Menjadi pengagum yang kau anggap sampah tidak masalah bagiku. Aku mencintaimu bukan karena kamu orang kaya. Tapi aku memang benar-benar mencintaimu.
Aluna Ayu
Hari itu awal pertemuan Aluna dengan seseorang bernama Kynan Dega Jovian. Kakak dari Kendra sahabatnya. Kendra berasal dari keluarga kaya dan beruntungnya dia, Kendra tidak pernah menganggap kekayaan sebagai ukuran dalam pertemanan. Hari itu Kendra ingin mengenalkan Aluna kepada kakaknya. Lebih tepatnya saudara kembarnya. Dia menghubungi kakaknya, meminta untuk menjemputnya ditempat Aluna bekerja paruh waktu. Karena memang untuk memenuhi kebutuhannya di kota ini, Aluna membutuhkan pekerjaan. Kendra mengambil ponselnya dari dalam tas dan mulai menekan layar benda pipih itu lalu meletakkan di telinganya sampai orang yang dia hubungi mengangkat panggilannya.
"Kak! Jemput aku! Aku ada di Meteor Cafe." ucap Kendra memberi perintah kepada kakaknya. Kendra berniat menjodohkan Aluna dengan kakaknya, tapi entahlah apakah mungkin seorang yang tidak memiliki apa-apa seperti Aluna ini akan diterima?. "Beres. Kamu kerja dulu aja. Nanti aku panggil jika kakakku sudah tiba."
"Uhm Oke." jawabnya sedikit ragu. "Jangan memaksanya. Aku sudah cukup senang menjadi pengagum rahasianya."
"Jangan khawatir. Akan ku buat dia tergila-gila padamu." Kendra mengerlingkan matanya jenaka membuat Aluna tersenyum geli. Sahabatnya ini memang selalu mengangap enteng semua masalah.
Aluna mulai sibuk bekerja, dia bekerja sebagai pelayan bagian depan di cafe ini, tepatnya sebagai kasir. Pemiliknya adalah teman kuliahnya juga, Toni. Toni membuka usaha ini karena pria berwajah blesteran itu menyukai bidang kuliner. Awalnya Aluna tidak tau jika sahabatnya itu membuka cafe, disaat Aluna sibuk membuat lamaran pekerjaan Toni tidak sengaja melihatnya dan langsung menawari Aluna pekerjaan itu.
Toni, pria itu sebenarnya telah jatuh hati kepada Aluna sejak awal pertemuan mereka saat ospek. Dimatanya Aluna gadis yang lembut dan pekerja keras. Aluna juga gadis yang periang sehingga tidak sedikit yang menginginkan menjadi temannya.
Aluna adalah gadis yang berasal dari desa Magelang, Jawa Tengah. Orang tuanya hanyalah seorang petani yang memiliki beberapa petak sawah. Keinginannya menempuh sekolah di Jakarta mendapat tentangan dari ayahnya. Keluarga Aluna masih sangat kolot dalam pergaulan. Mereka tidak ingin Aluna terjerumus dalam pergaulan ibu kota.