Chi menaruh minuman di meja, menyiapkan tamu yang terlihat asing hari sekali ini. Kriya dengan berpakaian formal lengkap dengan jas dan dasi. Wajahnya terlihat ramah dan juga profesional. Dia mengulurkan tangannya, berjabat tangan kepada orang tua Chi secara bergantian.
"Silakan, silahkan duduk pak.." Chi desa melihat senyuman lama di bibir ayahnya, senyuman yang selalu dipamerkan di hadapan umum sehingga orang selalu berfikir kalau besok profesor adalah orang yang ramah, rendah hati dan baik.
Begitupun istrinya, mereka pasangan yang sempurna yang tidak punya cacat di depan kamera, di depan anak didik mereka, dimata rekan-rekan sejawatnya.
"Silakan pak, maaf karena hanya bisa menyuguhkan minuman ini." Wajah ibunya tak kalah manis, mengalahkan manisnya gelas teh yang barusan ia ulurkan, tapi yang membuat minuman itu tentu saja putrinya Chi.