billy, bosnya terlihat terpesona dan penuh semangat saat melihat rekaman itu.